Chereads / Daftar Operasi TF Amethyst / Chapter 68 - 7.9 - Dilema Antara Opsi Terbaik & Hati Nurani

Chapter 68 - 7.9 - Dilema Antara Opsi Terbaik & Hati Nurani

Brigadir Flek baru setengah jalan ketika ledakan demi ledakan tiba-tiba menghujani formasi kavaleri Rober, dimulai dari elemen footbow yang sudah dalam kondisi siap tempur, dilanjutkan dengan elemen sayap yang bertugas menjaganya.

Tanpa membuang waktu, Brigadir Flek segera memacu kudanya meninggalkan zona kematian. Tidak lupa ia mengaktifkan kristal komunikasi dan dengan suara bergetar mengirim permintaan bantuan ke elemen Buriek Air Corps.

"Brigadir Flek kepada patroli Buriek Air Corps, elemen Brigade Rober terpojok oleh serangan lawan, kami butuh payung udara untuk melindungi pengunduran diri."

[Brigadir Flek, disini Kapten Zavir dari Skuadron 41, dimana posisi Anda dan siapa lawan yang Anda hadapi?]

"Kami berada 1.5 km di sebelah barat perkubuan pendatang asing, mereka melindungi pelarian dari Region Sandhur dan membuka serangan kepada kami saat negosiasi sedang berjalan."

[Maaf Brigadir Flek, kami tidak bisa memasuki ruang udara di sekitar perkubuan pendatang asing tanpa otorisasi dari pusat kendali operasi.]

"Kami sudah kehilangan lebih dari 500 personel, jika payung udara tidak segera diberikan maka kami akan disapu habis."

[Kapten Zavir, di sini Jenderal Griek, Skuadron 41 mendapat otorisasi untuk menyerang perkubuan pendatang asing. Skuadron 42 dan 43 akan segera diterbangkan dari Levsait untuk memperkuat payung udara.]

[Dimengerti Jenderal Griek, Skuadron 41 berada 16 km dari lokasi versus kontak, kami akan tiba dalam sekejap.]

"Terima kasih Jend----"

BOOOMMM!!

Brigadir Flek tidak sempat menyelesaikan kata-katanya karena tanpa peringatan terlebih dahulu sebuah salvo Howitzer 155 mm menghantam posisinya dengan telak.

- - - - -

Tanpa menunggu Vex dan rombongan dari Region Sandhur masuk ke dalam FOC South 1750, forward observer langsung meminta artileri strike begitu perintah peluncuran Operasi Crystal diberikan.

Forward observer melihat kalau elemen footbow dari pihak oposisi sudah dalam kondisi siap memasang anak panah dan melepaskan salvo, jadi menunggu lebih lama bukanlah hal bijak.

Keputusan forward observer memang sangat tepat, meski hal tersebut membuat rombongan dari Region Sandhur menatap dengan horor badai api yang menimpa formasi Brigade Rober.

Setelah menerima 10 salvo kombinasi 12 Mortir 120 mm dan 4 Howitzer 155 mm, seluruh elemen Brigade Rober sepenuhnya berubah menjadi tumpukan daging yang tercabik-cabik, terbakar dan mengepulkan asap. Beruntung posisi formasi Brigade Rober berada pada jarak 1.5 km dari FOC South 1750, sehingga anak-anak yang berada dalam rombongan Region Sandhur tidak perlu melihat horor yang dihasilkan taktik sapu bersih artileri modern.

Anak-anak tersebut bahkan memandang malapetaka yang menimpa formasi Brigade Rober dengan takjub dan penuh kekaguman.

Sebaliknya, Kapten Rasses yang sudah berkali-kali melihat pembantaian di medan perang justru terbelalak dan ternganga lebar hingga beberapa lama. Ia juga merasa dirinya telah melakukan kekonyolan karena begitu borgol di tangannya dilepas ia langsung meminta ijin kepada Vex agar ia dan anak buahnya diijinkan ikut bertempur melawan elemen dari Brigade Rober.

Vex sendiri dengan sabar memberi kesempatan agar Lady Erien dan Kapten Rasses menenangkan gejolak di benak mereka sebelum berkata.

"Lady Erien, tempat ini baru saja berubah dari area of interest menjadi area of operation, jadi kami akan memindahkan Anda dan seluruh rombongan dari Sandhur Region ke area of control 50 km di sebelah timur perkubuan ini."

". . ."

"Di sana kami memiliki bunker bawah tanah tiga lantai, jadi jika elemen Buriek Air Corps berhasil melewati jaringan penangkis serangan udara kami, Anda tidak perlu khawatir dengan taktik bumi hangus mereka."

Lady Erien bukanlah penggemar dunia militer, jadi ia langsung terbengong saat mendengar Vex menyebut area of interest atau area of- lainnya, dan Vex menyimpulkan kalau wanita muda tersebut sudah kehilangan kepercayaan dengannya atau masih terguncang akibat serangan artileri yang baru saja ia saksikan.

