"Dady, wake up. Mark lapar" tangan kecilnya menari narik ujung selimut sang ayah, dan kakinya mencoba menggapai permukaan kasur yang tak terlalu tinggi.
"Dady!!" Si kecil tetap berusaha membangunkan dady-nya, berteriak dan menarik selimutnya namun tetap tak berhasil.
Kaki kecilnya hampir berhasil mencapai permukaan kasur, dengan cepat Mark menarik sprei yang membuat dirinya bisa menahan bobot badan untuk setengah badannya yang sudah berada permukaan kasur.
Hup
Mark yang sudah berada di samping dady-nya segera menggoyangkan tubuh pria besar itu dan terus memanggil, namun tak berhasil.
Cup..
Cup...
Cup....
"Iya...iya sayang, dady bangun. Lihat mata dady sudah membesar" ucap Johnny dengan memaksa matanya ia buka lebar lebar, kemudian tangannya menangkup wajah Mark dan membalas hujaman kecupan yang anak sulungnya berikan.
"Swtop dwdy, mawk swsah bewnafas" ucap Mark tak jelas, karena bibir dan pipinya tertangkup kedepan.
"Energi dady pulih kembali, mari kita buat sarapan lalu setelahnya Mark bersiap bertemu bu guru" seru Johnny semangat dan segera bangkit dari tempat tidurnya.
Namun Mark yang awalnya ceria, kembali murung. Wajahnya ia benamkan pada bantal yang berada didekatnya.
"Hey...jagoan dady kenapa?"
"Mark nggak mau bertemu Miss Yosh, ia galak, Mark ngga suka dad. Lagian Mark juga ingin mempunyai teman sekolah, seperti Renjun dan Jeno"
Johnny menghela nafas, ini sudah ketiga kalinya Mark berbicara seperti ini, ingin mempunyai banyak teman, bersekolah di luar rumah, dan hal lainnya. Johnny sangat ingin sebenarnya melihat Mark bersosialisasi namun rasanya tak mungkin, dirinya masih belum mampu menjaga Mark sepenuhnya.
"Sayang, dady sudah berapa kali berbicara hal ini denganmu? Berkali kali bukan? Dady juga ingin Mark seperti Jeno maupun Renjun, namun dady takut, jika dady tak bisa menjaga Mark diluar sana. Tunggu sebentar ya, dady janji bakal turutin semua mau kamu"
Mark tak menjawab, namun ia merenggangkan kedua tangannya. Johnny yang paham segera memajukan badannya dan mendapat pelukan hangat serta kecupan pada kedua pipinya.
"Jadi, kita sarapan apa dad?!" Seru Mark semangat sembari menuruni kasur dan berjalan menghampiri Johnny.
"Apapun. Apapun yang anak dady mau"
📍
Selesainya sarapan, Johnny menyiapkan keperluan dirinya dan Mark. Dari ia memakai dasi atau merapikan tugas mahasiswa yang selesai ia beri nilai.
Dan Mark yang sudah duduk manis menunggu gurunya datang..
"Sayang, dady pergi dulu. Kamu, sama miss baik baik. Jadi cowok yang penurut hari ini, oke?" Ucap Jonny dengan dua tangan yang ia angkat keatas.
"Siap dad" dan diikuti pula oleh Mark.
📍
Sesampainya di kampus, Johnny langsung disapa oleh para mahasiswa termasuk kaum hawa. Siapa yang tak mengenal Johnny? Dosen duda ber-anak satu namun tampilannya seperti hot dady.
"Pagi pa"
"Pagi pak johnny, udah sarapan belum?"
"Pa Johnny, masih pagi udah ganteng aja"
"Pak, nanti ngajar dikelas saya lamaan dikit ya pa"
Kira kira begitu sapaan tiap pagi yang selalu Johnny dengar, ia pun hanya merespon sekenanya saja toh tak terlalu penting bukan?
Singkatnya, jam mengajar Johnny selesai. Dirinya langsung makan bersama teman dosen lainnya disalah satu kantin fakultas.
Dengan sepiring ketoprak dan teh hangat, johnny ditemani jaehyun salah satu dosen hukum yang tak kalah terkenal.
"Jae, Mark ngomongin mau sekolah kaya temen yang lainnya" ucap Jonny memecah keheningan
"Kan gue dah pernah ngomong, kenapa lo nggak nyoba aja dulu? Biarin Mark berbaur layaknya anak kecil pada umumnya"
"Gue juga mau kaya gitu Jae, tapi lo tau. Gue takut ngga bisa jaga dia dan terhalang kesibukan gue"
"Kenapa ngga nyari babysister aja? Yang bisa ngawasin Mark selama lo ngajar atau ngurusin perusahaan"
Johnny nampak berfikir sejenak, dulu ia pernah ingin mencari babysister namun selalu ia urungkan karena takut Mark tak nyaman kehadiran sosok asing.
"Gue fikirin deh nanti, lo ada kenalan nggak? Yang bisa. Gue ragu banget kalau harus nyari random atau disitus online gitu jae"
"Kayanya ada, nanti gue cari cari lagi"
Setelahnya, jaehyun san Johnny bergegas menyelesaikan makanannya dan segera melanjutkan kelas mengajar.
Johnny yang pulang lebih awal, memutuskan untuk tidak langsung kerumah melainkan memantau perusahaan mabelnya yang sudah tak ia kunjungi tiga hari belakangan ini.
"Doy, gimana perusahaan?"
"Aman Jhon, saham juga lagi naik. Tapi, gue kangen Mark lo nggak ajak dia kesini lagi apa?"
"Mark takut sama cewek lo noh, katanya pipinya sakit dicubitin Mulu" Johnny menyindir wanita berpakaian casual yang sedang duduk di sofa sambil memainkan handphone nya.
"Lo diem atau gue tendang ya jhon"
Doyong hanya tertawa melihat pertikaian Johnny dan kekasihnya, Aurel.
Aurel dan Johnny adalah teman semasa SMA, maka tidak heran jika mereka sedekat itu. Bahkan Doyong mengenal Aurel lewat Johnny.
"Yaudah, gue balik ya Doy. Boncel gue balik ya" salam Johny pada Aurel dan dibalas melotot olehnya
Dan setelahnya Doy ditanya banyak hal oleh Aurel tentang "apa aku masih keliatan pendek? Padahal heals aku udah nambah loh Doy"
📍
Johnny membuka pintu rumahnya, menaruh sepatu dirak dan berjalan pergi ke kamar Mark, "hai sayang, jagoan dady lagi apa?"
Namun Mark tak menggubris, ia masih sibuk menyusun mainannya menjadi lebih tinggi.
"Dady di cuekin?" Ucap Johhny pura pura sedih.
"NO DADY, sorry....maafin Mark, tadi eyang kesini ngasih mainan baru. Sama bikin banyak makanan terus ditaruh kulkas, katanya kalau dady pulang suruh panasin aja makanannya"
Johnny tersenyum, mengingat sang ibu yang masih rajin memberikan makanan bergizi untuk dirinya dan cucunya, "oke, dady bersih bersih dulu setelahnya kita bobo"
Dan malam itu, Johnny terlelap di kasur Mark dengan Mark yang memeluk lengan Johnny.