Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ABU/ABU

Chekz
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.3k
Views
Synopsis
Hai.. Namaku jeksen, teman temanku kerap kali memanggil ku Jeje, entah apa alasan mereka memanggil ku dengan panggilang itu, mungkin bagi mereka itu terdengar lebih simpel dan lebih mudah diingat.. Fifi Octaviani, si mungil yang pertamakalinya merebut hal berharga yg tak pernah tersentuh oleh siapapun yang bahkan aku sendiri tak perduli dengan hal itu.. Jadi ini cerita masa SMA ku pertama kali, Entah disebut novel atau hanya sekedar cerpen Bukan Happy ending dan bukan juga Sad ending tapi lebih ke arah "ABU - ABU" Penasaran? Ikuti terus ya..

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - PERTEMUAN

"Asalamualaikum wr, wb..

Begitulah suara ibu elli mengucapkan salam pembukaan seraya menyambut kedatangan para siswa didik baru di tahun ajaran ini.

"Ayo maju dan perkenalkan diri masing-masing.

Seraya menunjuk aku dan orang disebelahku

"Ayo kamu berdua maju dan perkenalkan diri, jangan malu.

"Hai.. namaku Syaibatul Aslamiyah.

"Hai, nama gue Jeksen

Seru kami mengucapkannya secara bersamaan, dan seisi kelas pun hanya tersenyum melihat wajah polos kami berdua yang saling tatap karena kaget, perkenalan pun berlanjut hingga akhirnya masing masing dari kami saling kenal, dan perkenalan itupun berlanjut hingga semua selesai memperkenalkan diri.

Aku yang sering sekali merasa bosan itu kerap kali berfikir tentang hal-hal menyenangkan dan bisa kulakukan saat mengisi kebosanan ku, seperti menulis puisi atau membuat quotes untuk ku upload di facebook ataupun BBM pada saat itu, tetapi karena kepolosan ku saat itu aku tidak membawa ponsel karena takut di sita..

Melihat sepanjang koridor sekolahku terdapat space untuk duduk duduk akupun dengan santai menuju kesana dan mencari posisi PW saat itu,

"Nah disini nih pas..

Disinilah aku sekarang, disaat teman-temanku sedang asyik bercanda gurau dengan yang lainnya di jam kosong, aku menghabiskan waktuku  yang istimewa ini dengan duduk bersandar di koridor yang sepi dan tenang itu.

Dan tanpa kusadari seseorang pun menghampiriku dari belakang dan bertanya,

"Eh ngapain kamu sendirian didepan, kenapa gak gabung bareng sama anak yang lainnya?

Dia bertanya padaku saat itu.

Entah dia ini kakak kelas atau anak yang akan menjadi teman sekelasku nanti, dengan terheran-heran aku memperhatikannya dari ujung kepala sampai kakinya, dengan posisi masih bersandar dan sontak aku terkaget saat itu

"Eh gapapa, yaudah aku masuk dulu..

Responku yang kaget dan seraya langsung pergi masuk ke kelas.

Entah sensasi apa yang barusan kurasakan, dan akupun menikmatinya..

"Eh eeehhh ko malah pergi,..

Ucapnya kecil yg masih sempat terdengar olehku yg sudah beranjak pergi meninggalkan nya

Sempat terbesit di dalam pikirku untuk berhenti dan duduk kembali, tapi.

Saat melihat sekelompok bajingan itu datang aku berubah fikiran.

Yup itu kelompok para jamet yang ada di Sekolah ku, Kakak kelas yang sok Superior dimata adik kelasnya.

Aku pun kembali duduk di kursi ku dan sesi berikutnya pun dimulai, hingga akhirnya tiba waktunya istirahat.

Penasaran..

Itulah yang ada didalam fikiran ku saat ini, dan..

Dengan rasa penasaran aku memberanikan diri untuk mencari orang yang tadi sempat mengaggetkan ku saat sedang bersantai tadi karena dia sama sekali tidak ada dikelasku saat setelah kejadian tadi.

"Fi.. Fifi lo mau ikut beli makaroni gak..

Terdengar suara dari kelas sebelah yang tidak jauh dari klasku, dan dengan penasarannya akupun sempat mengintip dari jendela,,

Nampak terlihat sosok mungil ber kerudung putih dengan nada sedikit berteriak dia berkata..

"Nanti dulu tugas gue belom selesai..

"Oh yaudah gue duluan yah fi..

Begitulah yang sempat kudengar saat itu,

entah sensasi apa yang kurasakan saat itu, sensasi saat sedang melihatnya dari kejauhan, sensasi berdebar saat melihat siluet wajahya dari belakang..

