Salahkah aku jika aku mencintai 2 wanita dalam satu hati?
-Arsennio Aldebaran Xavier-
Setelah mengantarkan Felicia sejak 30 menit yang lalu, Arsen pun pulang menuju rumahnya. Lalu ia ke kamarnya yang ada dilantai dua.
Setelah tiba dikamarnya, dia merebahkan badannya diatas kasur King Size nya. Sesekali dia melamun, lalu ngomong sendiri.
"Gue sebenarnya kenapa sih, kenapa gue jadi gini" ucapnya pada diri sendiri.
Lalu dia memikirkan sesuatu, kemudian bergumam.
"Gue nyaman sama Felicia, tapi gue gamau kehilangan Sasha" gumamnya.
Dia pun terdiam, lalu berpikir.
"Arrggghhh..."
"Apa salah gue mencintai dua orang dalam satu hati?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Gue suka sama Felicia.."
"Tapi gue juga gamau kehilangan Sasha"
Tiba tiba Arsen bangkit dari kasurnya kemudian memukul tembok dengan keras, sehingga ada bercakan darah ditangannya.
"Arrrgghh... Gue harus gimana.." ucapnya sambil meremas kepalanya.
Pada saat dia ingin memukul temboknya lagi, tiba tiba Hpnya berdering, menandakan ada telpon yang masuk. Lalu dia membukanya, dan melihatnya nomor yang di privat yang tertera disana. Tanpa berpikir panjang dia langsung mengangkatnya.
"Hallo..." Ucap seorang gadis disebrang telpon.
"Iya hallo.. siapa?" Tanya Arsen dingin.
"Bisa ketemu? Aku mau ngomong"
Arsen yang kenal dengan suaranya pun langsung menjawabnya dengan lembut.
"Emang gabisa lewat telpon ya?"
"Tapi aku pengen ketemu langsung, soalnya ada banyak hal yang mau aku omongin"
"Boleh, dimana?"
"Ditaman tempat biasa. Gimana?"
"Oke!"
Tanpa menunggu jawaban dari sebrang telpon Arsen langsung memutuskan telponnya sepihak. Lalu ia mengambil kunci motor sport nya, karena ia terlalu males jika harus membawa mobilnya. Kemudian ia beranjak pergi.
•••
Setelah sambungan telponnya terputus, seorang gadis cantik itupun mendengus, karena dia belum selesai bicara namun sudah dimatikan sepihak dari sananya. Lalu ia mengambil tasnya, kemudian langsung pergi naik Taxi menuju tempat tujuannya.
Tidak lama seorang gadis cantik itu pun sudah nyampe ditempat tujuannya. Lalu ia membayar Taxinya, kemudian turun. Lalu dia melihat seseorang yang ingin ditemuinya sedang duduk dikursi taman. Lalu ia menghampirinya.
"Udah nunggu lama?" Tanya seorang gadis cantik.
"Ngga.." ucap seorang laki laki itu sambil menggelengkan kepalanya.
Seorang laki laki itupun duduknya bergeser, karena memberi ruang duduk untuk seorang gadis cantik itu. Lalu gadis cantik itupun duduk dan tersenyum. Tak lama seorang laki laki pun mebuka suaranya.
"Mau ngomong apa?" Tanya seorang laki laki itu.
Gadis itupun menoleh sambil membenarkan duduknya, sehingga berhadapan dengan laki laki itu.
"Hubungan kita lumayan udah lama kan?" Tanya seorang gadis itu, lalu diangguki laki laki itu.
"Kita kan udah janji, kalo ada apa apa saling cerita, meskipun kita dekat dengan yang lain pun kita harus saling bercerita dan gaada yang boleh disembunyiin dari kita, meskipun itu tentang apa yang bisa menyebabkan rasa sakit terhadap kita, kan?" Ucap gadis itu sambil tersenyum tipis, kemudian diangguki lagi oleh laki laki itu.
"Trus kenapa kamu harus bohongin aku kaya gini dan nyembunyiin ini semua dari aku?" Tanya gadis itu dengan menahan air matanya.
"Emang aku bohongin kamu apa Sha? Dan aku nyembunyiin apa dari kamu?" Jawab seorang laki laki itu dengan lembut. Lalu menggenggam tangan Sasha dan mengelusnya.
Ya seorang gadis itu adalah Sasha.
