Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

pohon takdir

sonya_rizkia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.7k
Views
Synopsis
Namaku Filzah Afia, biasa dipanggil fia. Aku sekolah di salah satu SMA Ternama dikota kelahiranku ini. Aku memiliki perasaan pada salah satu teman sekelasku, dia memakai kaca mata yang membuat ketampanannya bertambah. Namun aku nggak tahu perasaan itu, apa cuma kagum, suka, sayang ataukah cinta. Dia pintar, ramah, baik, rajin dan tampan. Namun aku hanya bisa memperhatikan segala gerak -geriknya dari kejauhan , tanpa bisa memilikinya, karena aku yakin suatu saat aku akan menemukan jawaban dari segala keraguan ini. Apakah dia jodohku atau tidak.

Table of contents

Latest Update1
prolog4 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - prolog

Happy reading 😁

"Fiiiiaaa.....!!! " Nyaring suara mamaku memanggilku.

Pagi ini adalah hari pertamaku masuk sekolah, sebagai murid baru di SMA Muhammadiyah. Ya, itu nama sekolah baruku.

Aku yang lagi siap-siap untuk berangkat sekolah didalam kamarku sontak kaget, pagi-pagi gini mama udah teriak-teriak saja, memang kita ini tinggal dihutan apa? Kayak gak ada tetangga aja, kasihankan mereka terganggu tuh.

Idih kok jiwa sosialku jadi balik lagi ya? Aduuh memang kebiasaanku ini mah. Hahaha

"Iiiyyaaaa maaa...!!! " Lah kok aku ikut-ikutan teriak juga sih, aduuh karena kesal ini mah.

"Cepat keluar! nanti kamu telat! " Sambung mamaku yang nada suaranya udah direndahin dari si ke la.

Hahaha.. Itumah cuma satu nada ya?

"Iya ma. Sebentar" Jawabku singkat, padat dan jelas sambil memakai sepatu ku.

Setelah itu aku keluar dari ruang semediku. Aku menuju meja makan untuk sarapan, disana sudah ada papa dan mama tersayangku yang menunggu untuk sarapan bersama. Sepi. Ya, rasanya rumah ini sangat sepi karena aku adalah anak tunggal dari papaku yang bernama Wardi dan mamaku yang bernama Asna.

Tidak ada kakak, tidak ada adik, gimana lagi memang nasibku seperti ini. Akupun segera duduk dikursi yang biasa aku duduki ketika makan bersama papa dan mama, mama segera mengambilkan nasi goreng yang udah dibuatnya tadi untuk suaminya. Sedangkan aku ambil sendiri, walaupun aku anak tunggal dari mereka, sejak kecil aku tidak pernah di manja bahkan aku sudah disuruh cuci baju sendiri ketika aku baru masuk SMP. dan waktu lulus SMP kemaren aku udah belajar masak sama mamaku.

"Waah... Anak papa udah besar aja sekarang ya, nggak nyangka papa , pas lihat kamu pakai seragam SMA gini, kamu kelihatan lebih dewasa, nggak anak-anak lagi. " Ucap papaku yang memecahkan suasana di meja makan ini.

"Ya iya lah pa, masa iya fia nggak besar-besar? Papa aja udah tambah tua juga. " Ucapku sewot.

"Hahahaha... " Ketawa mama ngakak.

"Kenapa mama ketawa? " Tanya papaku bingung.

"Anakmu tu pa katain kamu tua. Hahaha... " Ucap mama sambil terus ketawa.

"Ih, mama jangan ketawain papa, mama juga udah tua tau! " Ucapku , biar diam tu mama. Heboh aja.

"Hahaha.. Sama... Hhaaha... " Lah mamanya diam sekarang malah papa yang heboh.

"Iih. Udah ah, ribut ajalah mama sama papa ini. Lebih baik buruan dihabisin, biar aku berangkat lagi. " Ucapku kesal sama mereka.

Kenapa nggak kesal coba? pagi-pagi gini aku pingin suasana yang adem gitu, lah mereka malah heboh mulu. Ya semua memang salah aku sih katain mereka.

"Nanti papa antar kamu sampai depan gerbang sekolah aja ya? " Tanya papaku setelah menstabilkan suaranya lagi.

"Iya"

"Kamu kenapa fi? Dari tadi cemberut mulu? Ini pertama kamu sekolah lho , harus semangat lah. " Ucap mamaku heran dengan sikapku.

"Nggak papa" Jawabku dengan santainya.

Kayak nggak tahu aja mama aku kesal kenapa, perasaan tiap pagi aku kayak gini deh, kalau mereka tu udah ribut. Aku tu suka suasana pagi itu yang tentram dan adem gitu.

*****

Sekarang aku udah ada di depan gerbang sekolah baruku,

Aku celengak-celengok kebingungan, tak tau harus kemana, tak ada satu orangpun yang aku kenal disini, sahabatku yang dari SD tidak satu sekolah lagi denganku, dia memilih sekolah kejuruan.

Aku memilih berdiri aja didepan gerbang, sebelah post satpam.

Macam anak satpam aja aku atau penunggu tamu kali ah!

Aku lihat jam tanganku udah menunjukkan pukul 06:55, berarti 5 menit lagi bel masuk berbunyi. Aku memgambil ponselku dalam saku rok abu-abu yang aku kenakan ini, aku berniat ingin menghubungi sahabatku Salma.

------------------------------------------------

Filzah Afia

Online

P

P

Sal dimana lo?

06:56

Gue udah disekolahan lah, masa di pasar

06:58

Gue kesepian nih, nggak ada teman

06:58

Kasihannya yang selalu kesepian, cari cowok dong disana biar nggak kesepian lagi

06:59

------------------------------------------------

Aku menghela nafas kasar, membaca pesan dari Salma. Aku kesal candaannya itu selalu mearah kesana, aku memang nggak pernah dekat sama cowok, bahkan soal asmarapun aku sangatlah cuek, karena aku berfikir bukan saat sekarang aku memikirkan hal itu. Toh jodoh sudah ada yang ngatur.

Tringgg... Tringgg... Tringgg...