Pradita menatap gurunya tak percaya. Ia pasti sudah dicap sebagai manusia yang paling bersalah atas semua kejadian ini.
"Saya juga gak mau, Bu. Kenapa sih Ibu gak percaya sama saya? Saya dari tadi udah ngomong yang jujur sama Ibu. Apalagi kejadian yang barusan. Saya gak nyakitin dia apa-apa sama sekali. Dianya yang jatohin diri sendiri."
Pradita berkata sambil tersedu-sedu, tapi ia masih melihat keraguan di wajah para guru-gurunya. Ah, percuma saja berkata jujur, buktinya tidak ada satu pun juga yang percaya padanya. Hal ini membuat Pradita sangat sakit hati.
Ya, anggap saja perkataannya itu tidak masuk akal. Tidak ada yang percaya jika Arini melukai dirinya sendiri. Hal itu karena Arini adalah anak yang cantik, manis, dan imut-imut. Tidak mungkin gadis itu melakukan hal yang aneh.
