Chereads / Andra Revian / Chapter 2 - Nathan Arya Reksa

Chapter 2 - Nathan Arya Reksa

__

At Kantin,

01:00 am.

*BRAK!*

Aku menggebrak meja Kantin ini dengan kuat nya, saking kuat nya sampai membuat tangan ku sakit sendiri, tak ku perdulikan Rasa sakit itu kini aku menatap Nathan, TERFOKUS pada nya.

mata ku menatap nya nyalang, sebal bukan main, kali ini rasa kesal ku itu tak bisa ku tahan lagi, berkali-kali ia mengulangi nya!

membuat ku jadi heran sendiri akan apa yg cowok ini pikirkan sebenar nya?

"Mau Lo tuh Apa Sih? Nath, Lo gak Capek apa? hampir tiap Hari berantem kayak gini?" Tanyaku kesal namun terkesan serius Juga

"Tuh Muka Mau lo Bikin Bonyok terus? Biar Apa? BIAR KEREN?" tanyaku Terlanjur kesal

Sedangkan ia?

Nathan Hanya Bungkam.

begitu pun Septian yang ada di samping nya, ok jangan tanya setiap hari Septian juga Begitu.

Aku memejamkan mata ku, tambah kesal karna Nathan tak kunjung menjawab membuat ku jengah setengah mati.

"Jadi lo mau kacangi gue?" Tanyaku, dingin

"Ok, gue pergi!" Sambung ku, kesal bukan main nya

Aku berbalik, berniat pergi dari sini

namun *SRK!*

dengan cekatan Nathan Menahan tangan ku, aku mengurungkan niat ku untuk pergi dari sana, menoleh menatap Nathan Datar.

"Apa?" tanya ku, dingin

"dia ngasarin Lo Dill, Mana bisa gue diam aja!" Sahut nya, membela diri dan mengatasnamakan diri ku atas tindakan nya itu

"Ya tapi gak gitu juga cara nya Nath,"

"Terus gue harus Gimana Dill? gue sama dia sama-sama cowok, lo nyuruh gue adu mulut sama dia?" Tanya nya, setengah kesal

"Gak semua masalah bisa di selesaikan Dengan kekerasan Nath, bukan nya malah selesai masalah nya bakalan tambah Panjang Nanti nya" Sahut ku,

"Kalo gue diam aja, APA LO BAKALAN BAIK-BAIK AJA TADI? SEDANGKAN LO SENDIRI GAK NGELAWAN TUH COWOK, ENGGAK KAN DILL?"

"GUE CUMAN GAK MAU LO KENAPA-NAPA DILL, UDAH ITU AJA" jelas Nathan, tersirat sebuah emosi di mata nya itu.

"DEG!"

Aku terbungkam, mulut ku yang tadi nya sudah siap melontar kan kata-kata mendadak Tergagu tanpa suara,

Aku Terenyuh, bohong jika tidak.

perkataan Nathan Mampu membuat ku Jantung ku seakan berhenti berdetak,

Tatapan mata serius nya, seperti tak ada kebohongan dan terlihat sebuah ketulusan yang benar ada nya.

"HUFT!"

aku menghela nafas kasar ku, menunduk, pasrah,

tak tau harus menanggapi bagaimana lagi Sikap Nathan yang seperti ini.

Jika alasan nya berantem karna yang lain, aku mungkin akan mengomelin nya habis-habis an tapi kali ini

alasan nya adalah "Aku..."

ia berantem, karna membela ku... Coba pikirkan, bagaimana bisa aku mengomeli nya?

aku mengangguk pasrah,

berusaha menghilangkan rasa kesal dan jengah ku pada Cowok ini,

"Lo gpp?" Tanyaku, lirih

Ia mengangguk, memaksakan senyum nya.

"Gpp" Sahut nya, Singkat

"Jangan cari gara-gara lagi sama Rio, lo tau dia anak nya Nakal" Ujar ku,

"Ya, tau..."

"Lo marah sama gue?" Tanyaku, heran akan Jawaban nya yang semakin Singkat itu

"Enggak." elak nya,

"Jangan bohong Deh Nath, gue kenal lo" Desakku,

Ia menghela nafas nya,

Nathan mendongak menatap ku dengan Dalam nya,

bibir nya tersenyum tipis, sebuah Senyuman yang di paksakan.

"Enggak Dill Enggak, Emang gue bisa marah sama lo?" Tanya nya Kesal,

"Lo barusan kesal ya Nath" Sahut ku, tak kalah kesal

"Cuman kesal, bukan marah..." Ujar nya,

"Nath..." Celaku, Frustasi sendiri jadi nya

"Udah ah, gw laper mau pesan!"

"kalian berdua kayak biasa kan?" tanya nya pada kami,

Aku bungkam, tak berniat menjawab nya, terus-terusan menatap nya kesal...

Septian mengangguk, setelah itu Nathan pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban ku membuat ku menghela kesal.

"Udah biarin aja, ntar juga baik sendiri..." Serunya,

*SRK!*

aku duduk di samping nya, menggeleng pelan, berusaha meredam rasa kesal ku pada Nathan.

"Lo kenapa gak belain gue sih?" Tanyaku, Kesal

"Ogah."

"Sumpah ya, lo sama Nathan itu sama-sama nyebelin nya tau gak!" sengit ku, kesal

"Lo salah." Sahut nya

Aku menoleh menatap nya Syok, tak percaya akan Apa yg barusan ia omongi.

Bisa-bisa nya ia menyalahkan ku sekarang?"

"Gue? Salah?"

"Salah gue dimana?" Tanyaku, mendengus kesal

"Ya lagian ngapain lo ikut campur urusan orang?" Tanya nya, balik, Skakmat.

"Nathan gak bakalan Emosi kalo bukan Lo yg di kasarin Sama Rio, Dill."

Di skakmat seperti itu Aku sukses Bungkam, menatap Septian Sendu tak sanggup berkata-kata.

Septian memang benar.

Jika aja aku gak ikut campur dalam pertengkaran Rio dan cowok tadi Nathan gak akan Marah karna melihatku di kasarin oleh Rio, Mungkin ia sudah berada di kelas Seperti biasa nya.

Keributan tadi emang karna ku, Aku mengakui nya.

"Kenapa?" Tanya nya, singkat

"Apa?" Tanyaku balik,

"Kenapa lo tiba-tiba ikut campur, lo kenal dia?" Tanya nya lagi dengan nada masih sabar,

"Enggak," Sahut ku, jujur

"Terus???" ujarnya, Heran

Septian menatap ku dalam-dalam,

"DEG!"

lagi-lagi ia mampu membuat ku terdiam, memikirkan jawaban dari pertanyaan yang penuh intimidasi itu.

terjadi jeda selama beberapa menit, baik aku maupun Septian sama sekali gak berniat mengalihkan pandangan kami masing-masing, kami terpaut pada satu Arah.

"Mata nya" dan juga "Mata ku"

Aku Tenggelam pada indah nya manik mata cowok ini, yang pernah menjadi bagian dari hidup ku, atau mungkin masih?

pertanyaan Septian terus terputar di kepala ku, bagai Kaset Rusak yang terus memutar adegan yang berulang-ulang.

"Kenapa aku ikut campur?"

Aku Jelas tidak mengenal nya,

tapi Entah lah... Cowok tadi itu, Mampu menarik Kaki ku untuk menghampiri Keributan itu.

Aku gak tau alasan nya, Seperti ada Sebuah Rasa "Tertarik" yang membuat ku bingung sampai sekarang.

"Gak tau gue..." Sahut ku, sekena nya

"Lo gak pernah bertindak Tanpa Arah Dill," Ujarnya, heran

"Gak tau Ah Sep, males gue bahas itu" Seru ku, kesal

"Bahas apaan?" Tanya Nathan,

Ia baru saja datang membawa Nampan berisi 3 mangkok makanan dan tiga gelas minuman, dua Bakso dan satu mie ayam untuk minuman nya Slalu aja sama, Jus Jeruk.

Nathan Langsung saja duduk, dengan cepat menyajikan Bakso dan jus jeruk di depan ku,

Senyum ku pun mengembang Saat melihat nya datang, apalagi membawa kan makanan yang aroma nya saja sudah membuat ku lapar.

"Gue laper Banget," Gumamku, tersenyum antusias

"Ya udah di makan Bu, kasian cacing-cacing di perut lo udah kelaparan nunggu nya" Sahut nya,

"Jorok banget Sih, lagi mau makan Juga!" Protesku, menatap Nya kesal, kebiasaan nya itu tidak bisa hilang dan harus segera di musnahkan

"Hehehe, Maap Bu negara Sensi amat sih" Sahutnya, cengengesan

Aku memutar bola mata ku jengah, menggeleng keheranan lalu menyeruput sedikit jus jeruk ku, mengabaikan senyuman Aneh Nathan! ya dia emang slalu "ANEH!"

"Btw, kalian tadi bahas apaan sih? kok lo sampe cemberut gitu?" Tanya Nya, Sekali lagi

"Tau tuh, Septian!" Sahut ku, ketus

Nathan Menatap ku dan Septian secara bergantian,

mencoba mencari tau apa hal yang membuat ku kesal sampai sekarang karna kami masih bungkam tak kunjung bicara,

Aku sendiri gak peduli karna memang tak ingin membahas itu, mood ku seketika hilang karna perasaan aneh yang tak ku mengerti ini.

"Kenapa juga aku harus perduli?"

aku Bahkan gak kenal sama cowok itu, ah Sial.

Tak mengambil pusing soal itu, aku memakan Bakso ku, Tapi ada yang Kurang.

Ah iya Benar, "SAMBEL!" pantas saja rasa nya aneh, kayak ada yang kurang ternyata Aku belum memakai sambel.

*SRK!*

aku membuka Tutup toples kecil di meja ini,

meraih sendok yang tersedia di sana, berniat mengambil Sesendok Sambel ke mangkok bakso ku

namun *SRK!*

Nathan tiba-tiba mencekal tangan ku, membuat ku cukup tersentak, menatap nya keheranan.

"Apalagi, Nath?" Tanya ku heran, Setengah kesal.

"Jangan makan yg pedas banyak-banyak" Larangnya, "Ntar lo sakit perut" Sambung nya memperingati ku

Aku mendengus Sebal, berusaha menjauhkan tangan Nathan yang menghalangi ku itu sambil menggerutu kesal.