"Tentu saja jika Lady Erien ingin melanjutkan perjalanan, kami dengan senang hati akan menyediakan angkutan udara dan pengawalan. Jika tujuan Lady Erien adalah Region Sviek atau Region Rivek maka Anda bisa tiba di sana dalam waktu 20-25 menit."

Sementara Lady Erien kehilangan kata-kata untuk menjawab, salah satu anak buah Kapten Rasses menunjuk ke langit di sebelah barat,  tepatnya ke titik-titik hitam yang bergerak mendekat dengan cepat.

"Rider, kita harus segera berlin---."

Namun sebelum anak buah Kapten Rasses menyelesaikan kata-katanya, desingan panjang terdengar bersamaan dengan meluncurnya puluhan tombak api dari dalam FOC South 1750.

Dengan kasual Vex mengarahkan pandangannya mengikuti tombak api yang meluncur ke arah titik-titik hitam di kejauhan. Tidak lama berselang formasi titik-titik hitam tersebut pecah ke segala arah, namun tombak api membuntutinya dengan ketat sebelum ledakannya menghantam setiap titik-titik hitam dengan telak.

Vex tidak tertarik untuk melihat bagaimana titik-titik hitam di kejauhan jatuh menghujam ke tanah sambil meninggalkan jejak asap. Ia memilih untuk menoleh kembali ke arah Lady Erien untuk menunggu jawaban dari wanita muda tersebut.

Namun yang menjawab pertanyaannya justru Kapten Rasses, yang berlutut di hadapannya sambil berkata.

"Ser Yang Terhormat, mohon selamatkan Region Sandhur, kami siap membalas kebaikan Ser Yang Terhormat menggunakan cadangan Nouel dan emas yang ada di Kastil Lagra."

Vex sama sekali tidak terbiasa melihat orang memohon sambil berlutut di hadapannya. Jadi ia segera membantu Kapten Rasses berdiri sebelum berkata.

"Gelombang pertama dukungan udara untuk meringankan tekanan ke Kastil Lagra akan berangkat dalam beberapa menit. Sementara dukungan yang lebih besar akan mengudara begitu Anda mengkonfirmasi beberapa intel yang kami miliki. Kami akan memanfaatkan perlindungan malam untuk melancarkan serangan udara presisi." 

". . ."

"Dan begitu tekanan ke Kastil Lagra mengendur, besok pagi kami akan langsung melancarkan serangan masif ke Kingdom Buriek agar perang dapat secepatnya dihentikan."

Penjelasan dari Vex membuat benak Kapten Rasses terasa seperti diaduk-aduk. Ia memang bukan perwira tinggi yang tahu bagaimana strategi dirancang dan dieksekusi, tapi ia tahu dukungan udara tidak mungkin dilakukan pada malam hari. Selain itu, darimana pria kasual dihadapannya memperoleh kepercayaan diri kalau ia bisa mengendurkan tekanan ke Kastil Lagra dalam semalam, lalu keesokan harinya langsung melancarkan serangan masif ke Kingdom Buriek untuk menghentikan perang.

Namun pada akhirnya Kapten Rasses tidak memikirkan lebih jauh hal-hal yang membuat keningnya terasa pening tersebut. Ia pun lalu mengikuti seorang personel polisi militer yang akan membawanya ke ruang pusat kendali operasi. Sementara Letnan Hess dan sisa personel polisi militer akan membantu Lady Erien dan rombongan dari Region Sandhur untuk berkemas.

- - - - -

Tidak lama setelah skuadron pertama dari Buriek Air Corps dijatuhkan, dua skuadron lainnya masuk ke dalam jangkauan Tamir ADS. Salvo rudal Tamir segera diluncurkan jauh sebelum kedua skuadron tersebut memasuki jarak pandang FOC South 1750.

Vex sendiri tidak langsung kembali ke ruang kendali operasi, namun ikut mengawasi proses pembersihan sisa-sisa formasi Brigade Rober bersama Kapten Nathan.

Pada kesempatan ini Kapten Nathan akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang muncul di benaknya.

"XO, kenapa kita tidak langsung menghabisi elemen kavaleri Buriek Guard begitu mereka masuk ke jangkauan artileri? Anda bahkan memerintahkan agar inspeksi yang dilakukan oleh Si Tolol Flek direkam secara diam-diam." 

". . ."

"Maaf jika saya lancang, tapi saya tidak percaya Anda melakukannya karena ingin mengikuti prosedur versus kontak."

Dengan kasual Vex menjawab.

"Sejak awal aku memang tidak berniat mengikuti prosedur versus kontak dengan menunggu mereka menyerang sebelum membalas. Aku pura-pura mengikuti kemauan Flek karena ingin mengkondisikan agar seluruh personel yang akan terlibat dalam konflik bertempur dalam satu kesatuan."

Kapten Nathan mengerutkan dahinya sebelum bertanya.

"Maaf XO, tapi saya sungguh tidak bisa memahami niat Anda."

