Chereads / Daftar Operasi TF Amethyst / Chapter 3 - 1.3 - Tamu Tidak Diundang

Chapter 3 - 1.3 - Tamu Tidak Diundang

Ruang CO, Lt.4 Ged. Utama, Harley Quine MOA.

Pukul 2334, 28 Januari 2025

Dari jendela ruang kerjanya, Jenderal O'Neil memperhatikan konvoi truk yang keluar masuk melewati gerbang utama, sementara di benaknya ia memikirkan penerjunan yang dipimpin Kapten Stark.

Jika penerjunan berjalan lancar, maka personel MCG yang ikut terjun akan menilai apakah lokasi yang dipilih memadai untuk dijadikan FOC (Forward Operation Camp) atau lokasi baru harus dicari.

Jika lokasi memadai maka proses selanjutnya dapat dimulai. Diawali dari penerjunan Tamir Air Defense System yang akan menjadi payung udara, satu kompi pasukan yang akan mengamankan area, dilanjutkan personel MCG beserta material dan peralatan yang mereka butuhkan.

Sedangkan peralatan berat yang tidak dapat diterjunkan dari Hercules akan dikirim melalui jalur darat.

Setelah FOC berdiri dan area di sekitarnya berada dalam kendali, personel MCG akan membangun South High Road ke arah selatan, sekaligus ke arah utara dan bertemu dengan personel MCG yang mulai bekerja dari Harley Quine.

'Seharusnya hasil penerjunan sudah diperoleh saat ini.'

Gumam Jenderal O'Neil sebelum Vex masuk ke dalam ruangan dan langsung menghampirinya.

"Penerjunan di selatan sukses tanpa kerugian personel maupun materil. Jika tidak ada koreksi dari personel MCG tahap selanjutnya akan dimulai dalam tiga jam."

"Akhirnya kita ada di titik mulai."

Senyum tipis mengembang di bibir Jenderal O'Neil sebelum ia melanjutkan.

"Vex, Nature Environment Group dan Mobile Construction Group ingin melakukan survei di Southeast Triangle, sedangkan Agriculture Development Group ingin memulai penanaman Nouel. Selain itu Intelligence & Diplomacy Group ingin membuka hubungan dengan beberapa Region. Apakah Ground Combat Group dan Aviation Combat Group memiliki sumber untuk merespon permintaan mereka?"

Vex segera memijat keningnya yang tiba-tiba diserang pening. TF Amethyst sama sekali tidak kekurangan personel, karena semua personel yang dibutuhkan sudah ada di Harley Quine. Yang menjadi masalah adalah belum semua aset tiba.

'Aku harus meluangkan waktu untuk kembali ke bumi dan memeriksa apa yang sebenarnya menjadi hambatan.'

Gumam Vex di dalam hati sebelum menjawab pertanyaan Jenderal O'Neil.

"Kita bisa menyediakan pengawalan yang memadai untuk personel NEG dan MCG, untuk ADG mereka bisa menanam Nouel dengan radius 5 km dari South High Road. Sedangkan untuk IDG, kita sebaiknya menunggu hingga South High Road dan FOC yang melindunginya selesai di bangun, karena relasi biasanya datang bersama potensi konflik."

"Kita akan mengaturnya sesuai saranmu kalau begitu."

"Dimengerti."

Vex lalu undur diri karena ia harus segera kembali ke Ruang Kendali Operasi Utama.

- - - - -

Ruang Kendali Operasi Utama, Lt.3 Ged. Utama, Harley Quine MOA.

Pukul 0920, 31 Januari 2025

Vex sedang mempelajari rute yang diajukan NEG dan MCG ketika seorang Perwira Pengendali Operasi menghampirinya.

"Sir, mungkin Anda tertarik untuk memeriksanya."

Vex segera memandang layar utama dimana sekelompok penunggang kuda sedang menggiring sejumlah manusia.

"Reaper menangkap pergerakan mereka tiga puluh menit yang lalu. Lima puluh penunggang kuda memasuki pemukiman 9 km di sebelah barat OPL, membunuh beberapa penduduknya lalu menggiring sisanya ke arah barat laut."

". . ."

"Menurut perwira IDG mereka adalah penunggang kuda yang mahir, tapi tidak ada simbol yang menunjukan mereka adalah unit kavaleri dari region terdekat."

Vex termenung untuk sesaat sebelum bertanya.

"Apakah ada indikasi mereka akan bergerak ke OPL?"

"Tidak ada."

Begitu ia mendengar jawaban dari Letkol. Julius, Vex segera mengangguk penuh kelegaan. 

"Kalau begitu abaikan mereka. Kita bukan palang merah internasional atau pasukan perdamaian."

"Sir, dalam sebulan terakhir mereka menangkapi penduduk di sebelah barat OPL. Kita bisa mengirim tim kecil untuk mengeliminasi mereka, jadi kenapa kita tidak melakukannya?"

Dengan kasual Vex menjawab.

"Kita sedang dalam operasi yang menyita banyak sumber daya. Jadi sebaiknya tidak menarik perhatian."

". . . Sir?"

"Letkol. Julius, kehadiran kita masih belum diketahui karena tidak ada yang sudi mendekati pintu masuk Desolate Land dan keadaan tersebut harus dipertahankan hingga kita siap menghadapi pihak-pihak yang tertarik untuk mengeksploitasi kehadiran kita."

"Sir. . ."

Letkol. Julius mengangguk kecil sebelum kembali ke meja kerjanya dengan kepala tertunduk.

Vex lalu mendesah dalam diam sambil mengecek arloji di tangannya.

'Sepuluh menit sebelum Pak Tua O'Neil menggantikanku, lalu aku bisa pergi ke Markas ACG untuk mengkoordinasikan jadwal dan titik dorongan logistik bagi tim survei yang akan piknik ke Southeast Triangle.'