"Jangan Lebay Ah, Cuman Satu sendok doang kok" Sahut ku, meyakini nya tapi lagi-lagi Nathan Mencekal tangan ku, membuat ku sebal bukan main nya

"Nath!" Protes ku,

Nathan "Lo itu punya Maag Dill, bahaya! gue cuman gak pengen lo Sakit..." Sahut nya, Lirih

Pelan Bahkan Sangat pelan sampai aku hampir tidak mendengar nya,

Mendengar perkataan nya tadi langsung membuat ku diam, Aku mendongak menatap nya yang kini juga sedang memperhatikan ku,

"Apa lo bilang?" Tanyaku, sekali lagi sengaja memancing nya memastikan bahwa aku tak salah dengar

"Gw gak pengen lo sakit..." Ulang nya, lagi

Aku Tertegun, saat melihat Nathan.

ada Sebuah ketulusan saat ia mengatakan itu secara Gamblang.

Tatapan nya Terlihat Dalam, menilisik masuk ke mata ku. saat-saat seperti ini, ada Sebuah perjanjian yang terlupakan, sebuah Janji yang tidak sengaja di ingkari,

tanpa Sadar Membuat Salah satu Hati Semakin "Sakit..." atau mungkin "Kedua nya?"

"Ketiga nya?"

Aku tak tau...

Nathan menaruh Sendok itu kembali ke tempat nya, menggenggam erat tangan ku, sama sekali tak membiarkan ku menaruh sambel itu di mangkok ku.

kedua sudut bibir ku terangkat,

membentuk sebuah Senyuman Simpul, Perasaan Hangat mengalir di dada ku akan tindakan Simpel yang Nathan Lakukan.

Dia, NATHAN ARYA REKSA.

Saat mendengar nama nya kamu mungkin akan memikirkan Seorang Cowok yang Cool, Pendiam, baik, pintar dan keren. tapi percaya lah, setelah melihat Nathan dan mengenal nya Semua opini mu itu akan hilang semata,

kenyataan Nya Nathan Jauh dari apa yang di perkirakan semua orang, dia BERANDALAN NAKAL yg sangat susah sekali untuk Tobat.

dia Jail, tidak pintar, tidak juga PENDIAM dan Suka bolos.

Ia bahkan Merokok Sejak SMA, Club? jangan tanya, itu adalah tujuan nya Setiap Malam.

Kalo di tanya soal kebaikannya? Entah lah, aku masih meragukan bahwa aku cukup mengenal nya untuk menjelaskan tentang "Baik atau tidak diri nya itu..."

Aku pernah meragukan nya,

Saat Nathan, Cowok ini berusaha mendekati ku Dulu... Aku, tak bisa berbuat apapun karna akupun SAMA dengan nya.

Tapi kini, Aku tak Akan Ku Ragukan lagi KEBAIKAN Anak ini.

pernah mendengar Quotes "Jangan pernah memandang sesuatu dari Cover nya?"

nah, untuk kisah ku dengan Nathan Quotes ini adalah hal yang paling kami ingat Sepanjang Sejarah kami berdua.

dia Cowok yang baik, Sangat baik.

Meskipun Sikap nya Terkesan Nakal dan kasar tapi apa kalian percaya Jika hati nya tidak sebatu yang kalian Lihat?

Hati nya sangat "lembut," Sumpah aku tidak bohong!

sepanjang hidup ku sampai bisa di waktu ini mungkin Nathan lah yang slalu menolong ku di kala Susah.

dia hanya lah Lelaki bernama Nathan,

Cowok yang slalu berusaha melindungi ku, berusaha untuk slalu ada untuk ku walau kala itu aku gak pernah "menganggap nya Ada"

Tapi Nathan, Slalu aja Memperdulikan ku apapun situasi nya.

dia cowok bertanggung jawab yang kerjaan nya slalu aja berantem, cowok yang memakai kata "Saya-kamu" dalam berkomunikasi dengan ku, dulu.

kata nya "Biar Romantis"

cowok nyebelin yang suka iseng mengerjai dan menggodaku, tapi sukses membuat ku terbawa perasaan.

Dia hanya Lah Nathan cowok aneh, manusia Ciptaan Allah yang bisa melakukan Kesalahan dan Juga punya "Hati"

Dia, Nathan yg Sama yg ku kenal Sejak SMA.

Ya, Nathan. Teman Sekaligus Mantan Pacar ku! yang kini menjadi Sahabat ku.

biarkan aku Menyimpan Semua kerumitan dalam hubungan kami ini sendiri,

Aku tak ingin ada yang tau... bagaimana Bisa, kami memutuskan untuk "Putus...."

"WOYYYYY!!!!" teriak Nathan, Nyaring

Aku Terlonjak Kaget, nyaris Berteriak Juga Karna Ulah nya itu, Langsung saja aku menatap nya Tajam, kesal karna suara nyaring nya itu yang mampu membuat jantung ku Lompat.

"Apa sih, Kaget tau!" Seruku, kesal

"Ya lagian lo ngapain bengong? Ntar kesambet, baru tau rasa. makan Dill Makan" Titah nya, mengejek

Aku Mendengus Sebal,

Mengacuhkan nya dan mulai memakan Bakso ku,

"Ya, Dia tetap Sama... Nathan yg Nyebelin!"

"Pelan-pelan Bu, Ntar Kesedak!"

"Gue pernah denger berita tuh, kata nya ada orang mati gara-gara keselek bakso!" Ujar nya,

*BUK!*

Aku menabok keras kepala nya Tanpa kira-kira, membuat nya Tersentak kaget, meringis Memegangi kepala nya yang ku Tabok itu.

menatap ku Kesal, Septian juga sama Kaget nya. tapi manusia Es itu lebih memilih Bungkam menontoni kami Aja.

"Aw, Apa sih! sakit tau!" Protes nya, kesal

"Lo nyumpahin gue mati?" Tanya ku, Sengit

"Cuman ngasih Tau Bu negara" Elak nya, masih meringis

"Bodo ya Nath, Gue Kesel sama Lo!" Sungut ku, Merasa sangat kesal

"Awas keselek!"

"Diem lo!"

"Udah, Makan aja." Cela Septian menengahi perdebatan ku dan Nathan

Septian Menyodorkan jus Jeruk milik nya padaku,

dengan cepat aku meminum nya, karna punya ku pun tinggal Sedikit, setelah meminum itu Septian memberi ku tisu yang langsung saja ku terima, lalu setelah itu aku memutuskan kembali Makan.

"Abis pulang kalian Kemana?" Tanya Nathan,

"Gak tau..." Sahut ku, Seadanya

"Lo, Sep?"

"Ngumpul sama anak-anak." Sahut nya, singkat, jelas dan padat.

"Jangan di tanya kalo dia mah," Ujarku,

"Dill, anak-anak Nanyain lo tuh!" Lapor Nathan,

"Siapa?"

"Geri, Adit, kak Bara, Vira, Rahma, Ana Sahut nya, Menyebutkan satu-satu

"Mau ikut main kagak?" Tawar nya,

"Gue sih okok aja" Sahut ku,

"ya udah, pulang ntar gue tunggu di parkiran" Serunya, antusias

"ok"

"hati-hati lo bedua,"

"Santai Sep, mantan Lo gak bakalan gue bahayain kok Seratus Persen aman!" Sahut Nya Yakin,

"Ngaca." Sungut Septian Sinis,

"Weh... santai Bro!"

"Lo bedua diam atau gue gerek satu-satu!" Ancamku dengan kesal nya,

Aku menatap Septian Dan Nathan dengan kesal nya,

sama sekali gak merasa lucu akan pembahasan mereka kali ini.

ok, anggap aku Gila!

karna Bersahabat dengan Dua mantan sekaligus.

itu Melelahkan!

"harus kalian tau."

"iya iya bu negara, diam kok! makan Lagi bu!" Ujar Nathan terkekeh

"Makan." Titah Septian juga,

Aku menggeleng pelan, heran

kami bertiga pun kembali makan, menghabiskan waktu istirahat di kantin.

hingga Tak terasa Kelas kedua pun sudah di mulai lagi,

aku, Septian dan Nathan sudah berpisah ke kelas masing-masing dan Melakukan Tugas mahasiswa yaitu "BELAJAR."

___

(Skip)

04:00 pm.

*TUK!*

*TUK!*

*TUK!*

Aku melangkah menyusuri Lobby ini, dengan cepat keluar Koridor utama memperhatikan ke sekitar parkiran, mencari-cari keberadaan Nathan.

aku pikir kelas nya sudah berakhir terlebih dahulu dari ku lalu ia sudah menunggu duluan disini, tapi Seperti nya aku salah.

Nathan sama sekali belum terlihat, bahkan aku bisa melihat motor Ninja merah nya di sana Masih terparkir tanpa ada nya diri nya,

Satu alis ku sukses terangkat, aku mengedarkan seluruh pandangan ku ke setiap sudut koridor ini, mencari keberadaan Nathan Namun Nihil hasil nya Sia-sia.

Aku melirik Jam tangan ku,

ini sudah pukul empat sore, "Kemana Nathan pergi?"

"Dilla..." Suara bariton seorang Lelaki memanggil ku,

Refleks aku menoleh ke kiri, ke asal Suara itu dan menemukan Seorang Lelaki yang kini tengah berjalan menghampiri ku,

cowok itu berhenti tepat di depan ku, dengan Tatapan datar yang tak dapat ku tebak.

"benar, Aku gak pernah Tau apa isi kepala nya itu"

"Kenapa?" Tanyaku To the point,

"Bukan nya gue yang harus nanya ke lo kayak gitu?" Tanyanya Balik,

Aku mendongak, mengeryitkan kening ku, menatap nya heran akan apa yang ia maksud sekarang?

Aku sama sekali gak paham.

"Maksud lo?" Tanya ku, keheranan

"Lo kenapa tadi tiba-tiba ngebantuin Temen gue kayak gitu?" Tanya nya To The point,

Aku diam, baru mengerti kemana arah pembicaraan nya kali ini, ia membahas Soal Cowok itu... ya, Teman nya yang sama sekali gak ku kenal juga soal keributan tadi pagi dimana aku turut ikut campur dalam Hal itu.

Aku mengangguk pelan, lalu menggeleng juga.

"Gak tau Deh..." Sahutku seada nya, Itu memang benar.

"Dill, gue gak bercanda" Protes nya,

"Ya lo pikir gue bercanda?" Tanyaku, Kesal

"Lo Gak mungkin bantu dia gitu aja kalo gak ada apa-apa,"

"Ya tapi kenyataan nya gitu, mau gimana Dong?" Tanyaku lagi

"Dill..."

"Apa sih Kak? Gue juga gak tau, ya gue tiba-tiba aja itu bergerak pengen ngebantuin dia" sahut ku, seadanya.

"Omongan Rio itu udah keterlaluan, Gue gak bisa diem aja ngandalin KAKAK GUE YANG ADA DI SANA TAPI DIAM AJA" sindirku, menatap nya Sinis.