"Arsen.. Bahkan sudah aku ketahui semuanya pun kamu masih berusaha nyembunyiin semuanya" ucap gadis itu dengan sedikit tertawa. Dan ya seorang laki laki itu adalah Arsen.
"Maksud kamu apasih Sha?" Jawab Arsen sambil menatap wajah Sasha, dan Arsenpun masih setia dengan wajah yang seakan akan tidak melakukan salah apapun.
"Aku tau tentang kamu dan Felicia" ucap Sasha sambil memalingkan wajahnya.
Arsen pun terdiam.
Sasha yang sadar akan jawaban Arsen hanya diam pun Tersenyum miring.
"Gabisa jawab kan?" Tanya Sasha sambil tersenyum miring.
"Dia hanya temen aku Sha, ga lebih" jawab Arsen dengan nada tenang dan meyakinkan.
"Awalnya temen lalu demen, itu kan yang kamu maksud?" Jawab Sasha sambil menatap mata Arsen yang mulai memerah. Bukan memerah karna marah, namun memerah karena ketahuan.
Arsen pun terdiam dengan seribu bahasa. Disisi lain omongan Sasha ada benarnya. Namun disisi lain Arsen takut Sashanya pergi.
"Tuh kan kamu diem lagi" ucap Sasha, lalu memalingkan wajahnya.
Tiba tiba Sashapun bersuara lagi. Dan tanpa diminta, air matanya pun jatuh begitu saja.
"Aku tau kedekatan kalian, sampe sampe aku bisa menyimpulkan bahwa kalian itu saling suka. Apa wajar ya seorang cowo yang sudah memiliki pacar jalan berdua sama cewe lain, trus sering ngapelin kerumah cewe lain, terus lebih memilih cewe lain dibandingkan pacarnya sendiri, bahkan rela ngebohongin cewenya sendiri demi cewe lain. Apa itu yang kamu maksud teman" ucap Sasha kesal, sambil meneteskan air matanya.
Arsen pun cuma diam menunduk.
"Aku sadar dari awal berubahnya kamu, dan sudah sebulan ini kamu ga seperti Arsen yang aku kenal. Tapi aku hanya bisa diem, tapi diemnya aku juga bukan bener bener diem Sen, diemnya aku juga tetep merhatiin kamu" ucap Sasha dengan sabar. Tapi tetap saja air matanya menetes.
Arsen juga msih setia dengan diamnya.
Sasha pun langsung menghela napas panjang, lalu mengusap pipinya yang sudah basah. Lalu ia mulai mebuka suaranya lagi.
"Arsen.. aku minta jika kamu mencintai orang lain tolong bilang sama aku, biar aku bisa sadar lalu pergi dari hidup kamu. Biar aku juga tidak berharap terus sama kamu. Dan jika kamu sudah mulai bosen sama aku, tolong kamu bilang aja sama aku, jangan diem diem kamu nyakitin aku.." ucap Sasha dengan tenang sambil menahan air matanya.
Tiba tiba Arsen pun menggelengkan kepala lalu mengeluarkan suaranya.
"Tidak Sha.. Aku tidak bosan dengan kamu, bahkan aku juga masih sayang sama kamu Sha.." jawab Arsen sambil memegang erat tangan Sasha.
"Lalu apa hubungan kamu sama Felicia yang sebenarnya Sen? Apa kamu bisa menjawab jujur pertanyaanku, tanpa ada kebohongan sedikitpun?" Tanya Sasha pada Arsen.
"Tapi sebelumnya aku minta kamu janji, tolong jangan pergi, dan jangan marah" jawab Arsen sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
Lalu Sasha pun mengangguk dan mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Arsen.
"Aku sama dia emang sudah lama dekat, tapi cuma dekat sebatas teman Chat, bahkan kita belum pernah bertemu. Sampai waktu itu aku meminta dia cuma untuk memata matai kamu, karna aku takut kamu bermain belakang dibelakang aku. Mulai dari sana kita sering Chat sama Telpon. Tapi setelah berjalannya waktu. Dia ngomong, katanya dia nyaman sama aku, bahkan di juga ngomong jika dia suka sama aku. Tapi sampe sekarang aku juga masih menganggapnya sebagai teman, ga lebih. Tak lama aku juga merasakan hal yang sama. Tapi kita tidak terikat hubungan apa apa, cuma sebatas teman" ucap Arsen dengan penjelasannya.