Vex kembali mempelajari peta di hadapannya, sementara tampilan di layar utama digantikan dengan aktivitas pembangunan FOC South 860.

- - - - -

Bangsal A2, Lantai 1 Medic Quarter, Harley Quine MOA

Pukul 1256, 31 Januari 2025

"Whoaaah . . . "

"Manis sekali dan lezat."

"Ini pasti susu dan biskuit yang biasa dinikmati para bangsawan."

Reem dan belasan anak lainnya menikmati susu hangat dan biskuit yang disodorkan petugas Medic Quarter sambil tidak henti-hentinya terkagum-kagum. 

Sebelumnya mereka diajak naik kereta besi beroda empat. Kereta tersebut memiliki dua pintu di depan dan satu pintu besar di belakang. Dua kursi di depan dan dua kursi panjang di belakang yang saling berhadapan.

Di kedua sisi kereta besi tersebut terdapat tiga jendela kecil yang sangat jernih. Anehnya, meski tidak ada kuda yang menariknya, kereta besi tersebut bisa bergerak dengan sangat cepat. 

Kesan yang ditangkap oleh Reem dan anak-anak lainnya adalah: 

"Naik kereta besi tersebut ternyata sangat mengasyikkan."

Setelah melewati barisan pepohonan mereka lalu tiba di sebuah jalan yang halus dan sangat panjang serta berakhir di area yang penuh dengan berbagai bangunan raksasa. 

Selain beberapa bangunan yang sangat tinggi, ada juga bangunan berbentuk setengah lingkaran yang memanjang ke belakang, atau bangunan beratap tapi tidak berdinding dimana di bawahnya berjajar benda berbentuk seperti kepala anak panah raksasa berwarna putih, abu-abu dengan sedikit corak hitam.

Juga terdapat jalan panjang dimana benda berbentuk seperti kepala anak panah melesat sambil mengeluarkan suara nyaring, lalu terangkat dan menanjak ke langit.

Reem dan anak-anak lain berulang-ulang mengucek mata mereka, dan baru berhenti dan yakin tidak ada yang salah dengan penglihatan mereka setelah tiga anak panah lainnya juga terbang ke langit.

"U-uwawa. . . kepala anak panah tersebut terbang tanpa mengepakkan sayapnya."

Selain itu mereka juga melihat deretan benda dengan bentuk mirip seperti gerobak atau capung dengan empat tangkai panjang di atasnya.

Reem sedang berusaha memahami tempat apa yang baru saja ia masuki ketika anak-anak lain berteriak histeris.

"Lihat-lihat, gerobaknya juga bisa terbang!"

Di saat yang sama mereka berpapasan dengan kereta besi yang lebih besar dari kereta besi yang mereka naiki.

'Mereka pasti utusan dewa-dewa yang tinggal di langit, dan bangunan tertinggi di sisi paling timur adalah kuil utama mereka.'

Gumam Reem sambil mengangguk angguk kecil.

Reem juga ingat kalau dua pengendara kereta besi yang mereka naiki sempat terbengong saat bertemu mereka untuk pertama kalinya. Namun hanya untuk sesaat, sebelum dengan penuh perhatian mereka membantu anak-anak naik ke kereta besi dan dengan aksen patah-patah mengingatkan agar anak-anak berpegangan dengan kuat.

Pria berbaju hijau yang pertama kali mereka temui juga bergumam tanpa henti 'Semua akan baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja.' dengan suara bergetar sementara wajahnya sangat pucat.

Awalnya Reem dan anak-anak lain khawatir apakah mereka akan baik-baik saja jika mengikuti paman tersebut. Namun kekhawatiran mereka segera menguap setelah mereka tiba di bangunan yang disebut sebagai Medic Quarter.

Pria dan wanita di Medic Quarter awalnya memandang mereka sambil terbengong-bengong, tapi hanya untuk sesaat sebelum mereka membawa anak-anak tersebut ke ruangan dimana puluhan ranjang berjajar rapi, dan semuanya berwarna serba putih, mulai dari kasur, selimut, bantal, meja, lantai, langit-langit hingga dindingnya.

Pria dan wanita yang disebut paramedis tersebut menempatkan tangannya pada pergelangan tangan Reem dan anak-anak lain sebelum menulis sesuatu ke sebuah papan kecil, lalu menempatkan sesuatu di mulut anak-anak dan menempelkan lingkaran kecil dari logam ke dada mereka sebelum kembali menulis ke papan kecil.

Para paramedis tersebut juga sangat ramah dan bisa berbicara dengan lancar meski masih ada sisa-sisa aksen yang menunjukkan mereka adalah pendatang.

Reem memberanikan diri mendekati salah seorang paramedis wanita yang sepertinya memegang posisi tertinggi. Jika ia tidak salah ingat, wanita muda tersebut dipanggil dengan sebutan 'El-ti.'

"Nona El-ti, kami bisa bekerja jika diizinkan tinggal disini. Kami memang masih anak-anak, tapi kami sangat kuat dan rajin."

Nona El-ti terbengong untuk beberapa lama sebelum mengangguk dan tersenyum.

"Oke, tapi untuk saat ini kalian harus makan dan beristirahat agar tubuh kalian secepatnya pulih."

Reem mengangguk mantap. Di dalam hati ia merasa lega karena orang-orang asing yang mereka temui sepertinya bukan orang jahat.

Mereka juga memberi kesempatan baginya dan anak-anak lain untuk menunjukkan bahwa mereka dapat berguna, sehingga untuk sementara waktu mereka bisa tinggal di kuil para utusan dewa tersebut.

*****