"Lo merasa ke sindir juga sama Omongan Rio?" Tanya Nya Tiba-tiba,

Aku Terenyuh, Menatap Cowok ini yang tak lain Adalah kakak ku sendiri dengan Intens nya,

Tatapan mata nya Sangat serius, Sukses membuat ku gugup bahkan Tak jarang Ia membuat Suasana menjadi canggung di sekitar kami hanya karna Tatapan serius nya itu, Seperti Saat ini.

*SRK!*

Aku mengepalkan tangan ku keras, Hingga telapak tangan ku terasa perih Akan kuku-kuku panjang ku yang menancap sempurna di sana,

Tubuh ku bergetar hebat, aku lemas seketika mendengar perkataan Cowok yang merupakan Kakak Kandung ku ini

"Iqbal Gavindra"

"Hah? Lo ngehalu ya Sore-sore gini?" Tanya ku, Mengalihkan pembicaraan

"Lo gak usah bohong dan nutupin ini dari gue Deh Dill, Sekarang Jujur. Lo Merasa kesindir juga kan sama Omongan Rio yang ngatain Temen Gue Yatim Piatu?!" Tanya nya balik, mendesak ku

Aku terdiam, kembali menatap Kak Iqbal dengan Intens nya,

"LO ITU CUMAN ANAK PANTI YANG YATIM PIATU! GAK PANTES ADA DI KAMPUS INI, MENDINGAN LO BALIK SANA KE EMAK BAPAK LO YANG PALSU ITU!"

Cacian makian Rio menggema di telinga ku, berputar-putar, berulang-ulang membuat kepala ku pening seketika.

"DEG!"

Dengan cepat aku membuyarkan Lamunan ku, Aku mengalihkan Tatapan ku dari Kak Iqbal, melipat kedua tangan ku di dada Seperti biasa.

"Enggak." Elakku, dingin

"Yakin?" Tanya Kak Iqbal lagi, Menatap ku dengan Ragu nya

"Iya," Sahut ku

"Dill..."

"Apa sih Kak, Gue bilang Enggak ya enggak kak."

"Udah deh mending Lo cabut sana jangan banyak Bacot" Seru ku, kesal

"Dilla"

Suara Nathan Terdengar, aku menoleh Menatap nya, ia baru saja datang, menghampiri ku Dan juga Kak Iqbal disini, Aku mendengus Sebal sambil menggelengkan kepala ku.

"Eh Kak" Sapa Nathan Tersenyum Simpul pada Kak Iqbal,

"Eh Nath, Lo mau pergi sama Adek gue?" Tanya Kak Iqbal,

"Udah tau pake nanya" Sinis ku,

"Hush!" Nathan Menyenggol Bahu ku pelan, menatap Kak Iqbal canggung lalu tersenyum Kikuk,

"Iya Nih Kak, Mau main bentar" Sahut nya, Canggung

"Oh Ya udah, Hati-hati Kalian berdua" Ujarnya, Pelan

"Siap Kak,"

"Gue cabut dulu, masih ada kelas soal nya" Seru Kak Iqbal,

"Yoi!"

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam" Sahut ku dan Nathan Serempak,

Kak Iqbal bergegas pergi dari sini,

*TUK!*

*TUK!*

*TUK!*

Dengan Cepat aku juga melangkah ke Parkiran membuat Nathan berlarian menyusul ku, menyamakan langkah nya dengan ku

"Lo tadi Lama Nunggu nya?" Tanya nya, Berbasa-basi

"Ya menurut lo?" Tanyaku balik, Memutar bola mata ku jengah

"Sorry-sorry tadi gue ada urusan penting mendadak," Sahut nya, cengengesan, tak merasa bersalah sama sekali

"Oh jadi Ada yg lebih penting dari gue?" sinisku,

"Gak gitu Bu, tadi Tiba-tiba aja di panggil sama Bu Rina di suruh bantuin bawa barang ke Ruangan dosen" Jelas nya, sekali lagi

"oh Gitu, Terus masih ingat lo sama gue? kenapa lo gak diam di sana aja berduaan sama Bu Rina?" Tanyaku, Melirik nya Sinis,

*SRK!*

Nathan tiba-tiba mencekal tangan ku, menarik nya, menahan ku untuk pergi lebih jauh Hingga aku Terhuyung ke belakang Bahkan Hampir aja terkilir karna Ulah nya, Aku Tersentak, menatap nya Kaget dan juga kesal di saat bersamaan akan tindakan tiba-tiba nya ini.

"Lo ya, Hampir aja gw jatuh tau gak!" Seru ku,

"Apaan sih?" Tanyaku, heran

"Lo Cemburu Sama Bu Rina?" Tanya nya tiba-tiba,

"DEG!"

Jantung ku berdegup kencang seketika, pipi ku memanas, Merona malu mendengar pertanyaan Nathan Dan jarak Kami yang kian semakin hilang di telan bumi, Tangan nya Menggenggam erat Lengan ku, Hangat seperti tersengat listrik, aku Membeku, Menatap Iris mata hitam nya itu yang begitu dekat dengan ku.

*SRK!*

Dengan cepat aku menepis kan tangan nya dari ku, Aku memalingkan Wajah ku dengan Canggung nya, berusaha menyadarkan diri ku dan Tak berlarut terlalu dalam pada Lamunan itu.

"Ekhmm..." Dehem ku, Canggung

"Enggak, siapa juga yang cemburu" Sinis ku, kesal

Aku kembali melangkah, meninggalkan Nathan yg berdiam diri di sana, dengan Senyuman nya itu.

"Jadi?" Tanya Nathan, sudah mengimbangi jalanku lagi

"Apa?" Tanyaku balik,

"Kalo gak cemburu apa dong?"

"Gak ada apa-apa, gue kan cuman nyuruh... kali aja lo suka sama Bu Rina, Lo kan Doyan nya yang janda Kalo enggak emak-emak tuh" Sahut ku, mengejek nya

"Hehehe"

Nathan terkekeh mendengar ku,

lalu *SRK!* tangan nya mengacak-acak rambut ku hingga berantakan, aku mendengus kesal dan menahan tangan nya itu agar gak berbuat lebih yang bisa merusak Rambut ku.

"Lo Kalo ngeles bisa aja ya," Seru nya

"Siapa yg ngeles, gue beneran kok" elak ku lagi,

"Apa susah nya sih Bilang iya, nyenengin hati mantan gak dosa kok Dill" Sahut nya, Tersenyum, Konyol.

Aku menggeleng pelan mendengar nya, keheranan akan Perkataan konyol cowok itu, memilih mengabaikan nya.

"Aneh lo." Sengit ku, heran

"Jadi Cerita nya Lo marah?" Tanya nya,

"Enggak"

"Ngambek?"

"Gak penting"

"Terus kenapa diem?"

"Ya lo mau gw ngomong apa?"

"Gak ada sih..."

"Ya udah"

"Ya Elah Sensi amat Sih Bu, Di bilang cemburu Gak mau, Di bilang Marah Gak mau, Ngambek juga enggak, jadi mau nya Apa ibu negara?" Tanya nya, panjang lebar

"Gak ada"

"Tuh Kan, marah Tuh pasti nya"

"Apa sih, udah gue bilang Enggak Kok" Sahut ku, kesal

"Udah jelas sih" Ujar nya,

"Apa?" Tanya ku Singkat

"Ibu negara Marah" Jelas nya,

"Dih"

*SRK!*

Nathan kembali memegang lengan tangan ku, Ia berbalik di depan ku dan Mulai berjalan mundur,

Ia tersenyum sok manis sambil pandangan nya Terus saja menatap ku,

"Udah dong Bu jangan marah-marah Saya minta maaf yah udah bikin ibu nunggu lama sampai kepanasan disini, maafin saya Yah bu" Bujuk nya, Terkekeh pelan

"Dih."

Aku menggeleng Pelan, merasa Ngeri sendiri akan perkataan Nathan yang Alay itu, aku bergidik, kembali berjalan meninggalkan nya yg sudah teriak-teriak gak jelas.

"Ya Elah Dill, TUNGGU KALI!"

"DILL!" teriak nya Nyaring,

Lagi-lagi aku menggeleng kan kepala ku, Aku terus berjalan menuju parkiran dan memilih mengabaikan Nathan di belakang sana,

"MINGGIR-MINGGIR!!!!"

Bukan Nathan yg berteriak Melain Kan Cowok Asing di depan sana yang sedang membawa setumpuk kotak Tinggi di tangan nya,

"AWASSSS-AWASSSSS!!!!" teriak nya lagi,

Cowok itu terlihat kesusahan membawa nya, Langkah nya Limbung tapi ia masih bisa menyeimbangkan nya, Ia terus berjalan Pelan-pelan walau tak dapat melihat Jalanan,

orang-orang yg melintas langsung saja menyingkir, memberikan jalan tapi ada aja Para senior yang semena-mena, berlarian *BRUK!* sengaja menabrak,

Hingga Langkah cowok itu kehilangan keseimbangan nya, setumpuk kotak yang ia pegang bergoyang, Bersamaan dengan langkah kaki nya yang tak teratur.

"OOOOO AWASSS OOOOOOOOOO!!!!" teriak Cowok itu, memekik.

Berulang kali ia berusaha menyeimbangkan tubuh nya tapi ia malah semakin Tak seimbang,

Sial nya, IA MELANGKAH MENUJU KE ARAH KU.

"AWASS!!" pekik nya, memperingati ku

Mata ku sukses membulat, langkah ku terhenti seketika, memperhatikan cowok itu yg semakin dekat padaku,

Lalu

*BRUK!*

Tubuh nya pun Menabrak Bahu ku, Sangat kuat hingga Aku terlimbung ke belakang hampir saja membuat ku jatuh jika Nathan tidak,

*SRK!*

Nathan Memegang Kedua bahu ku, memutar tubuh ku, lalu memeluk ku dengan erat nya,

*SRKK*

*SRKK!*

*SRKK!*

kotak-kotak itu berhamburan, jatuh, Menimpa Tubuh Nathan yang Sedang melindungi ku,

"DEG!"

Keadaan Kacau seketika, Semua orang berseru Kaget, begitu pun dengan ku yang sama kaget nya di pelukan Nathan ini.

Aku Terdiam tak bergeming, Menatap nya Intens,

kami berdua terlarut dalam pandangan masing-masing dalam posisi seperti ini, sama sekali tak bergerak.

"Maka nya Bu Negara Jangan Ngambek-ngambek lagi, biar Bisa saya lindungi... coba kalo ada gak ada Saya Siapa yang nolongi coba?" Tanya nya, Tersenyum jail menggoda ku.