"Saat pelarian dari Region Sandhur tiba di sini, setidaknya personel di pos ini akan terbagi dalam dua kubu. Pertama, kelompok yang memiliki pikiran 'Mari selamatkan mereka, kita memiliki daya tembak berlimpah untuk menghancurkan pihak oposisi.'"

". . ."

"Sedangkan kelompok kedua adalah personel yang memiliki pikiran 'Kita tidak memiliki obligasi untuk menolong mereka. Jadi sebaiknya kita tidak perlu ikut campur dan sok pahlawan.' Masalahnya, begitu elemen kavaleri Buriek Guard menggiring pelarian dari Region Sandhur kemari, maka bisa dibilang kita sudah ada dalam kondisi 80% akan berkonflik dengan Kingdom Buriek, tidak perduli kita menginginkannya atau tidak."

". . ."

"Dan sesuai harapanku, reaksi Flek akan menyatukan hati dan pikiran personel yang akan terlibat dalam pertempuran. Kelompok pertama akan menanggapi reaksi Flek dengan 'Kami akan menyapu bersih kalian keparat.' Sedangkan kelompok kedua akan menanggapinya dengan 'Jahanam! Kami sudah berbaik hati mengikuti kemauanmu tapi kau malah menolaknya', dan pada akhirnya kedua kelompok akan bertempur sebagai satu  kesatuan."

Kapten Nathan termenung untuk sesaat sebelum berkata.

"Bagaimana jika Flek menerima pelarian dari Region Sandhur yang Anda serahkan lalu mengundurkan diri?"

Dengan enteng Vex menjawab.

"Maka kita tidak perlu berkonflik dengan Kingdom Buriek?"

Kapten Nathan terhenyak untuk beberapa lama sebelum berkata.

"XO, sedari awal Anda juga tidak berniat melindungi pelarian dari Region Sandhur?"

"Sama sekali tidak."

Melihat Kapten Nathan menatapnya dengan ekspresi yang sulit dilukiskan, Vex segera memberi penjelasan.

"Kapten, tahukah Anda berapa banyak persediaan rudal anti pesawat yang dimiliki TF Amethyst?"

Kapten Nathan menggelengkan kepala dan Vex segera melanjutkan.

"Jika jumlah seluruh AIM-120, AIM-9, Stinger dan Tamir disatukan maka total ada 8.000 rudal. Jumlah yang cukup fantastis karena sebuah negara maju non adidaya biasanya hanya memiliki persediaan beberapa ratus untuk setiap jenis rudal tersebut."

". . ."

"Saat TF Amethyst mendirikan Harley Quine MOA, kita sudah menghabiskan 1200 rudal. Untuk beberapa konflik yang kita hadapi dan operasi konstruksi di sisi selatan Southeast Triangle, kita menghabiskan sekitar 2000 rudal. Hingga bulan ini, ada sekitar 300 baterai pemicu peluncuran untuk Stinger yang kadaluarsa, artinya ada 300 Stinger yang tidak bisa ditembakan hingga baterai pemicu peluncurannya diganti, belum lagi baterai pemicu peluncuran untuk rudal lainnya. Singkat kata saat ini kita hanya memiliki 4000 rudal anti pesawat."

". . ."

"Sementara hasil perhitungan akhir kekuatan Buriek Air Corps mencapai 1400 Rider tidak termasuk yang masih dalam pelatihan. Jika kita berperang dengan Kingdom Buriek maka kita harus mengasumsikan seluruh Rider mereka harus ditembak jatuh. Setelah itu kita tidak lagi memiliki payung udara yang memadai untuk melindungi perluasan konstruksi di Southeast Triangle, karena rudal yang tersisa harus disimpan untuk mengantisipasi konflik dengan otoritas lokal atau bahkan konflik besar dengan Kingdom Makai."

". . ."

"Kalkulasi tersebut hanya dari rudal anti pesawat, belum lagi dari suku cadang aset lain sementara pasokan dari bumi sedang tersendat. Dalam kondisi seperti ini TF Amethyst tidak akan sembarangan memasuki konflik besar, dan jika harga yang harus dibayar adalah membiarkan beberapa puluh orang yang tidak kukenal mati, maka dengan senang hati aku melakukannya. Karena hal tersebut jauh lebih baik daripada membawa personel TF Amethyst ke dalam situasi rapuh."

Vex menghela nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Sayangnya harapanku tidak tercapai, meski sisi positifnya kali ini aku tidak perlu mengorbankan hati nuraniku."

Vex kembali menghela nafas dalam-dalam sebelum berkata.

"Kapten, menjadi petinggi sebuah organisasi tempur adalah hal komplek dan melelahkan. Tidak terkecuali menjadi petinggi TF Amethyst, dan percayalah meski kadang sulit dipahami, setiap hal yang kami putuskan dan lakukan selalu memiliki tujuan yang spesifik."

"Sir!"

Jawab Kapten Nathan dengan mantap, sementara Vex tersenyum.

*****