Tak disangka air mata Sashapun kembali menetes. Arsen yang melihatnya pun langsung mengambil Sasha pada dekapannya. Sasha yang sadar dipelukpun mencoba memberontak ingin melepaskannya. Namun nihil, tenaganya tidak sekuat tenaga Arsen. Tiba tiba tangisan Sasha pun menjadi jadi dalam pelukan Arsen. Sesekali Arsen pun mengelus kepala Sasha kasian.
Setelah bberapa menit tangisan Sasha mereda. Tiba tiba Sasha membuka suaranya.
"Kamu tau Sen, cewe itu mudah baper, hatinya lemah, di kasih perhatian sedikit aja cewe suka nyaman, apalagi sampe jalan berdua dan main kerumahnya" ucap Sasha tenang.
"Iya maafin aku, aku salah. Maaf bangett Sha maaff. Aku sayang sama kamu Sha. Kamu janji ya sebesar apapun masalah yang datang pada hubungan kita, aku minta kamu untuk tetap bertahan sama aku" ucap Arsen lalu mengambil Sasha kedalam dekapannya lagi.
Sasha hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.
Setelah itu Arsen melepaskan pelukannya.
Karena sudah pukul 6 sore, merekapun segera beranjak pergi meninggalkan taman dan menuju motor Arsen.
Tanpa mereka duga ada seseorang yang menatap mereka dengan tatapan benci.
•••
Sekarang sepasang kekasih itu berada diatas motor Sport berwarna Hitam, dengan tangan yang memeluk pinggang laki laki itu. Bahkan sepanjang jalan mereka tertawa bersama. Siapa lagi kalo bukan Arsen dan Queensha.
Tidak lama, hanya butuh waktu 15 menit motor Sport itupun berhenti didepan pintu gerbang rumah besar itu. Lalu Sasha pun turun dari motor Sport itu.
"Nihh.. Makasih ya udah nganterin aku sampe rumah" ucap Sasha tersenyum sambil memberikan helmnya.
"Iyaa gapapa, sana cepet masuk" titah Arsen sambil membalas senyuman Sasha lalu mengacak ngacak rambut Sasha. Kemudian mengambil alih helm nya.
"Iyaa iyaa.. hati hati dijalannya ya" ucap Sasha.
Arsen pun hanya mengangguk, lalu pergi.
•
Setelah masuk kedalam rumah, Sasha menemukan Kyra diruang tv yang sedang melihat Drakor. Sasha pun memghampirinya. Kyra yang sadar akan kehadiran Sashapun membuka suaranya.
"Ehh udah pulang lo?" Tanya Kyra, yang hanya dibalas anggukan oleh Sasha.
"Habis dari mana lo? kenapa mata lo bengkak? Lo habis nangis? Sama siapa?" Tanya Kyra cerewet sambil memegang pundak Sasha, namun dibalik cerewetnya, Kyra itu terlihat sangat khawatir.
"Kalo nanya satu satu kali" jawab Sasha sambil tertawa.
"Yaudah sih jawab aja, orang khawatir itu wajar kalo banyak nanya" jawab Kyra dengan memutar bola matanya malas.
"Yang pertama gue habis ketemu sama doi, yang kedua gue gapapa, yang ketiga iya, gue habis nangis, yang keempat ya sama doi lah" jawab Sasha santai.
"Diapain lagi lo sama dia hah?" Tanya Kyra yang mulai emosi.
"Tenang aja kali, orang nangis karna bahagia hhaha" jawab Sasha dengan tawanya, lalu pergi menjauh dari Kyra yang sudah siap melemparkan bantal yang ada di sova itu ke wajahnya.
•••
Sore hari ini gadis cantik dengan rambutnya yang dibiarkan terguraipun pergi keluar, katanya ingin membeli nasi goreng dekat taman.
Tak lama setelah membeli nasi goreng gadis cantik itu melihat seorang laki laki yang sedang duduk dikursi taman sambil memeluk seorang gadis.
Gadis ini pun melihatnya dengan tatapan benci dan penuh amarah. Lalu ia beranjak pergi dari sana menuju rumahnya.
•••
Satu minggu kemudian...