"Kalo Ibu jatuh Terus sakit saya juga ikut sakit bu liat nya"

Aku memutar Bola mata ku kesal,

*SRK!* dengan cepat memperbaiki Posisi Ambigu kami, Segera menjaga Jarak.

"Rasis!" Ejek ku, Singkat

"Ye bukan nya berterimakasih udah di tolongi, kalo gak ada gue lo pasti udah ketimpa kotak-kotak tadi" Protes nya membela diri,

"Cuman kotak doang gak ada sakit-sakit nya sama sekali," Sahut ku

"Bener-bener gak tau terima kasih Ya lo" Dengus nya kesal,

Aku Memejamkan mata ku,

"HUFT" menghela pelan, mengangguk pelan, lalu Tersenyum sok manis pada nya.

"Baik Pak Nathan Arya Reksa, TERIMA KASIH ATAS PERTOLONGAN NYA" Ujar ku, semanis mungkin Tapi sedetik kemudian aku menghilangkan senyuman ku itu dan menatap nya Galak.

"PUAS?" Sinis ku, kesal

"Gak Ikhlas banget Bu" Protes nya,

"Bodo" Sahut ku,

"Yuk Ah Buru!" Ajak ku,

"Siap meluncur Bos!" Sahut nya, Cepat

Aku terkekeh geli mendengar nya sambil menggeleng-geleng pelan,

Nathan Pun naik Ke motor nya, Setelah siap aku juga Naik lalu Kami berdua pun meluncur bergegas pergi dari kampus menuju tujuan kumpul anak-anak Hari ini.

__

At Warteg.

Motor Nathan Berhenti Tepat di depan Warteg bertuliskan "WARTEG MANG UDIN!" yang sudah sangat ramai Di penuhi yang Lain nya,

Aku dan Nathan langsung saja bergegas turun, terus terang Aroma Ayam yang di goreng Mang Udin untuk Lalapan, Nasi Campur, gudek, nasi Kuning dll nya membuat Perut ku langsung keroncongan Hingga rasa nya tak sabar untuk menyantap Makanan Warteg ini yang sudah lama sekali gak ku makan.

"WOY NATH!" Teriakan Geri menyeruak Kala melihat ku dan Nathan yang sudah Sampai

"HALO BOS KU!!!" Sapa Adit juga, Terkekeh pelan,

"Eh Bu negara, APA KABAR BU??!" teriak Kak Bara, Tersenyum Genit pada ku ya dia masih sama masih dengan Gitar tua kesayangan nya itu

Aku Dan Nathan Terkikik geli mendengar cerocosan mereka, Lalu dengan cepat menimbrung juga di sana.

"Mang Udin Kayak biasa dua ya Mang!" Teriak Nathan memesan pada Mang Udin, Pemilik Warteg langganan Kami Sejak SMA

"Siap Mas Nathan!" Sahut Mang Udin Terkekeh kecil,

"WIHH SI MAMANG GAUL JUGA TERNYATA!" Puji Nathan Kaget, lalu setelah itu tertawa

"WIS, ya harus Dong Mas. biar tua-tua gini harus Gaul gak boleh kalah sama anak Muda! Kalo kata Anak Jaman Now ASIAP BOS KU!" Sahut Mang Udin Antusias,

"HAHAHA!!!"

Kami semua pun tertawa terbahak-bahak, sungguh mendengar kalimat kekinian itu keluar dari mulut Mang Udin sangat lucu Rasa nya, Sukses membuat perut kami Keram Saking Lucu nya.

Aku menggeleng pelan, tak Tahan Akan kelucuan itu, pahadal bisa di bilang itu bukan lelucon tapi tetap saja LUCU.

"Si Mamang, Lama gak ketemu makin Gaul juga ternyata ya" Ujar ku, terkekeh Tak percaya

"Harus itu Mba," Sahut Nya Tersenyum Bangga

"Tiati Lo Dill Ntar Naksir, Mang Udin Udah Gaul Loh Nathan kalah Kali dah" Celetuk Geri tiba-tiba,

*PLETAK!*

Aku langsung menggetok kepala nya dengan Sendok tanpa kira-kira, Geri Sukses meringis, ia mengusap-usap kepala nya merasa kesakitan, sedangkan aku menatap nya sangat Tajam.

"Kalo ngomong suka gak di saring ya, Gue masih waras gak mungkin ngincer Laki Orang!" Seruku, Kesal

"Gak usah ngetok juga kali, SAKIT NIH!" protesnya meringis kesal,

"Bodo amat, siapa suruh ngomong sembarangan!" Gerutuku kesal,

"Ya kali aja Lo demen Laki Orang Dill hahaha" Sambung nya, tertawa Renyah

"PELAKOR DONG!" Seru Kak Bara juga,

"Anjir! Dill, Lo seriusan Mau jadi Pelakor?" Tanya Adit dengan polos nya

"ASTAGFIRULLAHHALAZIM!"

Aku memejamkan mata ku, memegang kepala ku Frustasi sambil meng geleng-geleng keheranan Sebelum menyemprot mereka semua,

*PLETAK!*

Aku mengetok keras kepala Adit dengan Kesal nya, Ia juga meringis kesakitan,

"HAHAHA"

Geri dan yg lain nya pun langsung tertawa terbahak-bahak, Puas akan Getokan yg ku berikan pada Adit "MAMPOS!" bahkan Geri menyumpah dengan Nyaring nya, Adit mundur sedikit menjauh dari ku, merasa Kesal Juga tentu nya.

"Lo pengen Gue jadi pelakor?" Tanyaku, kesal

"Ya enggak lah, sebagai Kakak dan temen yg baik mana mau gue lo jadi PELAKOR" sahut nya, Gamblang.

"Nah ya udah, mulut di jaga bukan nya malah Doain" Aku mendengus sebal,

"Ya kali aja gitu kan, putus Dari Nathan lo Doyan nya sama Om-om yg banyak duit tapi udah bebini." Celetuk Kak Bara Tanpa Rem,

"DEG!"

Semua langsung Terdiam mendengar celetukan Kak Bara termasuk aku,

Kak Bara jelas Sudah paham akan situasi ini hingga dia sama Bungkam nya dengan kami,

aku melirik Vira hati-hati, dari tadi cewek itu emang tak banyak Bicara. ya Vira emang tipe Cewek kayak gitu, "Pendiam" Tapi aku gak tau Apa yang ia pikirkan dan Rasakan saat ini,

suasana mendadak Hening dan Canggung, hanya Ada Suara Letupan Minyak panas yang sedang menggoreng ayam di belakang kami,

mereka bertiga saling lirik-lirik an setelah Kak Bara salah bicara.

"Vir," Panggil ku pelan

Vira Yang tadi nya Merenung jadi kaget sendiri mendengar panggilan ku, ia mendongak, menoleh menatap ku dengan kikuk nya

"Ya?" sahut nya, Kikuk

"Lo Apa kabar?" Tanya ku, Walaupun Canggung tapi Ku Rasa gak ada salah berbasa-basi saja.

"Baik Kok, Lo sendiri?" Tanya nya balik,

Aku mengangguk pelan sambil Tersenyum Tipis,

"Yah Gini-gini aja,"

"Kuliah Lo gimana? masih Suka ikut Club-club gitu?" tanya ku lagi-lagi

"Wah kalo itu gak usah di tanya Lagi Dill, Setiap Hari dia Bakalan Kumpul sama temen-temen Club nya, Dia kan Ikut Club apa tuh nama nya Kayak perkumpulan Orang-orang yg suka nulis gitu lah" Seru Ana, menjelaskan dengan Antusias nya

"Bumi Syair!" Jawab Rahma,

"Nah iya tuh bener!" Seru Ana lagi,

"Oh Gitu? jadi gimana-Gimana? Udah ada Rilis novel belum Loh?" Tanya ku Tersenyum menyenggol menggoda nya,

"Insyaallah, Lo doain aja" Sahut nya Tersenyum antusias,

"Itu sih Pasti Sal, ya Gak?" Tanya Rahma pada kami semua

Kami semua pun mengangguk Yakin, tersenyum tipis memberikan sedikit dukungan pada Vira.

"YA ALLAH MUDAH-MUDAH AN SALMA BISA RILIS NOVEL KARYA NYA SENDIRI YA ALLAH!" Seru Ana berdoa

"AMINNNNNN!!!" Kami semua mengaminkan serempak,

Bertepatan dengan Itu Mang Udin datang membawa pesanan ku Dan Nathan.

"NAH INI DIA PESANAN MAS NATHAN SAMA MBAK DILLA" Seru Mang Udin,

*TING!*

*TING!*

mang Udin menaruh dua piring Nasi uduk dan dua gelas Es jeruk di meja kami,

Aku tersenyum sumringah, ku cium Aroma Ayam Goreng di piring itu, Aroma nya Sangat enak Hingga sukses membuat Mood ku semakin Membaik Sore ini.

"Wihhh... Makasih Mang!" Sahut ku Antusias,

"Makasih Mang"

"Iya mari di nikmatin" Sahut Mang Udin mempersilakan,

Aku tersenyum tipis dan mengangguk dengan antusias nya, aku sudah merasa Lapar sejak tadi, hingga rasa nya tak sabar untuk memakan nya, di tambah lagi Kali ini aku makan Di Warteg Mang Udin rasa nya udah lama sekali gak makan disini membuat ku kangen akan masakan buatan Mang Udin.

"Kita Dari tadi dah laper banget mau makan nungguin kalian lama Banget," Adit mengomel sambil mengaduk-aduk makanan nya membuat ku terkikik geli

"tinggal makan duluan aja kali Kak, Lo kayak sama siapa aja dah!" Sahut ku,

"Ya gak enak Bambang" Protes nya,

"Enak aja Siti!" Ejek ku balik,

"Bukan nya Siti Janda Di kos sebelah Sekolah ya?" Tanya Kak Bara Polos

"BUSET BANG INGET AJA LU YANG KAYAK GITUAN HAHAHA" seru Geri Tertawa

"Otak nya Encer kalo soal begituan"

"Ya ingat lah Siapa yg kagak ingat Sama mba-mba Janda yg dalaman nya Ungu Hahaha" Celetuk nya tertawa lepas,

"PARAH-PARAH HAHAHA!"

"Ketahuan banget Lu sama Nathan sering ngintipin tuh Mba Siti!"

"Iya dong, harus itu Ya gak Nath?"

"Manusia tuh butuh Asupan Bro!" Sahut Nathan Terkekeh kecil,

"Asupan Pala lu, Lo Mah tiap hari butuh Asupan Kan Ngasih Jatah Si adek!" Seru Geri

"Anjingg! ingat aja lo!"

