Setelah mandi, Pradita pun kembali ke bus. Ia merasa tidak enak pada teman-temannya jika ia memisahkan diri dengan Bara menggunakan mobil pribadi. Lagi pula, kabar tentang ia dan Bara yang nyambung kembali telah tersebar ke seluruh bus anak kelas dua belas.
Para guru pun mulai heboh dan menanyakan hal tersebut pada Pradita. Tak lain dan tak bukan, guru yang nomor satu bertanya padanya adalah Ibu Yuniar. Guru Farmakognosinya itu memang yang paling bersemangat mengenai hubungan Pradita dan Bara.
Maklum, saat Bara masih menjadi murid di sekolah Farmasi, ia adalah anak kesayangannya para guru, tidak terkecuali. Bara adalah anak yang tampan, baik hati, dan juga pintar. Nilai-nilai mata pelajarannya bagus selalu, kecuali saat mereka baru putus.
Sekarang ini, Pradita pun harus berjuang supaya nilai-nilai ujian sekolah dan ujian negaranya hasilnya bagus. Ia harus membuat ayahnya bangga karena hanya ayahnyalah satu-satunya orang tua yang ingin ia buat bangga dan bahagia.