Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Bunga Dandelion yang berada di Genggamanku

🇮🇩RiaKanzani_13
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.6k
Views
Synopsis
Seorang pria bernama Dandelion RayWays adalah seorang Pria yang semasa hidupnya menghabiskan waktu untuk mengabdi di Panti Asuhan kecil di Prancis. Dia bukanlah penduduk asli disana, melainkan seorang anak Blasteran dari Indonesia yang dibuang sewaktu kecil oleh Ayahnya yang berdarah Eropa. Suatu hari, Lion terbangun dari tidurnya dan mendapati satu Panti Asuhan habis terbantai secara Sadis. Hanya dirinya lah satu satunya yang masih hidup dan tak tersentuh sedikitpun di kamarnya. Dia Syok. Lion berlari menuruni tangga dan memeluk Anak kecil yang tergeletak bernama Ammy yang sudah ia anggap sebagai Adiknya sendiri dengan Air mata yang tak berhenti mengalir. Hari ini, adalah Malam kelam yang membuatnya Tenggelam di Lelap angin Alam. - Dandelion.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - 01. Bebas

Lion terbangun dari tidurnya. Sudah 3 tahun semenjak dirinya di vonis bersalah oleh Hakim bahwa dirinya lah yang sudah membunuh Seisi panti. Padahal nyata nya tidak.

Lion menatap keluar jendela di dalam penjara. Hari ini adalah Hari terakhir nya berada di dalam Kurungan ini. Dimana di dalam kurungan ini dirinya di siksa, kadang kala tak diberikan makan, juga kondisi nya yang sangat memperihatinkan membuat Mentalnya rusak yang membuat nya menjadi Gila.

"Tahanan kemarin sudah dipindahkan 1 bulan yang lalu. Ahh~ aku sangat kesepian sekarang." Ucap Lion menenggelamkan wajahnya di lutut yang ia tekuk.

Dua orang Polisi membuka gembok Penjara. Lion menatapnya lama kemudian tersenyum. "Pada akhirnya aku bebas kan?" Ucapnya pelan. Polisi tadi tidak menghiraukan apa yang diucap Lion, mereka hanya menjalankan tugas. Tangan Lion di borgol dan dibawah keluar dari sana.

Baru selangkah Lion berjalan seisi Penjara lainnya yang tadinya Ribut menjadi Hening seketika. Lion menampilkan wajah yang sangat berbunga bunga, tapi yang Dunia luar tidak tahu adalah Dia seorang Psikopat dengan Gangguan Jiwa yang benar benar mengerikan. Wajar di dalam Kurungannya dia sendirian. Lion sudah menghajar semuanya hingga babak belur, dan menyisakan dirinya sendiri di dalam penjaranya.

"Aku tahu kau sangat senang karena bisa keluar dari Penjara hari ini, Pembunuh." Ucap salah satu Polisi, Lion terdiam.

"Pembunuh yah... Apa seperti ini?" Lion menarik kedua tangannya dari polisi dan Melayangkan tendangan keras di keduanya, dia menyempilkan kaca di belakang bajunya lalu kemudian menusukkannya ke kaki salah satu polisi. Beruntungnya polisi tersebut karena sepatunya sangat keras, dan mereka tak membuang Waktu.

Kaki Lion di tembak sehingga membuatnya berjalan ter-pincang pincang dengan darah yang masih mengalir. "Ahh, aku baru saja akan membunuh teman mu loh~ Aku hanya ingin mencoba membunuh sekali saja, apa begitu menyenangkan? Apa orang itu sangat senang saat merengut nyawa seseorang? Dimana yahh dia, Hmm..." Celoteh nya. Dua polisi tadi tak menggubrisnya, mereka tahu kegilaan orang ini.

Sebenarnya kata 'Bebas' yang di maksud bukanlah Dia bisa keluar menatap dunia luar dengan Bebas. Melainkan Dia hanya akan dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa karena diduga mentalnya yang sangat jauh dari kata sehat.

Singkat cerita perjalanan Lion menuju ke tempat barunya berjalan dengan lancar, dia tak melawan maupun mengamuk sama sekali. Setidaknya dia bisa menghirup udara segar barang sekali di Dunia Luar.

"Silahkan turun, disinilah tempat baru mu."

Lion mengikuti arahannya. Kakinya sudah diperban, dia turun perlahan dan menatap lama Tempat Baru nya.

Lion melangkahkan kakinya memasuki Gedung besar di depannya ini. Baru di gerbang saja dia bisa mendengar teriakan demi teriakan orang orang yang di dalam sana. "Gedung ini Isi nya Psikopat semua apa bagaimana?" Ucap pelan orang yang mengantar Lion. Sedangkan Lion sendiri tidak peduli, yang dia lihat di dalam sini tak begitu buruk.

Seorang pria mengenakan Jas Dokter menghampiri mereka. Setelah berbincang cukup lama dengan Dokter, akhirnya Lion dibawah menuju Kamar nya. Dia diantar oleh Dokter Wanita yang dimata Lion dia masih sangat Muda. Bahkan mungkin dia lebih muda dibandingkan Lion.

"Permisi, biar saya antar." Selama di perjalanan tidak ada yang membuka suara. Tangan Lion di borgol, dan Dokter cantik yang entah siapa namanya itu mendorongnya mengenakan Kursi Roda.

Sesampainya di depan pintu pasien, Lion mencoba berdiri namun dengan sigap si dokter membantunya dan membuka kan pintu. "Ini kamar mu. Semoga kau bisa betah, dan Maaf seribu maaf kamar mu harus di Kunci. Kamar ini memiliki CCTV, kecuali di Kamar mandinya tentunya. Meski begitu, kau tetap tak bisa Luput dari pengawasan kami. Aku permisi." Ucap nya. Lion melirik Name Tag nya.

Azalea Phyanna.M

Lion menyeringai. Lalu kemudian berbaring di kasurnya, pemandangan diluar jendelanya sangat bagus. Ada taman bunga dan Lapangan yang cukup luas.