"HAHAHAHA!"

mereka Berempat tertawa terbahak-bahak, sedang aku dan Cewek-cewek hanya menggeleng-geleng pelan akan pembahasan mereka yg mulai gak karuan,

"DASAR COWOK-COWOK!" sindir Ana Menggeleng heran,

"MESUM!" sinis Rahma

"Bagus DONG! ITU ARTI NYA KITA NORMAL!" sahut Kak Bara dengan Bangga nya,

"Normal Sih Normal tapi gak usah di tunjukin depan kita juga kali!" Sindir ku, Sinis

"Lah ngapa? lu Jadi sange??" Tanya Geri, Mesum sangat mesum

Aku langsung menatap nya Tajam, membuat Cowok itu langsung terkekeh kecil tanpa dosa, ia menangkup tangan nya padaku, meminta Ampun sebelum ku Hajar habis-habis an

"Ampun Bu" Seru nya,

"lo mau gw getok lagi?" Ancam ku, Sinis

"Gak Gak Bu negara, jangan Jera sayaa SAKIT!" tolak nya, merengek memelas.

"Maka nya diem." Kecam ku kesal,

"Udah-udah mending kita semua makan, ntar keburu dingin..." Cela Vira menyudahi perdebatan di antara kami,

"Bener tuh, gw dah laper banget!" Ana mengangguk Setuju,

"Apalagi gw" Sahut ku, langsung saja memakan Nasi uduk ku.

Tak ada yang banyak bicara, kami semua Fokus makan dengan Lahap nya, Hening seketika hanya ada suara Detingan sendok yang beradu dengan piring juga Suara Geri dan Kak Bara yang sesekali bercandaan sambil makan.

"Kalian Tadi pergi barengan?" Tanya Vira Tiba-tiba,

Tangan ku Berhenti Seketika, mendengar pertanyaan Vira aku menoleh pada nya lalu melirik Nathan Sesaat, Jelas pertanyaan itu buat ku dan Nathan.

Vira memecahkan keheningan tapi dengan pertanyaan nya itu membuat situasi kembali Hening lagi.

"Hah??" Tanya ku Kikuk,

"Lo tadi sama Nathan Kok Bisa barengan?" Tanya Vira sekali lagi,

"I..Iya" Sahut ku, Gugup sendiri di buat nya Takut anak itu berpikir macam-macam

"Kampus gue Sama Dilla Kan Sama Vir" Jelas Nathan, Terdengar sangat Santai

Aku dan Vira Sama-sama melirik Nathan,

Cowok itu tersenyum berusaha meyakinkan Vira, Aku diam, hanya memperhatikan saja Nathan menjelaskan pada Vira, Sementara cewek itu terlihat masih Saja Ragu.

"Iya, Gpp kok" Sahut Vira, Pelan

"santai Aja Vir, Gak bakalan Ada apa-apa Kok" Ujar Nathan menenangkan Vira,

"Kok Lo Bisa Yakin gitu?"

"Saya kan Sayang Sama kamu" Sahut Nathan, Tersenyum Sok Manis

Aku Tersenyum Hambar,

"Saya kamu?"

Dulu, panggilan khas nya itu Untuk ku

Sekarang "Vira"

Dulu, Gombalan Nathan itu "Untuk ku" Sekarang "Vira"

Aku Terdiam, memakan Makanan ku pelan-pelan, tanpa mengeluarkan sepatah Kata pun lagi.

Ada Rasa "Sakit..." Yang sama sekali tak bisa ku jelaskan.

Vira Tersenyum Senang, Mereka saling bertukar pandang, Duduk menengahi kedua nya membuat ku jadi Tak enak.

"KaBar!" Panggil ku,

"Oy?" Sahut nya,

"Pindah sini, gue mau duduk Samping Geri!" Titah ku, cepat

"Lahh?" Kak Bara melongo heran,

"Ngapain lo dekat-dekat gue?" Tanya Geri, Sinis

"Gue Kangen!" Celetuk Ku asal,

"GILAA!!" Seru Geri Kaget Plus Kesal,

"Parah Sih, SAKIT JIWA LO DILL?" tanya Kak Adit Keheranan

Aku memutar bola mata ku kesal,

*SRK!*

berdiri, dengan cepat menghampiri Geri membawa Nasi Uduk ku, memaksa Kak Bara berdiri dan pindah

"Dill Gue dah mager Sumpah!"

"Bodo, Minggir KaBar sana!" Usir ku kesal,

"Si anjir! lo makin hari makin nyebelin yee sumpah!" Umpat Nya Kesal,

"bodo Anjir, Cepat Pindah Sana!" Usir ku sekali lagi,

"Ah ELAH!"

Dengan Pasrah nya Kak Bara berdiri, pindah duduk di samping Vira Dan Nathan,

aku Tersenyum puas, lalu duduk Di samping Geri memakan makanan ku dengan tenang nya...

"Lama ya rasa nya Gak makan bareng-bareng kayak gini," Ujar Ana pelan Tersenyum tipis

"iya, Kadang gue Suka kangen aja sama kalian" Sahut Kak Adit tersenyum,

"lo kangen kita?" Tanyaku, menatap nya heran.

"Iya kalian semua,"

"Yang paling Lo kangenin siapa?" Tanya ku, lagi

"Kenapa? lo mau gw jawab lo yg paling gue kangenin?" Tanya nya Balik,

"Iya, Gitu"

"Untung apa gue bilang gitu?"

"Untung nya Gue bilang makasih ke elo"

"Sial!"

"Kalo gitu Mah Ogah."

"Ya udah, gak maksa" Sahut ku santai,

"Ya Udah iya, Gue paling kangen Sama Lo deh Dill!" Ujar nya, pasrah

"Oh, gue Sih Enggak" Sahut Santai,

"SIAL!" Umpat Kak Adit Dengan kesal nya,

"HAHAHAHA!!!"

Semuanya kembali Tertawa terbahak-bahak, puas melihat Kak Adit berhasil ku kerjain,

Kak Adit kesal Bukan main nya, Hingga Ia memakan Makanan nya itu dengan cepat

"Mpos! polos Amat Lo Bang Hahaha!"

"Kenaaaa HAHAHA!"

"Diem Lo!" Kecam Kak Adit kesal, membuat ku terkikik geli

"Lagian Pd amat gue pengen di kangenin sama lo Kak, Najis Ah" Ejek ku, Tersenyum konyol

"Lo Durhaka lo ya sama yg lebih Tua," Seru nya Tak terima,

"Bodo amat Haha" Sambung ku terkekeh,

"Pokok nya kita harus sering-sering kumpul kayak gini meskipun kita sibuk kita harus luangin waktu" Ujar Rahma, Serius

"Harus Itu Mah!" sambung Vira,

"Gue sih Siap-siap aja, selama terjadwal gak bentrok sama kesibukan gue" Sahut Geri,

"Sok Sibuk amat Sih Lu" Sinis ku,

"Wis! sorry Mba, saya emang orang Sibuk!" Bangganya,

"Sibuk Apaan Coba?"

*SRK!*

tiba-tiba Geri merentangkan kedua tangan nya, Aku Refleks menyingkir saking panjang nya tangan nya itu, menatap nya Kesal, juga Keheranan

"BERCINTA!!!!" Sahut nya dengan Bangga nya,

*SRK!*

Aku menoyor kepala nya kesal

"HAHAHA" cowok-cowok langsung tertawa terbahak-bahak berbeda dengan kami cewek-cewek yang merasa kesal akan jawaban Ambigu nya itu,

"YEE DASAR COWOK MESUM!" Teriak Kami cewek-cewek Serempak mengatakan nya, dan Pada akhir nya kami semua pun kembali tertawa terbahak-bahak.

"Kak Bar, nyanyi Kak!" Titah Geri antusias,

Kak Bara yang di suruh pun mengangguk

"EKHM..." Ia Berdehem genit, lalu

*SRK!*

berdiri Tinggi di atas Kursi dengan Gitar Andalan nya itu,

"Sebelum Nyanyi saya akan membawa kan Pantun Terlebih Dahulu!" Ujar nya,

"ASIKKK! APAAN BANG? APAAN??!" tanya Nathan Antusias

"Ada Odong-odong Nabrak Tukang Jamu!"

"MANTAPPPPP!"

"Mau Dong jadi pacar Kamu!!!" ia menyambung pantun nya sambil menunjukku, membuat ku terkikik geli

"AHAHAHAHA ASIAAPPPPP!"

"MANTAP BOS KU!!!!"

"LANJOTT BANG LANJOTTTTT!!!!"

"ke Jakarta naik lah pesawat! pesawat terbang landing nya susah"

"LANJOTTTTTT!"

"Kalo cinta sudah melekat siang terbayang malam nya mimpi basah."

"AHAHAHA ANJINGGGG!!!" Seru Nathan Tertawa lepas,

keempat cowok itu tertawa terbahak-bahak, berbeda dengan kami cewek-cewek yg bergidik ngeri sendiri memperhatikan mereka,

"Gini Nih, kalo cowok-cowok dah ngumpul! pembahasan nya, aneh-aneh" Sinis Vira, mendapat anggukan setuju dari ku dan yang lain

"Dasar Mesum!" Sindir Ana, Sinis

"IRI BILANG BOS!"

D"BACOT AMAT GER GER!" Seru ku,

Aku menggeleng kan kepala ku,

keheranan sendiri pada mereka,

"Nyanyi Dulu Bang!" Titah Nathan,

"ASIAPPPPPP!!!"

Di suruh Seperti itu Kak Bara langsung saja memetik gitar nya,

*JRENG!*

*JRENG!* alunan Suara gitar menggema Di Warteg ini, Tangan kak Bara menunjuk Dari Ujung ke ujung seolah banyak penonton yang memperhatikan nya,

"SEMUANYA SIAP DI GOYANGGGGGGGGGG?!!!!!" teriak Kak Bara, Ia sudah seperti Penyanyi Dangdut Pro kelas Atas,

kami semua Lagi-lagi tertawa karna Tingkah Kak Bara, yang dari dulu memang sangat menyukai Musik bergenre DANGDUT. Kata nya Kita ini orang Indonesia jadi kita harus Cinta Indonesia termasuk mencintai Karya Anak bangsa Yang di namakan Dangdut ini,

"SIAPPPPPP!!!" jawab Nathan, Geri dan Kak Adit Serempak sementara Aku, Vira, Ana Dan Rahma hanya tertawa saja melihat tingkah-tingkah ajaib para cowok-cowok di depan kami ini.

"SATU, DUA, TIGA!"