Sudah satu minggu laki laki itu tidak mendapatkan kabar dari seorang gadis cantik yang ia sukainya. Bahkan pada saat ditelpon pun hanya diriject. Terus waktu dia kerumahnya pun sang pemilik rumah enggan untuk menemuinya.
Dan sekarang laki laki itu menuju rumah gadis yang ia sukainya, dan berhasil menemui gadis itu yang sudah satu minggu menghindarinya. Meskipun gadis itu awalnya menolak, tapi akhirnya gadis itu pun menemui laki laki itu, karena laki laki itu yang memohonnya terus menerus. Lalu sang pemelik rumah pun menyuruhnya masuk kedalam. Setelah didalam, seorang laki laki itupun membuka suaranya.
"Kamu kenapa sih? Ko tiba ngehindarin aku kaya gini" ucap laki laki itu.
"Aku cuma gamau jadi pelampiasan doang.. " jawab gadis itu dingin sambil mengbuang napasnya. Lalu melanjutkan omongannya lagi.
"Setidaknya jika kamu bener bener sudah tidak menyayanginya lagi, lalu buat apa kamu mempertahankan Sasha trus. Seengganya jika kamu sudah tidak memiliki rasa apapun pada Sasha, kamu harus berusaha sedikit demi sedikit untuk jauhin Sasha" ketus gadis itu.
"Aku bingung, disisi lain aku nyaman sama kamu, tapi disisi lain juga aku tidak bisa jika harus ninggalin Sasha" ucap laki laki itu sambil menatap manik mata gadis dihadapannya.
"Apa yang membuat kamu tidak bisa meninggalkannya? Kamu bilang kamu sudah tidak menyukainya bahkan kamu juga bilang udah ga menyayanginya lagi" jawab gadis itu.
"Fel.. aku emang bosan sama Sasha, bahkan aku emang sudah tidak menyayanginya lagi. Cuma aku kasian aja sama dia Fel.." ucap laki laki itu.
Dan ya, gadis itu Felicia.
"Kasian kenapa?" Jawab Felicia sambil mengernyitkan dahinya.
"Ya aku kasian aja sama dia. Dia sudah banyak berjuang buat aku. Trus aku kasian sama dia karena dia udah banyak ngasih apa apa sama aku. Aku ga tega mutusinnya Fel. Karna aku cuma ingin dia yang minta putus duluan. Tapi sekarang aku udah ga sama dia lagi ko Fel. Aku sayang sama kamu Felicia.." ucap laki laki itu.
"Heem.. iya aku juga sayang sama kamu Arsen.." jawab Felicia.
Dan ya seorang laki laki itu adalah Arsen.
Arsen hanya membalasnya dengan senyuman. Kemudian memeluk Felicia, lalu mencium puncak kepala Felicia.
Setelah itu mereka berdua saling tertawa dan bercanda kembali. Sesekali mereka berfoto berdua dengan sangat romantis, ada yang saling tertawa, saling rangkul, saling pandang, dan bahkan ada yang melihatkan kekonyolan wajah mereka.
Sampai sampai waktu tak terasa sudah hampir sore. Arsen pun merasa lapar. Kemudian ingin beranjak membeli nasi goreng yang ada didekat taman.
"Fell.. aku keluar dulu ya" ucap Arsen.
"Mau kemana?"tanya Felicia.
"Mau beli nasi goreng yang ada didekat taman" jawab Arsen. Karna nasi goreng yang ada didekat taman itu sudah menjadi langganan Arsen.
"Aku ikut ya. Aku juga laper, soalnya dirumah udah ga ada makanan lagi" ucap Felicia.
"Ohh yaudah yu" jawab Arsen sambil menggandeng tangan Felicia.
Merekapun keluar, lalu menaiki motor Sport milik Arsen. Lalu melaju menuju taman.
•••
Tepat pukul 3 sore, Sasha keluar rumah untuk membeli nasi goreng yang ada di dekat taman. Namun gadis itu tidak menggunakan mobil atau taxi. Tapi dia sengaja berjalan kaki, dengan alasan udah lama ga jalan kaki jarak jauh.
Waktu sudah 30 menit Sasha pun hampir tiba didekat pedagang nasi goreng itu. Namun langkahnya terhenti ketika Sasha melihat motor Sport yang dinaiki oleh seorang laki laki dan seorang gadis yang baru saja tiba didepan pedagang nasi goreng itu. Dengan posisi seorang gadis memeluk pinggang seorang laki laki itu. Lalu pasangan itu turun dengan tangan yang saling bergandengan.
