Akhirnya kuputuskan untuk mempercayai keberuntunganku dan mulai memasuki dunia baru yang tak terbayangkan dari sebelumnya.
-N e w C h a p t e r-
Noel's POV
Aku pun memberanikan diri untuk masuk ke gedung itu dan yang mengejutkannya adalah tampakan dalam sekolah itu berbeda 180 derajat dengan tampakan luarnya. Terlihat seperti lobby yang cukup megah, dipenuhi pekerja kantoran yang sibuk mengurusi pekerjaan mereka.
'Apakah aku salah alamat?' batinku.
Aku pun bertanya ke security gedung itu untuk memastikan.
"permisi pak, ini benar UNDAR cyberschool?"
"Kamu sudah membuat janji dengan Kepala Sekolah?" tanya security
"B-belum, aku datang karena brosur ini" jawabku sambil menunjukkan brosur
"Oh! Kamu mendapat brosur khusus rupanya. Kalau begitu. Silahkan naik ke lift sebelah kiri, lantai 7, kamu bisa mendaftar di administrasi UNDAR. "
"Terima kasih infonya pak" jawabku
"Oh iya, untuk naik ke lantai atas, kamu cukup menscan barcode yang ada dibelakang brosur itu." ujar pak security
'Wah, hotel mewah saja hanya men-tap kartu, tapi disini malah scan barcode?' batinku.
Aku pun mengikuti arahan bapak security tadi dan sampai ke lantai 7.
Pintu lift terbuka, dan semua suasana kantoran yang kulihat tadi pun berubah.
Benar-benar gedung ini sudah mengejutkanku beberapa kali.
'Pemilik gedung ini pasti orang kaya raya.' batinku
Ruangan yang tertata rapi dengan desain interior yg estetik, ornamen - ornamen yang terlihat klasik, anak SD dan SMP yang menambah suasana keramaian di gedung itu.
"Oh... Nak Noel?" terdengar suara parau yg memanggilku.
"Kakek?"
Kakek yg kutemui di jalan, menyapa dan bahkan mengingat namaku. Disamping kakek, berdiri seorang lelaki, young adult, bertubuh tegap mengenakan jas lengkap seperti pekerja kantoran.
"Sudah kuduga kamu akan datang kesini" Ucap kakek dengan ramah
'Hah? Maksudnya gimana tuh?'
"Ehm... Saya mau mendaftar disekolah ini, apa pendaftarannya masih terbuka?"
"Kamu tidak perlu mendaftar lagi nak. Kakek sudah mendaftarkanmu barusan, namamu Noel kan? "
'Lah? Segampang inikah mendaftar sekolah baru?'
"Untuk urusan berkas dan kelasmu bisa kamu tanyakan ke Pak Junaedi yang disamping kakek ini. Pak Junaedi mohon bantuannya ya"
"Baik, pak kepsek" jawab Pak Junaedi
'Kepsek? Kakek ini kepala sekolah?' tanyaku dalam hati.
"Hai Noel, Selamat datang di UNDAR cyberschool. Saya Junaedi. Kamu bisa memanggil saya sir. Junet. Tugas saya adalah sebagai Manager pribadi dan juga manager sekolah ini. Untuk sekarang, kamu bisa ikuti saya ke kelas baru mu." Ujar sir. Junet
"kelas? Sekarang? Bukannya ini sudah siang? Kalau sy masuk sekarang, hitungnya terlambat dong?" tanyaku.
"Oh iya, sepertinya kamu belum paham mengenai sekolah ini. Seperti yang telah tertulis di brosur yang kau pegang saat ini. UNDAR CYBERSCHOOL adalah sekolah non formal alias HOMESCHOOLING.
Jadi, peraturan sekolah juga tidak seketat sekolah formal. Untuk tugas dan ujian kami adakan secara online dengan menggunakan hp.
Murid kami pun beragam, ada yg tinggal di sekitar sekolah ini, ada pula yg tinggal di luar provinsi, bahkan ada yg berada di luar Indonesia.
Umur pun beragam, tahun ini, salah satu murid SMA kami ada yg berumur 49 tahun sedang berusaha untuk menempuh paket C." Jawab sir Junet
'Wah... Setelah 16 tahun bernafas aku baru tau kalau ada sekolah non formal di Indonesia'
"Kami memiliki aturan khusus bagi murid yang tinggal di sekitar daerah sini untuk wajib mengikuti kelas komunitas yang tidak lain adalah kelas pengajaran seperti sekolah formal. Bedanya adalah murid hanya perlu masuk ke sekolah tiap hari senin, rabu, dan jumat (3x seminggu). Tiap pertemuannya pun hanya 2 jam. Jam 1 siang sampai jam 3 sore" Lanjut sir Junet
"oh... Santai ya" balasku.