"SEPERTI MATI LAMPU YA SAYANG! SEPERTI MATI LAMPU...Cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu"

"Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu~"

Kak Bara bernyanyi begitu mendalami, bak penyanyi Dangdut Asli dari lagu ini yaitu Nassar, bahkan ia sampai mengikuti logat nya juga.

Kami semua tertawa lepas menontoni Kak Bara yang mengadakan Konser Dadakan Di warung ini, mang udin seperti nya sangat menikmati berbeda dengan Pelanggan warteg lain nya Yang menggeleng keheranan melihat Tingkah Kak Bara.

"HEYYY SEMUA NYA AYO DI GOYANGGGGGGGGG!!!" teriak Kak Bara, membuat kami kembali tertawa lepas hingga perut ku terasa keram,

Aku menggeleng Konyol,

kedua sudut bibir ku tertarik, tersenyum menatap mereka satu persatu yang tengah sibuk tertawa...

Aku merasa seperti "Tertarik ke masa lalu!"

Masa putih abu-abu yang paling di rindukan ku, Tawa Konyol ini, Senyum Senang ini dan lelucon Receh ini.

Tapi Ada yg "Berbeda..."

NATHAN.

Jika Dulu Cowok itu Berada di sisi ku, Kini "Dia Bukan Milik ku lagi."

aku mengalihkan pandangan ku menatap nya, pas sekali Nathan juga tengah menatap ku, aku menarik kedua sudut bibir ku tersenyum manis pada nya, Kenangan demi kenangan manis kembali terbesit di kepala ku, Seketika Aku Flashback Teringat akan masa-masa kebersamaan dulu yang tak pernah terlupakan tapi akan slalu menjadi "MASA LALU!"

aku Tersenyum Hambar,

Ada rasa yang menyekit saat aku tersadar semua itu hanyalah bagian "DARI MASA LALU KAMI..."

Nathan.

07:00 pm.

Tak terasa tiga jam sudah kami semua berkumpul disini, semuanya memutuskan untuk mengakhiri acara perkumpulan ini karna kesibukan masing-masing, Ya Kami semua bukan Anak-Anak SMA lagi yang memiliki banyak waktu luang setelah pulang Sekolah, Sekarang kami adalah Anak Kuliahan yang Sibuk Mengejar cita-cita kami masing-masing.

maka Acara harus Berakhir disini,

"Kita langsung Misah disini aja Ya," Tutur Geri pelan

"Yoi! gue juga di dah di cariin sama Bokap" Sahut Kak Adit,

"Dah Kuliah kok masih Di cariin Bokap? Anak Papah Kak?" Ejek ku, Tersenyum Jail

"Yee ini Mah beda lagi, masalah Warisan PENTING NIH" jelasnya,

"Oh gitu? Okee, kalo gitu jangan Lupa Rezeki nya di bagi-bagi ke gue ya kak" Sahut ku cengengesan

"Gue juga Dong bang"

"Si BAMBANG tadi aja ngejek giliran soal uang langsung Jinak"

"Lo pikir gue kucing!" Dengus ku sebal,

"Bukan."

"Terus?"

"MACAN BETINA!" sahut nya Tak berdosa,

"SIALAN!" umpat ku Kesal Bukan main nya,

"Macan nya Galak Kagak Dit?"

"Galak, ngalahin EMAK Gue!" sahut Kak Adit,

"ANJIRR HAHAHA"

Mereka bertiga tertawa Setelah mengatakan Lelucon paling lucu sedunia,

Aku menghela pelan Nafas ku berusaha Sabar menghadapi tiga cowok paling menyebalkan Di dunia ini

"Sabar Sabar! Orang sabar di sayang Tuhan..." Aku menenangkan Diri ku sendiri sambil mengelus-elus dadaku

"Gak di sayang Gw Dill?" Goda Kak Bara

"Ogah!" Sinis ku,

"Yakin? Ntar nyesel loh kalo gw sama cewek lain?"

"Lo sama Nenek-nenek pun gus Ikhlas Kak" Sahutku,

"Nenek GAYUNG DILL?"

"Iya"

"AMINNNNNNNNN!" seru Nathan, Geri dan Kak Aditya Berbarengan membuat Ku tawa ku dan cewek -cewek pecah disini,

"SIALAN LO BETIGA! NYUMPAHIN GW PACARAN SAMA NENEK GAYUNG KALIAN??!" Protes nya Kesal,

"IYA!" sahut mereka Serempak

"ASTAGFIRULLAHHALAZIM!" Ujar Kak Bara Berlagak Sabar, membuat kami semua kembali tertawa lepas.

"Kalian habis ini mau kemana?" Tanya Vira tiba-tiba,

"Paling langsung balik lah, Banyak Tugas" Sahut Geri

"Gue sih nemuin Bokap di kantor,"

"gue sih gak tau... lo sendiri Vir"

"Oh, Gue mau jalan Sama Nathan" Sahut Vira tersenyum Sumringah

"Pacaran Mulu Lo!" Sindir Geri,

"IRI BILANG BOS!" sahut Nathan Terkekeh,

"Siapa yg Iri Bambang!" Protes Geri Kesal,

"LO!" Sahut Nathan Dan Vira berbarengan Sukses membuat Geri kesal

"Suka-suka yg pacaran aja lah!"

"Udah, yg Jomblo ngalah aja Ger! jangan Iri, ntar makin ngenes." Ejek Ana,

"Ngaca Mba, Situ juga Jones!"

"Eit, gue Jomblo Happy ya"

"halah, paling Juga Ngenes'

"Enak Aja! ENGGAK."

"Iya in biar Fast, Suka-suka Mba Ana aja lah!"

"Iya lah suka-suka gue masa suka-suka Lo!"

"Na, Diem Atau gue Sumpel." ancam Geri Kesal,

"Jahat banget Sih Anjirr!"

"Bodo!"

"Ish!" Ana Berdesis kesal,

Aku dan yang lain hanya menggeleng pelan keheranan, akan apa yang di perdebatkan dua manusia ini, ya Ana Dan Geri emang terkenal gak akur dari dulu, Rupa nya sampai sekarang pun mereka masih Sama.

"Udah-udah kata nya mau pulang, kapan pulang nya kalo debat mulu?" Tanya Rahma

"Mending nonton Debat capres Dah dari pada kalian,"

"Up To You Bang!"

"Dill," Panggil Rahma Pelan

D"Hmm?"

"Lo pulang sama siapa? Nathan Kan sama Vira" tanya Rahma Bingung,

Di Tanya Seperti itu Aku Refleks menoleh ke Nathan, Cowok itu kini tengah menatap ku bukan hanya dia tapi juga semua orang yang ada disini, Ada rasa bersalah di mata Nathan yang membuat perasaan ku tak nyaman, Aku melirik Tangan Nathan, tangan itu Sudah bergenggaman erat Dengan Vira.

"Dill..." Panggil Rahma lagi membuyarkan Lamunan ku,

"Gue pulang Naik Taksi aja," Sahut ku Tersenyum Hambar

"Mau bareng sama gue Dill?" Tawar Geri padaku,

"Emang lo mau kemana?" Tanyaku

"Gak kemana-mana sih Cuman mau balik doang, kalo mau bareng gue antarin" tawar nya sekali lagi

Aku Terdiam selama beberapa detik, memikir kan matang-matang tawaran Geri itu, lalu sedetik kemudian aku pun menggeleng sambil tersenyum Tipis.

"Gak usah, Gue pulang Naik taksi aja" Tolak ku,

"Lah ngapa gak sama Si Geri aja Sih Dill?" Tanya Kak Adit heran,

"Tau, apa mau bareng sama gue?" tawar Rahma juga

"Gak usah Gpp, gue pengen pulang sendiri aja Gpp" Tolak ku sekali lagi

"Yakin Nih? udah malam gini, dingin Juga Ntar Nungguin nya lama loh" ujar nya, berusaha membujuk ku

"Udah, Pulang Sama Geri aja Dill" Suruh Nathan Pelan,

"Iya Dill, gak baik cewek malam-malam gini pulang sendirian" Sambung Vira juga,

Untuk ke sekian kali nya aku kembali menggeleng, Aku Tersenyum meyakinkan mereka agar bisa pulang sendiri malam ini.

"Gpp, Udah mending kita misah sekarang aja" Sahut ku, yakin

Geri "Dill, Yakin Nih Lo?" Tanya Geri, Ragu

Dilla "Iya" Sahut ku Yakin,

Ana "Ya udah kalo lo mau nya Gitu, kita Cabut Duluan ya" Pamit Ana

Dilla "Iya" angguk ku,

Mereka Semua naik ke motor masing-masing,

Rahma dan Ana, Nathan Dan Vira bocengan lalu Sisa nya Geri, kak Adit dan kak Bara membawa motor masing-masing,

Aku melirik Nathan Dan Vira, yang tengah Asik mengobrol dan bercengkrama bahkan Sesekali terkekeh kecil, Terlihat Sangat bahagia.

Kedua sudut bibir ku tertarik, aku Tersenyum Hambar memperhatikan mereka Berdua.

"DILL DULUAN YA, HATI-HATI LU!" Teriak Kak Bara Pamit

"ASSALAMUALAIKUM!!!"

*BRUMMM!*

suara Deru motor itu Terdengar menyeruak nyaring, Dan dengan cepat mereka sudah hilang Dari pandangan ku, aku Menghela Nafas ku pelan, Berjalan ke pinggir jalan sambil menunggu taksi lewat.

Tapi seperti nya Tak akan Ada Taksi yg lewat,

sudah 30 menit berlalu tapi masih aja belum Ada taksi yg lewat, aku mendengus Sebal Sesekali melirik jam tangan ku yg sudah menunjukkan pukul 7 lewat 30 menit.

"HUFT!"

aku Menghela nafas kasar ku, mengelus-elus kedua tangan ku sendiri,

Hawa malam ini dingin, benar-benar Dingin.

Seketika aku menyesal sudah menolak ajakan Geri maupun Rahma untuk mengantar ku pulang Tadi,

*SRK!*

aku mengusak Wajah ku dengan Frustasi nya, meruntuki, menyumpah pada diri sendiri.

"Bodoh Lo Dill!"

*TIT!*

*TIT!*

Suara Klakson menyeruak nyaring terdengar di telinga ku, *CIT!*

sebuah Motor Berhenti tepat di depan ku, aku Tersentak kaget dan tambah kaget lagi saat melihat pengemudi motor itu yang tak lain Adalah "Geri"

"Geri..." Lirih ku, kaget dan heran

"Lo ngapain disini?" Tanyaku,

"jemput Lo lah, Gue rela nih Balik lagi Demi Lo" Sahut nya, menyombongkan Diri

"Jemput gue?" Ulang ku lagi, satu alis ku sukses terangkat menatap nya keheranan.