Sasha yang melihatnya pun tiba tiba membeku ditempat. Dan tak terasa air matanyapun mulai membasahi pipinya.
Tidak lama, Sasha pun langsung membalikkan badannya, lalu pergi dari tempat itu sambil berlari dengan ditemani suara lirihannya yang sedang menangis.
Sasha yang berlari kencang dengan air matanya yang terus menerus menetes pun tiba tiba dibasahi air hujan yang begitu deras. Tangisan Sashapun semakin menjadi jadi dibawah hujan yang deras itu. Sesekali ia berlari dengan kakinya yang keseleo, bahkan sampai terjatuh beberapa kali sehingga dikedua lututnya mengeluarkan darah. Tapi ia terus saja bangkit dan berlanjut berlari lagi, seakan akan tidak ada luka sedikitpun.
Setelah berlari sangat jauh dengan ditemani hujan yang sangat deras, Sashapun duduk di halte dengan tatapan kosongnya, tetapi tangisan Sasha sudah hampir mereda.
Kemudian Sasha melihat Taxi, dan langsung melambaikan tangannya untuk memberhentikan Taxi itu. Taxi pun berhenti lalu Sasha masuk kedalam Taxi itu dengan pakaiannya yang basah.
Setelah tiba didepan gerbang rumahnya, Sasha membayar Taxi itu, kemudian turun, lalu membuka pintu gerbang. Disana ia melihat mobil Friska. Tandanya Friska ada dirumahnya.
Saat masuk rumah Sasha melihat keberadaan Friska dan Kyra yang berada diruang tv. Sahabatnya yang mendengar suara langkahan pun langsung menoleh ke arah suara langakahan itu. Keduanya pun terkejut saat melihat Sasha dengan pakaiannya yang basah, wajah pucat, mata sembab dan lututnya yang berdarah. Lalu mereka langsung menghampirinya.
"Sasha.. lo kenapa kaya gini?" Tanya Friska sambil memegang pundak Sasha dengan wajah khwatirnya.
"Lo habis darimana, kenapa bisa kaya gini.." tanya Kyra sambil melihat penampilan Sasha dari atas sampai bawah.
"Dan lutut lo kenapa bisa terluka kaya gini?" Lanjut Kyra.
"Gapapa ko, cuma tadi kesandung aja, jadi jatoh" jawab Sasha sambil tersenyum tipis.
"Ya ampun Sha, makanya kalo jalan itu hati hati, kaya gini kan jadinya" ucap Friska yang diangguki oleh Kyra.
Lalu keduanya menggandeng tangan Sasha menuju sova. Dan mendudukannya.
"Emang lo habis dari mana sih Sha" tanya Kyra penasaran.
"Habis dari taman, mau beli nasi goreng" jawab Sasha tenang.
"Lo habis dari taman yang jauhh itu dengan jalan kaki" ucap Friska dan Kyra sambil melotot kaget.
Yang hanya dibalas deheman dan anggukan oleh Sasha.
"Kenapa lo ga bawa mobil aja sih Sha" ucap Kyra.
"Males" jawab Sasha singkat.
"Kenapa ga naik Taxi aja" lanjut Kyra, yang diangguki oleh Friska.
"Boros" ucap Sasha singkat.
"Tapi kan jarak rumah lo ke taman itu aga lumayan jauh, apalagi jalan kaki, bisa bisa setengah jam nyampenya" jelas Friska yang diikuti anggukan oleh Kyra.
"Sengaja" jawab Sasha lagi lagi singkat.
"Lo kenapa sih Sha?" Tanya Kyra. Yang hanya didiemin oleh Sasha.
"Lagi males ngomong kali Ky" jawab Friska, yang diangguki Kyra sambil ber-oh ria.
Sasha beranjak dari duduknya sambil meringis kesakitan akibat luka yang ada dilututnya.
"Awhh.. Gue keatas dulu"
"Yaudah yu gue anter" ucap Kyra yang segera beranjak dari duduknya.
"Gausah, gue juga bisa sendiri" jawab Sasha tenang. Lalu pergi melangkah menuju keatas dengan aga pincang, karena akibat lukanya yang sakit.
