Ihsan menyetujui permohonan dari kekasih hatinya,pemuda itu sangat kagum dengan sikap dan prilaku Aira.Usianya lebih muda dari dirinya,tetapi mampu bersikap dewasa dan bijaksana.Keduanya masuk keruangan keluarga untuk bersiap siap melaksanakan
sholat maghrib bersama papa dan mama yang sudah menunggu mereka.
Malam harinya dikediaman dokter Arya, setelah makan bersama mereka berbincang bincang akrab diruang keluarga.Bi Minah datang mengantarkan cemilan ringan dan empat cangkir teh hangat untuk mereka.
Lalu bi Minah meletakkannya diatas meja
dengan sopan.
Ruangan keluarga yang dirancang khusus dengan konsep desain ruangan terbuka itu menggunakan aplikasi cat berwarna putih, dan dikombinasikan dengan warna hitam. Sehingga menampilkan desain interior yang mewah dan elegan,serta menciptakan kesan santai,casual,bebas,menyenangkan dan penuh keterbukaan.Putih merupakan warna netral yang menyimbolkan tentang kesederhanaan,kemurnian, tidak bersalah dan kesempurnaan.
Pintu Ruangan keluarga yang sangat luas ini mirip sekali dengan pintu masuk sebuah mall,didesain khusus otomatis yang dapat terbuka dan tertutup sendiri.Berbatasan langsung dengan area kolam renang khusus pribadi,yang diperuntukkan hanya anggota keluarga saja.
Area luar rumah yang sangat luas memberi efek menyegarkan,angin yang semilir dan bintang bertaburan dilangit,terlihat jelas oleh para penghuni rumah yang berada di dalam ruangan keluarga itu.
Rumahku adalah syurgaku,merupakan sebuah ungkapan yang sangat tepat untuk menggambarkan rumah ini.Bukan hanya mewah dari segi materi,tetapi kekuatan moral yang melekat kuat pada penghuni didalammya,menambah nilai plus pada
rumah megah ini.
Rumah dokter Arya yang terkenal itu menggambarkan sebuah syurga di dunia yang hadir dalam sebuah rumah mewah dan nyaman.Kekayaan yang dimiliki berbanding lurus dengan kekayaan hati pada diri seorang dokter yang sangat dermawan dan murah hati itu.
Aira sudah tidak terlihat kaku lagi,gadis itu dapat menyesuaikan dirinya dengan cepat.Sesekali Aira menimpali ucapan
papa dan mama yang menggodanya. Sehingga tanpa disadari,pasangan dokter itu mulai menyayangi gadis yang menjadi tambatan hati putra bungsunya.
Kehadiran Aira menambah kehangatan bagi keluarga dokter Arya dan dokter Marliana.Rumah besar dan megah yang tadinya agak sepi,semenjak kedua putri kembar mereka memilih ikut dengan suami masing masing,memberi warna baru dalam kehidupan keluarga itu.
"Jadi Aira sudah siap nih,menikah dengan putra mama?"Dokter Marliana kembali mengulangi pertanyaannya.
Aira menjawab dengan jujur."InsyaAllah tante,Aira siap."Lho koq tante sih?jangan panggil tante sayang,Aira harus panggil mama."protes mama kepada gadis calon menantunya.Aira menjadi salah tingkah dan tersipu malu,Ihsan dan papanya saling melempar senyum,melihat interaksi kedua wanita yang berada dihadapan mereka. "Iii..iya ma..." suara Aira terbata.
"Jadi kapan papa dan mama boleh datang ke rumah untuk melamar Aira..?" Dokter Arya menimpali tidak mau kalah dengan istrinya. Aira dan Ihsan saling pandang, mereka masih bingung,belum mempunyai jawaban atas pertanyaan papa Ihsan.
Kemudian keempat orang itu berdiskusi, dan membicarakan segala sesuatu yang berkenaan dengan rencana pernikahan kedua sejoli itu.Dokter Arya dan mama berpendapat bahwa lebih cepat mereka menikah,maka akan lebih baik bagi dua insan yang saling jatuh cinta itu.
Malam mulai gelap,waktu sudah hampir jam sepuluh malam.Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat,Ihsan berpamitan untuk mengantarkan Aira pulang.
