Olive berbaring terlentang ditempat tidurnya, tiba-tiba dia merasa sangat lelah.
Semua barang-barangnya telah selesai dirapikan oleh ibunya, karena itu dia merasa tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan. Jadi dia memutuskan untuk tidur.
Gadis itu merasa begitu lelah dan tidak bertenaga, membuat dia jadi ingin tidur saja. Biasanya dia tidak begitu, dia adalah seorang gadis yang aktif hampir seaktif seorang anak laki-laki.
Olive pernah dihukum berlari mengelilingi lapangan beberapa kali waktu disekolah. Dia memang merasa capek setelah itu tapi tidak pernah selelah ini, setelah pulang sekolah dia bahkan masih punya tenaga untuk keluyuran bersama teman-temannya.
Seolah ada sebuah kekuatan yang baru saja menyedot seluruh energinya. Olive hanya ingin tidur sekarang, dia berharap dalam tidurnya nanti dia bisa bertemu dengan Aldi dalam mimpinya.
Ibunya masuk ke kamar saat Olive sedang tidur, dia ingin memanggilnya untuk makan tapi wanita itu mengurung kan niatnya. Dia terkejut begitu melihat anaknya sudah tidur, padahal hari masih sore dan gadis itu bahkan belum sempat mandi.
Tidak biasanya Olive seperti ini, gadis itu sangat menyukai kebersihan jadi biasanya dia akan selalu mandi dulu setiap selesai bepergian, dia juga tidak pernah tidur di sore hari, gadis ini biasanya baru mulai tidur minimal diatas jam sembilan malam.
Semuanya sudah berubah, dia mulai berubah sejak hari itu. Ibu Olive merasa cemas, apa yang harus dia lakukan agar bisa mengurangi penderitaan puterinya? dia hanya ingin Olive sembuh seperti sedia kala, dia hanya ingin melihat anaknya bahagia.
Ibu Olive berfikir anak itu mungkin cuma sedang kelelahan saja karena kepindahan dan perjalanan jauh yang tiba-tiba harus dia lakukan, jadi ibu membiarkan Olive tidur dengan nyenyak. Dengan perlahan dia keluar dari kamar Olive, lalu menutup pintunya.
Seorang pria berusia empat puluhan sedang duduk dimeja makan sendirian, memandangi makanan yang terhidang diatas meja, tak lama kemudian wanita itu datang menghampirinya. Melihat istrinya datang sendiri keruang makan dia agak heran, padahal baru saja dia bilang akan memanggil puterinya untuk makan malam.
"Mana Olive?" dia bertanya.
"Dia sudah tidur" jawabnya.
Pria itu menengok jam yang menempel didinding.
"Sekarang? secepat ini?, apa dirumah Ibu dia terbiasa tidur pada jam segini?"
Wanita itu menggeleng, ekspresinya sedikit muram. "Tidak, biasanya tidak secepat ini. Mungkin dia lelah"
"Ya sudah biarkan saja dia tidur, mungkin dia akan bangun nanti, lalu dimana si Bagas berada sekarang?"
Wanita itu menghela nafas "Kemana lagi kalau bukan pergi bersama teman-temannya, tadi sore mereka datang menjemputnya"
Nyonya Tina sedih memikirkan nasib yang dialaminya. Banyak orang bilang dirinya beruntung karena telah melahirkan sepasang putra dan putri yang rupawan dan juga pintar, tapi apa yang terjadi sekarang? putrinya saat ini sedang sakit, sedangkan putranya sering keluyuran dan jarang ada dirumah.
Alasannya selalu saja pergi kewarung kopi, padahal kopi selalu tersedia dirumah. Kalau puteranya mau dia boleh saja minum seratus kopi sehari dan dia tidak akan protes karena telah menghabiskan kopi mereka, tapi tetap saja anaknya lebih memilih minum kopi di luar. Sering kali dia bertanya dalam hati apa sih bedanya kopi yang ada dirumah dan yang ada diluar? apa kopi yang di luar lebih lezat atau kah lebih mahal? tapi sampai sekarang dia masih belum tau jawabannya.
Tuan Bimo tersenyum kecil lalu mengambil nasi untuk diletakkan diatas piring istrinya.
"Sudah jangan dipikirkan, ayo kita makan"
Tanpa mengucapkan apa pun lagi wanita itu menurut lalu melanjutkan makan malam bersama suaminya.
Ternyata apa yang dikatakan ayahnya tidak terjadi, Olive tidur sepanjang malam hingga pagi hari. Gadis itu terbiasa bangun pagi, setiap jam lima dia selalu sudah bangun begitu pun juga hari ini, hanya saja ketika Olive membuka mata gadis itu tidak segera bangun dari ranjang melainkan dengan linglung memandangi kamarnya yang terlihat asing baginya. Untuk sesaat dia lupa dimana dia berada dan kenapa berada ditempat ini, tapi kemudian dia baru ingat kalau kemarin dirinya baru saja mengadakan perjalanan untuk pindah kerumah orang tuanya.
Setelah ingat, Olive bangun dari tempat tidur dan langsung keluar kamar untuk menuju ke kamar mandi. Dia berhenti sebentar didepan kamar tidurnya untuk mengingat kemana arah menuju ke kamar mandi, mungkin karena karena dia baru saja bangun tidur, atau karena sudah lama dia tidak berkunjung kerumah ini jadi dia sedikit lupa. Biasanya selalu keluarganya yang datang menemuinya dirumah neneknya, dirinya baru akan datang kesini bila ada acara-acara penting saja.
Pukul enam pagi Olive keluar ke halaman dan duduk dikursi yang ada diteras, dia memandangi orang yang lalu lalang melewati jalan kecil dihalaman rumahnya. Satu dua orang akan terlihat berlari lari kecil mengenakan pakaian olah raga, sebagian yang lain adalah orang-orang yang pergi bekerja atau ibu-ibu yang pulang dan pergi berbelanja.
Lingkungan barunya tampak ramai, lebih ramai dari desa tempat dia tinggal bersama kakek dan neneknya, begitu pun juga dengan kualitas udara disini tidak sesegar dipedesaan.
Meskipun ramai orang yang lewat tapi hati Olive merasa sepi, seolah orang-orang yang lalu-lalang tak lebih dari para boneka tak bernyawa.
Tak sedikit dari orang yang lewat melihat Olive yang duduk diteras dengan penasaran, beberapa diantara mereka berbisik dan bertanya-tanya diantara mereka, tapi tak ada satupun yang berani mendekat dan menyapa Olive karena melihat ekspresi suram gadis itu.
Tak banyak orang yang tahu bila tuan dan nyonya rumah ini memiliki dua orang anak lelaki dan perempuan, hanya tetangga dan orang terdekat saja yang tahu hal itu. Kebanyan orang tahu kalau mereka hanya memiliki satu orang anak lelaki yaitu bagas saja.
Saat ini di mata orang yang lewat, Olive adalah sesosok wanita cantik berbaju putih yang duduk dengan pandangan mata kosong, serta menimbulkan aura yang agak menakutkan. Kalau saja hari tidak sedang terang saat ini maka orang-orang itu akan mengira kalau Olive itu adalah penampakan hantu.
Olive gadis yang sedang duduk dengan bengong saat ini, tentu saja tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh orang-orang itu. Kalau dia tahu maka dia akan berkata "Aku hanya sedang duduk saja disini, apa yang salah dengan itu?"