Alisha menyeringai lagi. "Jadi, si Arini itu sebenernya galak ya. Gua pikir dia tipe cewek yang kalem dan penyabar gitu."
"Mungkin dia udah abis kesabaran sama gua, Al," ucap Danu dengan wajah yang lebih sedih lagi.
"Sabar ya, Nu. Lu gak minta balikan lagi sama dia gitu?"
"Gua udah mohon-mohon jangan putus. Terus dia bilang ngasih waktu ke gua buat mikir. Kan, dia bilang gitu, guanya jadi makin galau. Kalau emangnya iya dia mau putus ya udah, kalau gak kan gua lebih tenang. Digantung gini, guanya jadi stress."
Alisha mengangguk. "Ya udah, lu omongin lagi aja ke dia."
"Ah, percuma, Al. Dianya lagi kesel banget sama gua. Gua bakalan antepin dia dulu selama beberapa hari ini, itu juga kalo gua tahan gak ngomong sama dia."
Danu menelan bubur kacau hijaunya dengan susah payah. Hatinya sedih tiada terkira. Andai langit menurunkan hujan, ia mungkin akan berguling-guling di tanah sambil menangis dan menjerit-jerit.