Kedua sahabatnyapun hanya memandangnya miris dan kasihan. Karna mereka tau jika Sasha tidak suka dipaksa.
•
Sepanjang jalan seorang gadis itu memeluk pinggang seorang laki laki yang berada didepannya. Saat sudah tiba di depan pedagang nasi goreng, keduanyapun turun saling bergandengan tangan. Lalu mereka memesan nasi goreng itu, lalu duduk diatas kursi yang sudah disediakan.
Tanpa mereka sadari ada seorang gadis yang menatapnya tidak percaya.
Saat nasi goreng sudah datang mereka langsung memakannya. Saat nasi goreng mereka sudah habis, tiba tiba hujanpun turun sangat deras.
"Kamu dingin?" Tanya seorang laki laki itu, lalu diangguki oleh seorang gadis itu. Kemudian seorang laki laki itu membuka jaketnya dan memakaikannya kepada seorang gadis itu.
"Makasih" ucap gadis itu dengan senyumannya. Lalu diangguki oleh seorang laki laki itu sambil mengacak ngacak rambut gadis itu.
Sambil menunggu hujan reda, keduanya saling bercanda dan tertawa bersama.
Saat hujan sedikit reda, seorang laki laki itu menggandeng tangan seorang gadis dan beranjak pergi.
"Kita pulang sekarang ya. Gapapa kan? Lagian ujannya udah sedikit reda" kata seorang laki laki itu.
"Iya gapapa, lagian udah malam" ucap seorang gadis itu.
Seorang laki laki itu mengangguk, lalu beranjak menuju motor Sportnya. Lalu keduanya menaiki motor Sport itu, kemudian melajukannya.
Setiba didepan rumahnya, gadis itupun turun.
"Arsen.. makasih ya" ucap seorang gadis itu sambil tersenyum. Dan ternyata benar seorang laki laki itu adalah Arsen.
"Iya, makasih juga udah nemenin aku makan Fel.." jawab Arsen yang diangguki Felicia.
Dan benar saja, gadis itu adalah Felicia.
"Aku pulang dulu" pamit Arsen.
"Iya.. hati hati" jawab Felicia sambil tersenyum, lalu diangguki kepala oleh Arsen.
Arsenpun melajukan motor Sportnya. Dan menuju kerumahnya.
•••
Setelah tiba di kamar, Sasha langsung ke kamar mandi. Tak lama kemudian Sasha masuk keruangan yang ada lemari besarnya, lalu mengambil baju tidur warna biru langitnya, kemudian memakainya. Lalu ia menuju meja belajarnya, lalu ia membuka buku diarynya dan mengambil penanya. Lalu ia mulai menulisnya.
Dear Diary..
Air mata ini tiba tiba saja mengalir membasahi pipiku dengan begitu derasnya. Saking derasnya, hampir saja mengalahkan deras hujan diluar.
Mungkin dengan bersabar dan menutupi semua rasa sedih yang sedang terjadi sekarang ini jauh lebih baik:') walau jauh dari kenyataanya, hati ini sangat terluka dan sangat sakit:( Semoga aja aku bisa menutupi semua rasa sakit ini dengan senyuman.
Jujur... Aku tak sanggup jika harus seperti ini. Tapi aku juga ingin melihat dia bahagia, walau bahagia dia bukan denganku. Meski dia jalan berdua dengan wanita lain dibelakangku... tapi biarlah:')
Aku tak akan pernah menceritakan semua rasa sakit ini padanya. Emang kalo aku cerita ke dia, dia bakal peduli gitu sama aku? Haha.. mungkin itu hanya mimpi bagiku:'(
QuennshaQA.
Setelah menulis itu, Sasha tertawa miris. Dan tanpa diminta air matanyapun tiba tiba membasahi pipinya.
Ceklek..
Saat mendengar suara kunci terbuka, Sasha langsung mengusap pipinya yang basah. Lalu ia menoleh kearah pintu, ia melihat kedua sahabatnya yang ada disana. Sasha langsung bangkit dan menuju kasur King Sizenya yang diikuti kedua sahabatnya.
"Kalian mau nginep?" Tanya Sasha pada kedua sahabatnya.
"Iya.. boleh kan?" Tanya Kyra.