Tetapi tak lama kemudiaan momen itu harus sirna, keseruan mengintip pun berakhir saat itu karena teman sekelasku memergoki dan menepuk pundak ku.

Sontak secara reflek kaget aku tak sengaja teriak, dan.

Duarrrr...

Terdengar keras saat kepalaku terbentur jendela, tak hanya sampai disitu..

Dia yang sedang kuperhatikan pun sontak menoleh karena mendengar suara keras dari belakangnya, seakan mencari darimana asal suara itu, dan benar saja dia menoleh kearahku yang sedang dalam posisi memperhatikan dirinya dari kejauhan bak seperti seorang stalker.

Tersenyum..

Bukan kaget dan melarikan diri tetapi aku malah terdiam dan merasa senang saat dia menoleh kearahku saat itu, tapi itulah yang bisa kulakukan saat itu karena bingung harus melakukan apa..

Dengan wajah terheran-heran ia memperhatikan ku dari mejanya

"Mampus...(Alhamdulillah dia nengok)

ucapku dalam hati sambil menahan malu saat itu.

Benar saja apa yang aku harapkan, mendengar suaranya..

"Kamu ngapain disana, ini kan bukan kelas kamu,..

Ucapnya dengan nada lembut saat itu.

Tanpa menunjukan tanda-tanda marah dia masih melihatku dari tempat duduknya.

Melihatku yang bukannya merasa kesakitan melainkan malah tersenyum saat itu, dia pun seakan membalas senyuman ku saat itu dan bertanya lagi..

"Kepalanya gapapa?

Namun aku tak sanggup menjawaabnya dan hanya bisa tersenyum saat itu, betul betul kebodohan ku saat itu yang masih tidak sanggup berkata-kata dihadapannya.

Sesi setelah istirahat pun dimulai, dan akhirnya saat-saat yang paling ditunggu-tunggu sesi perkenalan dengan kakak kelas..

Aku yang masih penasaran dengan kakak kelas bertubuh mungil itu pun hanya bisa duduk terpaku sambil menatapi dia yang sedang duduk di kursi tepat di sebelah meja guru,

Satu persatu kakak kelas pembimbing pun selesai memperkenalkan namanya masing-masing dan tersisalah seorang terakhir yang belum memperkenalkan namanya..

Sontak semua mata pun tertuju padanya, termasuk aku yang hanya fokus padanya saat pertama sesi ini dimulai, berdebar, itulah yang kurasakan saat menunggu dia mengucapkan namanya.

"Fifi Oktaviani..

itulah nama yang kudengar terucap dari bibir merah muda yang mungil itu, sungguh momen yang membuatku merasakan sensasi aneh itu untuk sekali lagi,

dan akhirnya hari pertama pun selesai dan kelas pun dibubarkan..

seperti MOPD (masa orientasi peserta didik) pada umumnya setiap hari pertama pasti identik dengan memberi tugas di mana harus mencari barang misteri yang harus diserahkan untuk sesi esok hari..

Hari ke 2.

"Ayo yang sudah lengkap bisa maju  ke depan terus kumpulin barang misterinya..

Suara kak Ulfa yang meminta kami untuk menyerahkan tugas yang diberikan pada kami,

Sejak pagi tadi aku sama sekali tidak melihatnya,

Begitulah yang aku ucapkan dalam hati.

Sejak pagi tadi sosok yang yang ku nanti-nanti sama sekali tidak terlihat, dan sempat terbesit dalam fikiran ku untuk bertanya pada teman-temannya tapi ku urungkan niatku karena malu untuk bertanya.

Haha..

Lucu memang , pertemuan kami yang tak sengaja saat aku sedang melamun itu membuatku hampir  tak bisa tidur tadi malam,

Suaranya yang seperti anak kecil itu masih terngiang-ngiang dikepalaku, tubuhnya yang mungil dengan tinggi 150cm dan aroma bedak bayi yang ia gunakan saat itu pun seakan-akan masih dapat tercium sampai saat ini.

Tetapi hari ini berbeda dengan hari kemarin, dan yup benar saja hari ini dia tidak datang..

Sosok seseorang yang membuatku mampu untuk bangun pagi buta dan semangat berangkat sekolah dengan senang hati tanpa ada sedikit rasa malas sedikitpun.

Befikir keras.

Dan akhirnya, aku beranikan diri untuk menanyakan kenapa dia tidak datang sekolah hari ini.

Kuputuskan untuk bertanya pada teman sekelasnya dimana rumahnya dan bersyukur sekali aku mendapatkanya, meskipun sempat mendapatkan godaan dari beberpa kakak kelasku saat itu,

dan..

Dari sinilah cerita ini dimulai.