Hari itu, Bara baru saja pulang makan siang dari restoran. Ia masuk ke dalam kamar hotelnya dan merasa bingung karena tidak ada yang bisa ia lakukan selain menonton TV.
Hati dan pikirannya sedang kacau karena sebentar lagi, ia akan bertemu dengan Pradita. Ia takut jika Pradita akan marah dan memusuhinya. Padahal sebenarnya, Bara tidak merasa bersalah.
Apa yang ia lakukan pada Pradita semata-mata hanya untuk membuatnya merasa lebih nyaman. Ia memberikan fasilitas yang jauh lebih baik untuk Pradita supaya gadis itu bisa tidur dengan kasur yang lebih besar dan tidak perlu berebut kamar mandi.
Namun, apa yang ada dalam pikiran Pradita justru sangat buruk. Gadis itu malah berniat untuk mengembalikan uang kamar hotel itu pada Bara. Sungguh konyol sekali.
Untuk mengatasi kebosanannya, Bara memutuskan untuk berjalan-jalan. Ia menekan tombol lift dan kemudian menekan R untuk menuju ke rooftop. Saat pintu lift terbuka, ia segera disambut oleh teriknya sinar matahari.