Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I lost you, but you found me

lexa_tmpbln
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1

10 tahun yang lalu, aku yang bernama Bella Sartika berteman dengan anak laki-laki yang bernama Kevin Syaputra. Kami sudah bersahabat sejak kecil. Kira-kira waktu aku berumur 4 tahun dan dia berumur 5 tahun. Walaupun berbeda umur tetapi kami duduk di bangku yang sama.

Waktu kelas 1, kami bersekolah di tempat yang sama dan aneh kami selalu mendapatkan yang kelas yang sama. Entah itu hanya kebetulan atau bagaimana.

Kami bersahabat layaknya kakak dan adik. Dia sangat peduli dengan ku, begitupun sebaliknya. Kami saling melindungi satu sama yang lain.

Aku bukanlah anak yang begitu pintar, sedangkan dia sebaliknya. Dia selalu mengajariku dengan sangat baik. Ketika jam istirahat kami selalu berdua, sehingga banyak teman-teman sekelas ku menganggap kami pacaran. But, that's not true, we just best friend.

Walaupun kami hanya bersahabat, aku memiliki rasa kepada Kevin. Tapi, bagaimana dengan Kevin? Entalah.

Waktu aku duduk di kelas 3 sd. Aku pernah meminta Kevin untuk berjanji dengan ku. "Kevinn, Kevin harus janji kemana pun Kevin pergi, kevin harus tetap kembali ke Bella. Bella ga mau kehilangan Kevin" kata ku mengulurkan jari kelingking sebagai tanda janji.

"Iya Lexaa, Kevin janji ga bakalan pergi jauh-jauh dari Bella" ucap Kevin menyatukan jari kelingking nya sebagai tanda janji. Setelah Kevin berjanji, dia langsung memelukku erat.

Kedua orangtua kami sudah saling mengenal satu sama lain. Sehingga semakin banyak waktu ku dan Kevin bermain bersama.

Ketika duduk di kelas 5 sd, Disaat itu lah, aku merasa kehilangan Kevin. Pada semester 1 semua nya baik-baik saja. Tetapi tidak dengan semester 2. Kevin pindah sekolah dan rumah. Dia tak memberi tahu kan kemana ia akan sekolah dan dimana rumahnya.

Aku bertanya kepada mama dan papa ku, namun mereka tidak ingin memberi tahukan kemana Kevin bersama orangtuanya tempat tinggal barunya.

Alhasil, aku hanya bisa menangis semalam tanpa suara. Besok paginya, mata ku bengkak karena menangis. Mama ku membuat surat ijin agar aku tidak masuk sekolah dan pergi memeriksa mata ku.

Aku tak memberi tahu kan bahwa tadi malam aku menangis. Tetapi tetap saja, orangtua ku tau karena dokter yang memberitahukannya.

Setelah beberapa tahun, aku mulai menghilangkan dan melupakan nya. Aku sudah melakukan kegiatan ku seperti tak ada masalah. Tahun 2019, kini aku duduk di kelas 12 IPA 1 di sekolah SMAN 1 Jakarta pusat.

Tak terasa sebentar lagi aku akan menjadi mahasiswa di universitas. Salah satu alasan ku melupakan Kevin, yahh alasan untuk belajar agar mendapatkan nilai yang sempurna dan bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri.

1 minggu lagi aku akan mengikuti Ujian Nasional. Aku selalu belajar, belajar, dan belajar. Selain belajar aku juga harus selalu menjaga kesehatan ku agar bisa mengikuti Ujian!

Hari Ujian Nasional pun tiba, aku merasa gugup walaupun aku sudah banyak belajar. Di dalam ruangan komputer, pertama aku berdoa kepada Tuhan agar bisa mengikuti Ujian ini dengan cara tidak curang/menyontek. Kedua, aku menenangkan pikiran ku lalu mengerjakan soal-soalnya.

3 hari aku mengikuti Ujian Nasional dan semuanya berjalan lancar. Aku tinggal menunggu pengumuman kelulusan.

Selang beberapa minggu, akhirnya hari pengumuman kelulusan juga! Aku sangat excited untuk mendengarkan pengumumannya. Semua orangtua murid kelas 12 berkumpul untuk mendengarkan pengumuman kelulusan.

"Alhamdulillah" ucap semua murid yang mayoritas Islam.

"Yeah, asikk akhirnya kita semua luluss" teriak hampir seluruh murid.

Ada orangtuanya yang menangis karena bangga/senang.

"Selamat sayang" ucap mama ku yang langsung merangkul ku begitupun dengan papa ku. "Makasih ma, pa. Ini semua berkata mama dan papa yang selalu nasehatin Bella" ucap ku menangis terharu. "Iya sayang, kami bangga dengan Bella. Kamu dapat nilai tertinggi di semua mata pelajaran dan kamu mendapatkan beasiswa ke Prancis" ucap mama ku. "Iyah, jerih payah mu belajar tak menghianati hasil. Sekali lagi selamat yah sayang" ucap papaku.

"Hiks, ia Pa" ucap ku