Pelajaran telah berakhir satu jam yang lalu, tapi Jessy masih harus menyelesaikan tugas untuk di kumpulkan hari ini juga.
Dia mengerjakan tugas sastra yang di berikan oleh Pak Antony. Sebenarnya teman sekelasnya sudah mengumpulkan dari kemarin, hanya saja Jessy tidak masuk selama 2hari, sedang kan Pak Antony adalah guru yang tak menerima alasan, tapi untung saja beliau mau memberikan toleransi kepada Jessy agar tetap mendapatkan nilai darinya.
Alhasil disinilah ia berada.. Perpustakaan, dan akhirnya dia menyelesaikan tugasnya. Buru-buru dia memasukan buku dan peralatan tulis kedalam tas ranselnya. Dan kemudihan ia berjalan menuju ruang guru.
Sekolah telah benar-benar sepi, hanya menyisakan beberapa anak yang sedang berlatih tari dan teater.
Setelah keluar dari ruang guru Jessy berniat pergi ke kamar mandi, dan sialnya kamar mandi yang paling dekat adalah yang berada di sebelah lapangan basket.
Tak ada yang aneh saat ia berjalan, karena dia sudah terbiasa. Oh ayolah.. Ini sekolahannya.. Meskipun teman-temannya banyak yang bercerita tentang keangkeran sekolah ini, toh Jessy tak pernah perduli. Dia bukan gadis penakut.
Saat keluar dari kamar mandi, dia mendengar sebuah suara.
BUGGHH..
Buugghhh..
"lo berani nantangi gue ha ?"
Hening.. Tak ada jawaban..
Suasana sangat mencekam, Jessy tidak tau apa yang terjadi, dia mengintip dari sebelah toilet tadi. Di lihatnya dua orang pria yang memakai seragam,. Dan sudah pasti mereka siswa disini, yang satu berdiri sambil menyilangkan tangan di dadanya. Dan seorang lagi duduk sambil memegangi perutnya. Dan Jessy tidak bisa melihat wajah mereka.
Entah dorongan dari mana kaki Jessy perlahan melangkah mendekati mereka, namun baru 3 langkah, tiba-tiba lelaki yang membelakanginya menendang pria di depannya.
"BERHENTII.." teriaknya. Merasa ada yang menganggu pria itupun berhenti. Dengan senyum devilnya dia melihat ke arah Jessy.
Merasa terancam Jessy pun berlari menjauh. Dan dia lega karena pria itu tidak mengejarnya.
"bodoh.. Bodoh.. Bodoh... Kenapa ikut campur sih.." marahnya pada diri sendiri.
Segera dia mengambil motornya di parkiran dan pergi menjauh dari sekolah
"kak Aron ngenalin gue gak ya.. Semoga aja dia gak tau dan gak inget wajah gue.." rutuknya..
Ya.. Pria yang dia lihat tadi adalah Arlindo Orion yang dikenal dengan nama ARON oleh penghuni sekolah. Kakak kelasnya, dia adalah pria incaran para gadis di SMA Wijaya. Selain ganteng dan kaya dia juga terkenal dengan sifatnya yang dingin dan arogan, dia termasuk Badboy di sekolah, dan sialnya tidak ada yang berani sama dia, bahkan guru pun seakan tutup mata saat dia berbuat ulah. Karena ayahnya adalah donatur terbesar di sekolah ini dan bahkan ayahnya pemilik yayasan yang mendirikan sekolah ini.
***
Entah kenapa hari ini mood Jessy benar-benar buruk. Akibat kejadian kemarin Jessy sampai susah untuk tidur. Bahkan sekarang kepalanya pun berdenyut karena kurang tidur.
"masih pagi kali.. Udah loyo aja.." sebuah tepukan pelan di pungungnya sukses membuat Jessy terkejut.
"apaan sih lo.. Ngagetin aja" kesalnya
"abis.. Lo pagi-pagi udah udah kusut aja.. Kaya jemuran emak gue" ejek Nella teman sekelas Jessy.
Terlihat bibir Jessy mengerucut tapi masih tak mau meladeni temannya itu.
Di dalam kelas sudah lumayan ramai. Karena sebentar lagi bel masuk berbunyi.
"Jes.. Ada yang nyari lo tuh di luar.." ucap teman sekelas Jessy yaitu Edo
"siapa ??" selidiknya, tumben sekali ada yang mencarinya.Dan jawaban Edo sukses membuat Jessy pucat seketika.
" kak Aron"
Deg...
Apa yang harus dia lakukan sekarang.
Mau kabur, mana mungkin.. Aron sudah menunggunya di depan.
Tidak menemuinya juga tidak menyelesaikan masalah..
Jessy hanya tidak mau berurusan dengan Makhluk tuhan yang bernama Aron.
Cukup lama dia terdiam, hingga akhirnya
"Lo ikut gue sekarang" sebuah tarikan di lengannya membuat Jessy tersentak.
"jangan pegang Gue" ucapnya ketus dan menghempaskan tangan Aron. seketika semua siswa melihat ke arahnya..