"Iya, udah gue bilang kan tadi pulang bareng gue aja. sekarang liat gak ada taksi kan? lo juga kedinginan, malam-malam gini kalo ada begal gimana? lo kalo di kasih tau suka ngeyel sih" Ia mengomel, bak Emak-emak yang sedang memarahi anak perempuan nya.

"PFFT!" Desis ku,

"HAHAHAHA!" Aku tak bisa menahan tawa ku hingga meledak di depan nya,

Perut ku terasa keram, aku menggeleng-geleng tak sanggup akan semua ini.

sungguh, melihat Geri mengomelin ku seperti tadi apalagi dengan Ekspresi sok Dramatis nya itu sangat menggelitik perut ku,

sangat "LUCU"

"HAHAHA Duh Ger, Lo sumpah Ya" Ujar ku tak Tahan,

"Apaan sih?" Tanya Geri keheranan,

D"Lo lucu banget Sumpah, kayak Emak-emak" Ejekku terkikik geli,

"Yee, Si anjirrr! nyebelin Lo!" Ketus Geri, Kesal

Aku masih aja terkikik,

Menggelengkan kepala ku keheranan sendiri,

"Ya lagian Lo ngapain Sih balik lagi sambil ngomelin gue kayak gitu? Lucu Tau gak, aneh." ujar ku,

"Yaelah, harus nya lo berterima kasih sama gue! gue Kayak gini tuh karna perduli sama lo, Nanti kalo ada Begal gimana? Lo mau minta Tolong sama Siapa?" Tanya nya, mengejek

"gini-gini gue gak bisa liat cewek kesusahan" Sambung nya, Memuji diri nya sendiri

Aku Tersenyum konyol mendengar nya,

bergidik, menatap nya Santai.

"Gue bisa bela diri sendiri kali" sahutku,

"Ya udah, inti nya Lo ikut gue gak nih? udah malam Juga," Tanya nya Serius,

"Kalo Enggak gw balik," Sambung nya Agak mengancam,

Aku Terdiam tak langsung menjawab pertanyaan nya, berpikir sejenak

"Apa aku harus ikut sama Dia?"

"Udahlah ikut aja, ntar beneran Ada Begal loh! lagian Ini hari makin malam, gak yakin gue ada taksi yang lewat" Ujar Geri, mengancam dan juga membujuk ku membuat ku menatap nya tajam

"Lo ngebujuk atau ngancam sih?" Tanyaku, mendengus sebal

"Kedua nya," Sahut nya cengengesan

Aku menggeleng-geleng keheranan Akan sikap nya itu,

"HUFT!"

aku menghela pelan, lalu akhir nya mengangguk setuju.

Tak ada masalah, tak ada alasan juga untuk ku menolak ajakan nya, toh ini juga sudah agak malam.

"Ya udah Deh," ujar ku setuju,

"Skuy naik, Dingin Nih" Titah nya cepat

Aku mengangguk cepat

*SRK!*

Aku naik Ke atas motor Ninja milik Geri yg berwarna Hitam ini dengan Susah payah, Ya motor Besar seperti ini memang memiliki Modelan yg cukup Tinggi.

"Udah?" Tanya nya,

"Hmm, udah"

"Pegangan!" Titah nya serius,

"Lo nyuruh gue pegangan?" Aku menaikan satu alisku, keheranan

"Iyalah," Mantap nya

"Jadi maksudnya, Lo nyuruh gue Meluk Lo?" Tanyaku, kali ini lebih Detail dan jelas.

"Iya, Kenapa gak mau? Gak sudi? ya udah gpp tapi kalo lo jatuh gue gak tanggung jawab" sahut nya, Santai

"Cih!"

Aku berdecih sebal,

Lalu *SRK!* Tanpa Ragu aku melingkarkan tangan ku ke pinggang Geri, bersandar nyaman di sana.

"Gue becanda doang kali, jangan terlalu serius gue butuh Candaan" Ujar ku, pelan

"Gue juga becanda, lagian Sejak kapan kita ngomong serius, pernah kah?" Tanya Geri,

"Bener juga Hehehe" Aku terkekeh, lalu menggeleng pelan "Iya ini gue dah pegangan, gue tau lo pasti mau ngebut kan?" Tebak ku

"Pinter ye anak Orang, pegangan Yaak" Ujar nya memperingati ku,

"SIAP BOS KU!"

"ASIAP BU NEGARAA!!!" teriak Geri juga, membuat ku tertawa lepas.

Dengan Cepat Geri melajukan motor nya,

saat mengatakan Akan "Ngebut!" Cowok ini gak main-main, ia benar-benar menancapkan gas nya Full, hingga rasa nya aku seperti terbang Bukan naik motor, tapi Aku "Suka" Seperti ini, Rasa nya Seperti aku Bebas.

"Dill" Panggil Geri Terdengar sangat Pelan karna Deru motor dan suara angin yg memenuhi Telinga ku,

"Hmmm"

"Gw mau..."

"Mau???"

"Mau...."

"mau apa sih?!" Tanyaku gregetan Sendiri,

"Mau cerita sesuatu Ke elo boleh?" tanya nya Ragu-ragu, sukses membuat satu alis ku terangkat keheranan.

"Penting Ger?" Tanyaku, balik

"iya, penting"

"Harus banget disini?"

"Kenapa gak nunggu sampe aja?" Tanyaku lagi

"Gak, gue gak mau."

"Disini aja biar lebih santai dan gak terlalu serius," Sahutnya, aku mengangguk-angguk saja

" Ya udah Cerita aja, kenapa mesti Izin" Ujar ku,

"Gue lagi di deketin Cewek" jujur nya,

Aku Terdiam, berusaha mencerna Semua ucapan nya tadi,

"Terus?"

"Lo ingat Luna?" Tanya nya,

"Luna yg Sering Bully Vira dulu Bukan?" Tebakku,

"Nah iya,"

"Itu dia cewek yg deketin gue, Secara Terang-terang an" ujar Geri menjelaskan padaku,

Aku terperangah kaget mendengar cerita Geri, apa tadi dia Bilang?

"LUNA?"

Sedang mendekati nya?

Bukan Kah ini "GILA?"

"GILA? SERIUS LO GER?" tanyaku, Syok!

"Menurut Lo gue harus Gimana Dill?" Tanya Geri balik, terdengar sekali dari nada nya ia sangat serius.

Aku linglung Seketika, Kenyataan Bahwa Luna sedang mencoba Pdkt dengan nya aja masih membuat ku Syok lalu aku di serang pertanyaan Seperti itu Oleh Geri?

Bagaimana bisa aku menjawab nya?

"Hah Apa?"

Geri menghela Nafas nya kasar,

"menurut lo gue harus Gimana Dill?" Ulang nya sekali lagi,

"Apa nya?"

"Gue harus Respon gimana Tuh cewek?" Tanya nya, kali ini pertanyaan nya lebih Jelas

Aku masih tak bisa mencerna apa yang Geri katakan dan Tanyakan,

*SRK!*

aku menggaruk Kepala ku yg sama sekali tak gatal itu,

"EKHM" lalu berdehem canggung, bingung harus menjawab apa.

"Gimana Dill?" tanya nya lagi,

"Ya lo jangan Tanya gue lah, lo tanya Diri lo sendiri sama Hati lo Ger" jawab ku, logis

"Masalah nya gue gak tau, maka nya gue tanya Lo" Sahut nya

"Lo suka Sama dia?" Tanya ku,

"Ya ENGGAK LAH!" Elak nya Cepat, membuat ku terkikik.

"Ya udah kalo Lo yakin Lo gak Suka sama Dia lo gak usah Respon tapi kalo Lo suka Ya kenapa Enggak" Jelasku, berusaha Bijak

"Lo izinin gue pacaran Gitu Dill?" Tanya Geri Serius,

"Lah Lo Mah gak perlu Izin dari gue Ger, kalo mau pacaran Ya tinggal pacaran ngapain harus Izin sama gue sih? Aneh lu." Desis ku pelan,

"Tapi kalo gue mau izin dulu sama Lo gimana?" Tanya nya, lagi

Aku Terdiam beberapa Menit.

baru menyadari situasi dan kemana arah pembicaraan ini,

"DILL, GUE SUKA SAMA LO KENAPA SIH LO HARUS SUKA SAMA NATHAN? KENAPA GAK GUE DILL?!"

Otak ku langsung memutar kejadian Berapa tahun Lalu, Dimana Geri mengungkap Kan perasaan nya padaku.

Perasaan ku seketika tak enak, Canggung menguasai Diri ku maupun Geri di motor ini.

baik aku atau Geri tak ada yg berani bersuara,

"Dill..." Panggil Geri lagi,

"Iya Ger..." Sahut ku, gugup sendiri

"Jadi gimana?"

"Lo mau nya gw gimana?" Tanyaku, Balik

"gue mau nya Lo larang Gue." jujur nya.

"DEG!"

aku Kembali Terdiam,

Geri pun juga begitu, ia fokus mengemudikan motor nya,

Hening menguasai Kami beberapa Saat Sampai aku membuka Suara.

"Ya Udah, GER LO JANGAN PERNAH NGERESPON PDKT NYA LUNA APALAGI SAMPE JADI PACAR DIA, JANGAN!" larang ku, tegas dan sangat posesif

"ASIAPPP BU NEGARAAAAAA!!!" Teriak Geri,

"HAHAHA!"

kami pun tertawa lepas di motor, tak perduli pada tatapan aneh dari para pengguna jalan lain nya yg menganggap aneh.

"Entah bercanda apa enggak,"

"Entah serius Apa enggak"

Gak ada yg tau

"Hanya aku Dan Geri."

__

At Rumah.

*CIT!*

Geri menghentikan motor nya tepat di depan Gerbang Rumah ku, Aku segera turun dari motor nya.

"Makasih Mas Geri" Ujar ku setulus mungkin,

"Makasih Doang, gak mau bayar? bbm naik Nih neng" Sahut nya memalakku,

Aku memutar bola mata ku jengah, seketika menyesal telah mengucapkan terimakasih pada nya

"Nyesel gue bilang makasih!" Sinis ku,

"Wis Santai dong mba, becanda Lagian Geri mah orang nya baik" Ia tersenyum membanggakan diri nya sendiri,

"Nyesel gue ikut Lo pulang, udah ah gue masuk." sahut ku,

tanpa menunggu jawaban nya aku membuka gerbang ku dan masuk ke dalam, tak memperdulikannya Geri yg tengah memperhatikan ku saat ini.

"HATI-HATI DI JALAN!" teriak ku nyaring, sambil terus berjalan masuk.