Mama nampak keberatan,dan memeluk gadis itu dengan erat seolah mereka tidak akan bertemu lagi.Papa memeluk pundak mama dan mengatakan kalau Aira akan datang lagi kerumah ini dan sebentar lagi akan menjadi menantu mereka.Mama melepaskan Aira dari pelukannya.
Setelah mencium tangan mama dengan sopan,dan mohon diri pada papa,Ihsan dan Aira segera meninggalkan ruangan itu dan berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan oleh Pak Sukirman sopir keluarga.
Mobil mewah itu meluncur,menuju rumah kepala desa yang berjarak hanya dua kilo meter saja dari rumah Ihsan.Mobil BMW warna putih itu menyusuri jalanan yang sepi yang masih dikelilingi sawah-sawah yang terhampar luas,milik para penduduk sekitarnya.
Ihsan menghentikan mobilnya,pemuda itu menatap Aira dengan penuh makna,ingin rasanya dia memeluk kekasihnya dengan erat,tapi putra bungsu dokter Arya itu segera menyadari,dirinya harus mampu menahan diri dan sabar menunggu saat nya tiba.Ihsan tidak mau mengkhianati kepercayaan yang diberikan oleh kekasih hatinya.
Ihsan keluar dari mobilnya,lalu membuka pintu untuk Aira.Gadis manis nan cantik itu turun,dan mengucapkan terimakasih pada kekasihnya.Ihsan tersenyum tulus, dia masih berdiri disamping mobilnya,dan menunggu Aira masuk ke dalam rumah.
☆☆☆
Pagi hari yang sangat cerah,Aira duduk
di beranda depan rumahnya,bersama dengan ayah dan ibu serta Aiman.
Gadis itu baru saja selesai membantu ibu merawat tanamannya,sedangkan ayah
dan Aiman bertugas menyiram tanaman.
Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas bagi keluarga kepala desa Silih Asih itu.Mereka melakukan kerja bakti dirumah sendiri setiap minggu pagi.
Sambil menikmati bolu ketan buatan ibu, Aira menyandarkan kepala dibahu ayah dengan manja. Ayah mengelus puncak kepala putrinya,lelaki paruh baya itu bisa menerka kalau ada sesuatu yang akan disampaikan putrinya.
Ayah Aira sudah hafal sekali dengan sifat putrinya,bila ada sesuatu hal yang serius Aira terus menempel ayahnya seperti perangko,namun bila hal hal kecil,dirinya hanya berbicara dengan ibu.
Sementara itu Aiman melingkarkan kedua tangannya dipundak ibu, menempelkan
pipinya dengan manja seperti kakaknya. Ayah sangat bahagia dengan kebersamaan keluarganya,meski hanya sebulan sekali, keluarganya dapat berkumpul dengan putri kesayangannya.
"Ayah, bolehkah kakak menyampaikan sesuatu?"gadis itu mulai membuka suara. "Boleh kak....boleh sekali"ada apa dengan putri ayah yang cantik ini?" Pak kepala desa balik bertanya kepada putrinya.Ibu dan Aiman tersenyum tak mengerti.
"Ihsan ingin menikahi kakak,yah! Ucap Aira dengan wajah memerah,gadis itu berharap cemas,dia khawatir Ayahnya
melarangnya untuk menikah sebelum lulus kuliah.Mendengar ucapan Aira,Ayah dan ibu serta Aiman saling berpandangan.
Didalam hatinya,pak kepala desa merasa bersyukur,Ihsan akan melamar putrinya secepat ini.Bukan disebabkan pemuda itu berasal dari keluarga kaya,tetapi Ihsan adalah pemuda yang baik,sopan kepada orang tua,berhati mulia dan tidak sombong.
Begitu juga dengan ibu wanita itu sangat yakin kalau Ihsan mencintai Aira sejak lama.Ibu bisa melihat dari gestur pemuda tampan itu,tetapi wanita itu tidak berkata apapun pada Aira.Dia membiarkan semua mengalir apa adanya dan pasrah kepada kehendak sang Khalik.
"Ini serius sayang?" Tetapi bagaimana dengan kuliahmu,apakah tidak terganggu nak?tanya ayah dengan lembut dan bijak. "InsyaAllah kakak bisa mengaturnya,yah" Aira berusaha meyakinkan ayahnya.
Aiman yang mendengar penuturan dari kakaknya itu,bertanya.
"Kakak berpacaran dengan kak Ihsan?" Wajah Aiman keheranan.
☆☆☆☆☆