Dan astaga.. Punya nyawa berapa dia berani melawan Aron si malaikat maut di sekolah ini.. Ya malaikat yang sangat tampan tentunya.😇
Aron diam, tak bergeming, Di saat semua gadis berharap Aron melihat ke arah mereka, bahkan dengan senang hati memberikan tubuh mereka untuk di sentuhnya, tapi tidak dengan gadis di depannya. Menarik
"kalo gitu, ikut gue sekarang, kalo nggak.. Lo bakalan nyesel" ucap Aron santai.
Merasa jadi pusat perhatian Jessy pun pergi mengikuti Aron.
Nella sahabatnya pun hanya bisa memberikan senyuman untuk menyemangati temannya karena dia juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
"lo mau ngomong apa?" tanya Jessy setelah mereka sampai di depan ruang Lab yang kosong, karena bel telah berbunyi, keadaan sekitar pun telah sepi.
Bukannya menjawab, Aron malah semakin mendekat kearah Jessy.
"jangan macem-macem ya.. Gue bisa teriak.. Inget ini di sekolah" ancam Jessy. Seketika tawa Aron pun meledak.
"lo gak tau.. Ini sekolah siapa ?" tanya Aron dengan simarknya
"gue gak akan macem-macem kok.. Gue cuma mau lo jadi cewek gue" seketika mata Jessy melotot..
"gu-gue gak mau" tolak jessy
"sayangnya gue gak ngasih pilihan"
"lo denger nggak sih.. Gue gak mau" bentak Jessy
"Dan gue gak nerima penolakan" tgasnya.
"ok, kalo ini cara lo bales gue gara-gara gue lihat lo kemarin, gue minta maaf. Dan gue akan anggap gak pernah lihat apa pun, dan gak akan bilang ke siapapun soal kemarin" kata Jessy.
"gue gak takut kalopun lo bilang sama Kepsek.. Gue gak peduli.. Gue maunya ELO" ucap Aron dengan penenkanan di akhir kalimatnya.
"lo jangan bercanda deh.. Gue serius gak akan bilang ke siapapun.. Gue gak lihat apapun kemarin" ucapnya frustasi.
"lo mau gue seriusin.. Ya udah ayok.." goda Aron sambil mengandeng tangan Jessy
"apaan sih.." ucap Jessy sambil mencoba melepaskan tangannya.
"katanya mau gue serusin.. Ya udah ayo kerumah lo.. Kita ngomong sama ortu lo nanti.." ucap Aron dengan kekehannya.
Merasa semuanya semakin runyam Jessy pun berlari meninggalkan Aron.
***
"lo gak lagi bo'ong kan Jess ??" tanya Nella dengan wajah syoknya.
"sumpah demi apa kak Aron nembak lo.." teriakn nella
"ralat.. Bukan nembak.. Tapi ngancem.. Gara-gara gue ngintipin dia pas lagi mukulin orang" jelasnya.. Ya.. Jessy menceritakan semua yang terjadi padanya, dia percaya bahwa Nella tidak akan memberitahukan pada siapapun semua curhatannya.
Selain karena Nella adalah sahabatnya dari kecil, ia juga akan terus meneror Jessy kalau sampai Jessy tidak menceritakan apa yang di bicarakan Aron padanya tadi pagi.
Mesky Nella terlihat seperti orang yang kepo, tapi percayalah sebenarnya dia adalah sahabat yang sangat peduli dengan Jessy.
"terus.. Lo nerima dia ?" tanya Nella. Smabil memeluk gulingnya. Mereka sekarng ada di kamar Nella.
"ya enggak lah.. Gue masih normal.. Gak mungkin gue mau pacaran sama setan psyco kaya dia" jawab Jessy acuh.
"isshh si anjir.. ogeb lo.. Di saat semua cewek ngejar-ngejar dia lo malah sok jual mahal sama dia" kata Nella yang langsung mendapat plototan dari Jessy.
"lo temen gue apa gak sih.. Pakek ngatain gue sok jual mahal. Gue gak jual mahal ya.. Hati gue emang sangat berharga.. Sampai kapanpun akan gue jaga" tak terasa air mata Jessy pun keluar.
"jess.. Maafin gue.. Gue gak ada maksud." ucap Nella penuh penyesalan dan langsung memeluk Jessy dan ia pun ikut menangis.
"gak papa Nell, gue tau lo gak maksud apa apa. Cuam gue aja yang tiba-tiba ke inget aja sama Ghanny" jelas Jessy kemudian melepas pelukan mereka dan mengantikannya dengan senyuman.
Ghanny adalah pacar Jessy, mereka beda sekolah. Ghanny dulu teman Jessy waktu SMP, dan saat masuk SMA mereka memutuskan untuk pacaran, tapi entah kenapa sudah enam bulan ini Ghanny pergi tanpa kabar.
Terakhir Ghanny berpamitan pada Jessy kalo dia akan ikut orang tuanya pindah ke luar kota, tapi setelah ia pergi, dia tak pernah menghubungi Jessy lagi.
Sudah berkali kali Jessy menghubungi Ghanny tapi nihil, nomornya sudah tidak aktif, bahkan socila medianya pun tidak pernah menunjukan eksistensinya, tak ada satupun postingan yang di kirim lelaki itu.
***