Enaknya ngapain ya sekarang? Emang sih sekarang masih jam kerja tapi dari tadi ini toko sepi pembeli. Tak lama sebuah mobil berwarna hitam berhenti didepan toko. Sepertinya orang asing yang ada didalam itu mobil, bisa dilihat dari sini karna kacanya tidak terlalu gelap. Seorang gadis keluar dari itu mobil dengan wajah ceria berjalan masuk kedalam toko dimana aku kerja.
"annyeonghaseyo~" ucapnya dengan nada ceria sambil membukukkan badannya didepanku.
Aku terdiam sejenak.
Ku tidak salah dengar kan? Dia bilang Annyeonghaseyo? Apa dia orang korea?
Ku tersentak ketika tanganku disentuhnya.
"gwaenchanha eonnie?" ucapnya sambil memiringkan sedikit kepalanya.
Aku mengangguk sebagai jawaban kalau aku tidak apa-apa. Dia tersenyum kearahku. Entah ini ku harus gimana buat ngerespon dia, ku tahu dia bilang apa tapi buat balas ucapan dia yang buat aku bingung. Ah, iya ku baru ingat kalau dia bisa berbahasa indonesia.
"apa eonnie tidak mengenalku? Ku ke sini untuk menjemputmu eonnie" ucapnya senang sambil mengayunkan sedikit kedua tangan ku.
"menjemputku? Memangnya kita mau kemana?" tanyaku heran dengan kepala ku miringkan sedikit.
Dia melepaskan tanganku setelah itu mengambil sebuah kursi buatnya duduk. Gadis cantik ini duduk didepanku sambil menjelaskan tujuannya kesini itu apa. Disaat ia menjelaskan, ku hanya menjawab seperlunya saja karna disatu sisi aku sedikit bingung ketika dia bilang kita akan ke korea seminggu lagi.
Ini terlalu mendadak bagiku, senang sih karna bisa ke negara negeri gingseng dan bisa bertemu sama oppa disana.. kalau beruntung loh ya. Masalahnya itu bilang ke keluarga tuh begimana? Kan aku perginya sama dia, ini aja pertama kalinya kita bertemu trus buat ngurus seperti paspor visa dan lain-lain itu juga butuh waktu cukup lama dan saat ini kan aku sudah bekerja disini, masa aku harus ninggalin pekerjaan ini sih.
Mendadak ku pusing seketika setelah dia selesai menjelaskan.
"aku yang akan urus paspor dan sebagainya milikmu nanti, jadi kau tak perlu khawatirin itu" kata seseorang di belakang gadis ini.
Aku memiringkan kepala buat melihat siapa yang ada di belakangnya. Nampak seorang laki-laki berparas tampan, berpostur tinggi dan terlihat wajah yang cukup dingin.
"ah, iya eonnie. Kenalin ini Arda oppa, dia yang selama ini aku ceritain ke eonnie" ucapnya sambil tangannya melingkar ke lengan laki-laki itu.
Oh, dia laki-laki yang di ceritain Ara ke aku, gantengnya setara sama para idol yang ku suka tapi dia terlihat judes.
Untung keadaan toko lagi sepi jadi ku bisa berbincang-bincang sama mereka berdua.
"jadi eonnie mau ikut sama kita?" tanyanya kepadaku.
Aku menghembuskan napas sebelum memberi jawaban.
"eum.. Ku mau ikut sih, tapi bagaimana aku bilang ke keluargaku soal ini dan kamu tahu sendiri kan disini aku sudah punya pekerjaan, jika aku pergi kesana nanti aku bagaimana buat hidup? Kalau gak ada pekerjaan disana" jelasku.
Ku lihat laki-laki itu tersenyum miring setelah mendengar penjelasanku.
"ada aku dan ara yang akan membantumu disana, percayalah sama kita berdua dan aku yang akan menjelaskan semua ke keluargamu"
Kenapa dia percaya diri sekali bakal bisa dengan gampangnya keluargaku mengijinkan aku pergi ke sana bersama orang-orang yang baru aku kenal.
Ku hanya memutar bola mata malas mendengarkan ucapannya.
"beri aku waktu buat berfikir, kalian tahu kan ini mendadak sekali. Kalian belum memesan tiket kan?"
Mereka saling bertatap-tatapan sebentar, habis itu Ara menjawab "baiklah eonnie, kita akan kasih waktu buat eonnie berfikir terlebih dahulu-"
"kita kasih waktu selama tiga hari buat berfikir dan tiga hari itu juga biarkan aku mengurus semua" potong arda
Ini anak kenapa ngebet banget sih, yang ngajak aku pergi kan Ara bukan dia.
