Pradita menatap Bara yang sedang menyugar rambutnya. Ia jadi merasa kasihan pada Bara. Sama halnya seperti Pradita yang disuruh oleh orang tuanya untuk bersekolah di sekolah kejuruan supaya ia bisa segera bekerja.
Andai setelah lulus ia bisa langsung dapat pekerjaan, Pradita akan mengumpulkan uangnya untuk bisa membayar kuliahnya sendiri.
"Ya, yang penting masa depan kamu terarah. Kan lumayan tuh, belum apa-apa kamu udah punya kursi di perusahaan om kamu. Nyari kerja kan gak gampang, Bar."
Bara mengedikkan bahunya. "Bukan itu yang jadi cita-cita aku."
"Emangnya kamu pengen jadi apa?" tanya Pradita.
Bara menoleh padanya sambil tersenyum. "Kamu adalah orang pertama yang nanya hal itu sama aku. Selama ini gak ada yang peduli sama aku. Jadi, aku tuh sebenernya pengen jadi model aja. Uang aku dari hasil pemotretan itu lumayan. Asalkan aku bisa jaga badan aku tetep bagus, terus aku foto-foto doang, gak terlalu capek sih. Terus, tau-tau aku dapet duit di rekening. Kan enak."