"Kita sudah sampai, ini kelas mu. Karna murid SMA kami yang mengikuti kelas komunitas masih sangat sedikit, kelas IPA dan IPS masih digabung. Selamat menempuh hidup baru, Noel" ucap sir Junet dengan senyum.
-NOEL'S POV-
'Menempuh hidup baru? Udah serasa habis nikahan aja' batinku.
Sir Junet meninggalkanku didepan ruang kelas.
Deg-degan, cemas, dan canggung. Untuk membuka pintu kelas saja perasaanku sudah kacau begini. Mereka anak-anaknya baik nggak ya? Padahal aku dulu ga punya teman di kelas, kenapa harus mikirin ampe segininya?
Kuberanikan diriku untuk membuka pintu kelas, menegapkan badan, dan melangkah menuju kelas baruku. Terlihat sekumpulan anak-anak seumuranku, bahkan ada yg terlihat seperti... anak SMP?
'Kumpulan Anak Berandal' , seperti itulah first impression ku kepada mereka secara keseluruhan.
Mereka mengenakan baju bebas dengan style yang berbeda-beda, ada juga yang rambutnya dicat warna-warni layaknya anak ayam.
'Bodo amat' itulah yang terlihat dari kelas itu. Perawakan mereka seperti orang yang tidak siap ke sekolah.
Ada yang sibuk main game online, main hp, anehnya lagi ada yang nonton tablet sambil menggerak - gerakkan senter ? (A/N: Noel ga tau lightstick guys).
Untuk kedua kalinya, aku bertanya ke diriku sendiri. Ini beneran sekolah ga sih?
"P-permisi, ini benar kelas untuk SMA kan?" tanyaku sembari basa-basi.
"OH! yeorobun! ada anak baru imnida!" Seru seorang siswi dengan antusias, tadinya dia yang gerak-gerakin senter (A/N: lightstick maksudnya)
"Halo" sambut seorang siswi lain dengan wajah datar, sambil melambai kecil ke arah Noel.
Aku yang masih bingung menanggapi mereka hanya bisa memberikan senyum canggung.
Entah kenapa, Siswa yg rambutnya dicat biru melototiku setelah siswi sebelumnya melambai padaku.
"Oh! ada anak baru rupanya!" ucap seorang lelaki yg berada di depan pintu.
"Iya, kak" jawabku dengan sopan, sepertinya dia kakak kelasku, jadi harus sopan dong.
"Kenalkan, saya Pak Sugimin, walikelas khusus SMA" ucap lelaki yang kusangka kakak kelas
'Walikelas? Muda banget, perawakannya seperti artis. Benar-benar image yang sangat berbeda dengan guru pada umumnya. Untuk ketiga kalinya, ini beneran sekolah ga sih?' batinku.
"Oke class, seperti biasa, tiap semester atau kelas baru, kita awali dengan perkenalan. Sebutkan nama lengkap, nama panggilan,umur, jurusan, kelas, dan alasan kenapa kamu memilih bersekolah di UNDAR cyberschool." kata Pak Sugimin
"saya urutan terakhir ya pak, lagi war nih" ujar siswa yg terlihat seperti anak SMP itu.
"yang terakhir perkenalan harus Noel, karena dia anak baru. Save the best for the last you know" ucap siswa klasik yang mengenakan jas.
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kelas
-knock knock-
"Permisi pak, tadi sempat macet dijalan makanya aku telat maaf ya hehe" ujar seorang siswi.
"Oh... Gitu ya Jean, memangnya kalo jalan kaki ada sistem macetnya juga ya" jawab pak Sugimin sambil senyum pahit
"Oiya pak, Jenneth masih di rumah sakit, katanya blom bisa kesini, pak." jawab siswi dengan potongan rambut pixie cut.
"Jean, kamu tidak mencoba untuk mengalihkan pembicaraan kan?" tanya pak Sugimin sembari memberikan senyuman pahit lagi.
"Hehe, maap pak. Minggu depan gak telat lagi deh"
"Karena kamu telat, kamu yang perkenalan pertama" kata pak sugimin
"Perkenalan pak? Kan semua udah pada kenal, ngapain kenalan lagi pak? Mereka kan udah sering ngeliat muka aku di Instagram" Ujar cewek itu
'Benar juga, rasanya kok mukanya udah ga asing ya? Seperti pernah lihat, dimana ya?' tanyaku dalam hati.