"Boleh. Kalian bisa tidur didapur atau dikamar tamu dibawah.." jawab Sasha becanda pada sahabatnya, lalu Sasha tertawa melihat ekspresi kedua sahabatnya yang masih berdiri sambil menganga.
"Lo tega sama kita Sha" ketus Kyra.
"Lo jahat" ketus Friska.
"Becanda kali" lanjut Sasha, masih dengan tawanya.
"Terus aja tertawa, emang ada yang lucu?" Tanya Kyra.
"Udah udah ahh, sini" ucap Sasha sambil menepuk nepuk kasurnya.
Keduanyapun melangkah menuju kasur, lalu duduk diatas kasur disamping Sasha.
"Ohh iya Sha, BoNyok lo pada kemana?" Tanya Friska.
"Keluar kota paling" ucap Sasha dengan acuh.
Keduanya pun hanya menjawabnya dengan anggukan saja. Karena mereka tau kalau Sasha tidak terlalu dekat dengan BoNyoknya. Bicarapun hanya seperlunya saja.
"Shaa.. minggu depan kita bakal pergi" ucap Kyra yang diangguki Friska.
"Kemana?" Tanya Sasha.
"Kita kan minggu depan kelulusan, dan kita milih untuk melanjutkan kuliah di New York" jawab Friska dengan raut muka sedihnya.
Ya mereka semua masih sekolah. Friska dan Kyra kelas 12, dan minggu depan mereka kelulusan. Sedangkan Sasha dan Sekar masih kelas 11, dan akan naik ke kelas 12. Kenapa berbeda? Dan kenapa mereka bisa bersama? Karena taun kelahiran mereka memang berbeda. Dan karena mereka bersahabat dari sejak kecil. Makanya mereka bersahabat sampai sekarang. Kembali lagi ke obrolan.
Sasha menghela napa panjangnya. Lalu mengeluarkannya.
"Heem jika itu pilihan yang terbaik buat kalian ya gapapa, gue juga pasti ngedukung kalian. Lagian kan masih ada Sekar. Jadi jangan khawatir kalo takut gue sendiri" jawab Sasha diikuti senyumnya.
"Makasih" ucap Friska dan Kyra bareng. Lalu mereka memeluk Sasha.
"Udah udah gue sesak napas ogeb" ucap Sasha dengan suaranya yang hampir kehabisan napas.
Lalu keduanya melepaskan pelukannya.
"Hhe iya maaf" ucap Friska.
"Hhe maaf" ucap Kyra.
Sasha yang merasa sudah legapun membuang napasnya lembut.
"Kita kan seminggu ini libur, lo juga kan Sha?" Tanya Kyra, yang diangguki Sasha.
"Gimana kalo kita liburan" ucap Friska dengan mata berbinar, lalu diangguki oleh Kyra.
Sasha terdiam.
"Sha kenapa diem? Lo ga bisa?" Tanya Kyra.
"Emm g-gue.. gatau" jawab Sasha bingung.
"Yahh.." keduanya pasrah dengan raut wajahnya yang ditekuk.
"Emm.. maaf ya. Gue pikir pikir dulu deh" ucap Sasha.
"Okee deh" ucap keduanya bareng.
"Udah sih itu muka jangan gitu trus, dipandangnya gaenak" sahut Sasha.
"Kenapa?" jawab keduanya sambil mengernyitkan dahinya bingung.
"Lo tau?" Tanya Sahsa. Lalu keduanya menggeleng.
"Kaya kertas kusut" lanjut Sasha dengan tawanya.
Keduanya pun melotot, dan memukul Sasha dengan bantal dan guling.
"Ihhhh dasarr lo" ucap Friska kesal.
"Cantik cantik gini masa kaya kertas kusut" ucap Kyra dengan bibirnya yang cemberut.
"Maaf" ucap Sasha dengan mengangkat tangannya dengan jari yang membentuk huruf v.
"Udah yu ah tidur ngantuk" ucap Friska. Lalu diangguki keduanya.
Setelah itu ketiganya merebahkan badannya, lalu tertidur.
Tak lama, setelah Sasha rasa kedua temannya sudah tertidur, Sasha membuka matanya kembali. Lalu menatap atap kamarnya dengan tatapan yang kosong, dengan pikiran yang begitu sangat rumit.
Setelah sekitar 15 menit melamun, Sasha langsung menyusul sahabatnya ke alam mimpi.