"DILL!" Geri berteriak memanggil ku,

Aku langsung Menghentikan langkah ku, Berbalik Menoleh menatap Geri dengan bingung nya.

"Seperti gue bilang Omongan gue tadi jangan Lo bawa Serius" Teriak nya lagi,

D"SIAPA JUGA YANG SERIUS? PD LO!" ejek ku, Tersenyum konyol

"YE SIALANNN!!!" umpat nya

Aku terkekeh kecil mendengar nya, bergidik santai lalu menggeleng pelan.

"Udah ah, gue masuk." Pamit ku,

"Okeee!"

__

At Dalam.

"HAH!"

aku Menghela nafas ku pelan,

*KREK!* Aku menutup pintu dan Segera mengunci nya, Setelah itu berniat langsung masuk ke kamar.

tapi Sosok Kak Iqbal yg berdiri tepat di depan ku membuat ku terperanjat kaget setengah mati!

"APAAN SIH, KIRAIN SETAN!"

"kaget Nih!" Seru ku, mendengus kesal

"Baru pulang?" tanya Nya, Serius

"Ya menurut Lo?" Sahut ku, malas

"dari mana?"

"Makan sama Temen"

"Temen-Temen SMA kamu?"

"iya." sahut ku, Singkat

"kok gak pulang Sama Nathan?" Tanya nya lagi,

"HUFT!"

aku menghela nafas ku kesal, menatap Kak Iqbal tajam. kesal akan kekepoan tingkat Tinggi yg di miliki Cowok Ini.

"Kepo aja." Sinis ku,

"Udah gw mau tidur,"

Aku mendengus Sebal, melewati nya begitu saja, segera masuk ke kamar ku

__

At Kamar ku.

09:00 pm.

*BRASH!*

Aku menghampaskan tubuh ku ke kasur,

Ku lirik Hp sebentar di meja sana, Sangat Tenang tak ada bunyi, tak ada sama sekali Notif yg masuk,

"HUFT!"

aku menghela pelan, menatap Kosong langit-langit kamar ku ini.

pikiran ku tiba-tiba melayang pada kejadian Tadi, "tawaan Nathan dan Vira"

Terlihat "SANGAT BAHAGIA..."

Lalu apa masalah nya?

"Bukan nya ini yg aku mau?"

aku menggelengkan kepala ku pelan, berusaha menyadarkan diri ku,

Aku memejamkan mata ku, mencoba untuk tidur dan tidak memikirkan apapun.

*DRTTTT!*

*DRTTTT!*

*DRTTTT!*

Namun Getaran Hp ku di meja Menghentikan aktivitas ku, aku kembali membuka mata ku,

tangan ku meraba meja di samping kasur ini untuk meraih hp ku itu, aku Tertegun.

Saat Nama "NATHAN!" jelas-jelas tertera di sana,

Nathan Yg Menelpon?

dengan ragu aku mengangkat nya, aku menaruh hp ku di telinga dan mulai mendengar kan nya.

(Via Call) 📞

"Halo?"

"Dill, gue di luar lo keluar dong!" Titah nya,

Mata ku sukses membulat mendengarkan nya,

ya lumayan Kaget.

"Hah? Lo ngapain kesini malam-malam?" Tanyaku, heran

"Ada yg mau gue omongin sama Lo, Penting!"

"Harus banget malam ini? kan bisa besok."

"Gak, ini Penting Dill. buruan keluar." Titah nya lagi,

"Iya iya, ya udah!" Sahut ku pasrah

*TIT!*

telpon di putus,

"Huft!"

Aku menghela pelan lalu bergegas keluar Menemui Nathan.

__

At Luar.

*SRNG!*

Aku membuka Gerbang Rumah ku pelan-pelan, sesekali melirik ke dalam Takut Kak Iqbal mendengar nya dan cowok itu akan mulai lagi dengan segala macam kekepoan nya.

Setelah ku rasa cukup aman aku memfokuskan diri ku pada Nathan, menatap Heran cowok itu mempertanyakan kehadiran nya di sini malam-malam Kayak gini.

"Nath, Sumpah lo kayak gak ada waktu aja ngapain kesini malam-malam sih?" Tanyaku, heran

"Penting Dill,"

"Sepenting apa?" Tanya ku, lagi

"Soal Tadi..." sahut nya,

"DEG!"

Aku Terdiam, Aku menatap Nathan dengan intens nya, cowok itu juga melakukan hal yg sama.

Suasana menjadi sangat Serius, aku tak bersuara sedikit pun menunggu cowok itu berbicara.

"Maaf, gue ninggalin Lo gitu aja..." Ujar nya lirih, ia meminta maaf terdengar tulus dan sangat merasa Bersalah,

Aku Terenyuh,

Perasaan ku mendadak Gak enak namun aku masih berusaha untuk tersenyum, biasa saja.

"Gpp, Tadi Geri balik ngantarin gue kok" Sahut ku, Santai

"Geri balik?" Ulang Nathan,

"Iya" angguk ku,

"Oh, gitu"

"Jadi Lo cuman mau minta maaf doang?" Tanyaku heran

"Enggak."

"Terus?"

"lo gak cemburu gue sama Vira kayak gitu?" Tanya Nathan Tiba-tiba

"DEG!"

Aku Tersentak kaget, Terdiam Seketika, menatap Nathan Dengan Intens nya Sama hal nya yang Di lakukan Cowok itu,

Waktu Seakan Berhenti, Aku dan Nathan Sama-sama terlarut dalam pandangan Kami masing-masing tak Berniat sama sekali untuk berpaling,

Jantung ku berdegup kencang, Ada Perasaan Aneh yang tiba-tiba mengalir di dada ku sebuah Rasa yg sangat sulit untuk ku jelaskan.

Tak ingin berlarut Aku memalingkan Wajah ku dari nya, Aku menyadarkan diri ku sendiri Dari pikiran Aneh itu yang sempat berkuasa Karna Nathan,

"Apa sih Nath?" tanya ku Canggung,

"EKHM!"

aku Berdehem Canggung, lalu menggeleng pelan.

"Jawab Dulu Dill," Desak nya

"Ya Enggak lah." Yakin ku,

"Udah Deh, kalo Lo kesini cuman buat nanya-nanya gak jelas gitu mending lo pulang aja, gw ngantuk mau tidur." Usir ku Sadis,

*SRK!*

Tiba-tiba Nathan Meraih tangan ku, Menggenggam nya Erat,

Aku Membeku.

Mendapat perlakuan Tiba-tiba seperti itu dari Nathan membuat ku bingung Setengah mati harus merespon bagaimana.

"Nath,"

"Dill..." Panggil nya balik, Sangat lembut hingga membuat hati ku mencelus

"Iya Nath,"

"Masih ada Kesempatan Dill, Kalo Lo mau akhiri semua ini... Kita Bisa kayak dulu lagi" Sahut nya,

Ia berbicara Sangat lirih bahkan Hampir tak terdengar, tapi Aku MENDENGAR NYA dengan Jelas Hingga Membuat ku Bungkam tak bisa berkata-kata.

"gue gak bisa kayak Gini Dill," Sambung nya

"Nath," Cela ku, Kesal

"Gue Sayang Sama Lo Dill, gue gak sayang Sama Vira!" Tegas nya, Sangat Serius

"Nath, Vira itu cewek yg baik!"

"Lo Lebih Baik Dari Apapun, Please! Gue gak bisa kayak gini!"

"Nath," Tegur ku lagi

"Dill, Please..."

Nathan Mengatakan nya dengan sangat memohon,

Aku Memejamkan mata ku Frustasi,

Bohong jika aku tidak Terenyuh, kenyataan Nya Nathan Mampu membuat Perasaan Ku tak karuan saat ini.

tapi apa kata nya?

"Kita bisa balik kayak dulu lagi?"

Ia berkata dengan sangat Yakin, Tapi Entah kenapa "Aku Ragu akan hal itu..." Rasa nya, GAK MUNGKIN.

Aku Menggelengkan Kepala ku pelan, Jelas Menolak Permintaan nya itu.

*SRK!*

aku menaruh telapak tangan ku di atas tangan nya, Aku Tersenyum Hambar Menatap nya.

"Gue gak bisa..." Jujur ku,

"Kenapa Dill?" Tanya nya, Lirih

"I dont Know, Please. Vira Lebih baik dari pada gue" Sahut ku,

"Dan Dia cewek baik-baik, jangan Sakiti Dia Nath"

"Lo gak mau Vira sakit tapi lo Rela nyakitin diri lo sendiri." Sindir Nathan,

"Nath Im Okay!" Sahut ku Yakin,

"Please Dill, gue tau Lo sakit! gue tau Dill! gue tau!" Seru Nathan, Frustasi

"OK GUE NGAKU GUE SAKIT TAPI ITU BUKAN BERARTI GUE PENGEN BALIK KAYAK DULU LAGI!!!!!"

Aku membentak dengan Kesal nya, Nathan Cukup terkejut mendengar bentakan ku itu,

Aku pun memejamkan mata ku tak kalah Frustasi nya dengan nya,

*SRK!*

aku memgusak-usak wajah ku kasar, lalu kembali menatap Nathan Tenang,

berusaha mencairkan suasana kembali.

"Please, kita udah pernah ngomongi soal ini dan Kita udah sepakat!"

"Sampe kapan pun, gue Gak bakalan ngeliat ke belakang lagi, Nath" Ujar ku, Serius

"Dill..."

"Mau seberapa sayang pun ke gue ke Lo gue gak bakalan Balik ke masa lalu lagi, sampe kapan pun Prinsip gue gak bakalan berubah Nath." Tegasku, Yakin.

"Gak Akan."

Nathan Terdiam,

Ia memberikan Tatapan kecewa nya padaku,

tangan nya yg sedari tadi menggenggam erat tangan ku kini mulai mengendor,

Aku menatap nya Frustasi, ku pejamkan mata ku berusaha untuk kembali tenang,

*SRK!*

aku menarik tangan ku dari nya, Lalu menatap nya Datar.

"Lo pulang sekarang!" Usir ku dengan Dingin nya,

Tanpa berbasa-basi lagi dengan cepat aku masuk, meninggalkan nya yg membeku di sana karna ucapan ku tadi.

"HUFT!"

aku menghela nafas ku kasar dan bergegas kembali masuk ke dalam Rumah,

Perasaan ini Aneh Nath,

Aku Memang sakit melihat mu dengan Salma,

Tapi aku Sama sekali gak berniat untuk mengembalikan semua nya Seperti dulu lagi.

Seberapa Sayang nya gue ke Lo tapi semua itu Tetap Gak akan bisa merubah Prinsip gue,

"Gue gak akan ngeliat Ke belakang Lagi."