"sekarang aku tanya ke kamu, gimana caranya kamu membuat keluargaku percaya akan semua ini terus kamu bisa jelasin ke aku maksudnya ada kau dan Ara jika aku ikut dengan kalian?"
Laki-laki itu menyondongkan badannya dikit kearahku Sebentar habis itu ia duduk disamping Ara.
"keluarganya Ara sedang butuh pekerja buat di perusahaan ayahnya, kalau kau ikut kita kesana nanti kau bisa aku rekommend ke samchon untuk kerja disana jadi kau tidak usah susah payah cari pekerjaan disana. Satu lagi keluarga Ara bisa berbahasa indonesia kalau kau gak bisa berbicara pakai bahasa korea"
"sudah, sudah, bisakah oppa sama eonnie tidak berantem? Eonnie tenang saja ya kita yang akan atur gimana caranya buat memberi tahu keluarganya eonnie" ucapnya yang jadi penengah antara aku dan Arda sekarang ini.
Dari pada ku ribut terus dengan Arda mending aku iyain saja perkataan Ara saat ini.
"Ara, boleh ku bertanya sesuatu ke kamu?" tanyaku.
Dia tersenyum manis serta mengangguk sambil bilang "Ne eonnie, tentu boleh"
"kamu tahu tempat aku bekerja dari siapa? Seingatku kan kamu tidak pernah bertanya soal itu selama kita chat"
"ah, itu. Arda oppa yang pernah menanyakan itu" jawabnya.
Sebentar, kapan laki-laki di depan ku ini menanyakan itu?
"dia? Apa aku pernah chattingan dengannya?"
Dia memutar bola matanya malas setelah itu membuang muka ketempat lain.
"pernah, eonnie ingat tidak dengan akun bernama Ji Won? Kalau eonnie ingat sama itu akun, karna akun itu milik Arda oppa" terangnya.
Ji Won? Sepertinya ada nama itu yang akhir-akhir ini chattingan sama aku.
"Park Ji Won?" tanyaku ragu
"sejak kapan marga ku berganti dengan marga Park" dengusnya yang masih bisa ku dengar.
"Ji wonnya benar tapi marganya oppa bukan Park, eonnie"
Aku menggaruk tengkuk yang gak gatal.
"maap kalau gitu"
Ara cuma tersenyum sedangkan Arda hanya terdiam dengan arah pandang ketempat lain.
"memang eonnie tidak berkenalan dulu sama Arda oppa?"
Aku mencoba mengingatnya sebentar.
"dia cuma menyebutkan Ji Won dan tidak menyebutkan nama lengkap serta nama panggilannya. Makanya aku bingung"
"ah, seperti itu" ucap Ara sambil mengelus lengan laki-laki yang duduk disampingnya.
Dia berdiri dari tempat duduknya.
"kita harus pergi Ara. kita masih harus mengurus yang lain" ucapnya dengan nada lembut sambil salah satu tangannya memegang pundak Ara.
Ara mengikuti perkataan Arda dan bilang sesuatu sebelum pergi.
"eonnie, kita pergi dulu ya nanti hubungi aku atau Arda oppa kalau eonnie butuh sesuatu"
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Ara terlebih dahulu berbalik badan dan berjalan ke mobil terlebih dahulu, sedangkan Arda diam memandangi ku dengan tatapan yang ku tidak tahu maksud apa. Tak lama kedua sudut bibirnya melengkung keatas.
"Aku yang akan menjamin kau disana nanti, jadi percayalah kalau kau berhenti dari sini terus kau ikut dengan ku dan Ara, kau tak akan menyesalinya" ucapnya sebelum pergi.
Aku cuma tersenyum.
"aku gak akan menyesali semua karna menyesal dengan apa yang udah dilakuin itu gak ada gunanya" ucap ku dengan nada cukuk keras.
Dia berhenti sejenak setelah mendengarkan ucapanku terus melanjut berjalan ke arah mobilnya yang terparkir didepan toko.
Ku lihat ke arah Ara yang melambaikan tangan dan aku membalasnya sama tak lupa tersenyum manis kearahnya.
Tak lama setelah Ara dan Arda pergi, ada dua buah mobil berhenti di depan toko. Sepertinya mereka pembeli. Satu persatu keluar dari mobil tersebut dan berjalan memasuki toko.
Seketika ku membeku saat tahu siapa yang datang ke toko tempat aku kerja..