Risty datang ke kampus di jemput Rewook dan dia ingin Risty jadi teman duetnya saat audisi di kelasnya dan Risty tidak yakin akan hal itu. Semuanya akan dapat nilai bagus dan yang lain kaget saat Rewook bawa Risty.
"Eh Wook, kamu yakin ajak Risty?" Tanya kagin kaget saat membawa Risty bersamanya.
"Tahu nih oppa, akukan tidak bisa nyanyi." Jawab Risty cemberut.
"Adikku yang manis, Bibi Milka bilang kalau kamu mau bersuara dengan lagu. Jadi aku tidak salah pilih orangkan?" Jelas Rewook yang tahu kalau Risty mau menyembunyikan bakatnya.
"Ah, aku lupa." Kata Risty kesal karena Bibi itu pasti tidak bisa diam kalau sudah menyangkut bakat yang dia miliki.
"Jadi kamu teman duet ku ya." Ucap Rewook sekali lagi dengan wajah penuh harap.
"Ya, apa boleh buat oppa." Jawab Risty dengan pasrah akan kenyataan tersebut.
Mereka menyanyikan lagu dan semuanya bagus dan saat giliran terakhir Risty sama Rewook nyanyi dan mereka terpukau mendengar suara Risty yang lembut dan merdu. Selesai mereka nyanyi banyak orang yang tepuk tangan, dan Kyuhyun dengan Yesung samperin Risty .
"Bagus sekali sayang." Yesung bangga melihat kemampuan Risty dan membelai kepala Risty dengan lembut.
"Gomawo oppa." Risty mengeluarkan senyum tulusnya.
"Kapan-kapan kita pergi karoke bareng-bareng..." Ajak Lee Teuk yang jarang mengajak siapapun bermain.
"Maaf oppa, aku punya ruang karoke di rumah." Risty ingatin Lee Teuk akan fasilitas rumahnya tersebut.
"Oppa tahu." Jelasnya tidak mau kalah. "Kita di luar rumah an an aja. Biar asik kan main di luar." Tawar Sungmin semangat.
"Maaf oppa, nanti aku kaya kemarin lagi hilang lagi, kan oppa tahu kalau aku tidak tahu jalan." balas Risty dengan polos.
"Karena tidak tahu apa-apa makannya kita ajak." Hecul juga tidak mau kalah antusiasnya dengan yang lainnya.
"Nanti oppa yang antar kamu pulang, itukan yang kamu takutin?" Kyuhyun mencoba menenangkan dan Risty menganggukan kepala.
"Kalau begitu aku pamit ke kelas dulu kak, tadi udah bolos gara-gara kalian." Ucap Risty dengan cemberut.
"Sebagai gantinya kita kawal kamu sampai ke kelas..." Sindong balikin tubuh Risty dan di dorong.
"Oppa." Teriak Risty.
Banyak orang liatin tingkah personil susper junior yang tidak mau lepasin Risty yang sedang teriak-teriak dan sampai kelas teman-temannya samperin Risty.
"Kita kira kamu tidak masuk lagi an." Ucap Young Mi dengan cemas.
"Ini oppa Rewook culik aku dan bawa ke kelasnya untuk jadi teman duetnya." Diliriknya Rewook dengan kesal.
"Tapi sebagai gantinya kamu kita antar ke kelas." Balas Rewook tidak mau kalah dengan senyumnya yang meriah.
"Lucu." Risty menatap Rewook dengan kesal.
"Udah tidak apa-apa lagi pula udah sampe kelas ini kok, untung aja dosen pertama tidak masuk." Jelas Minyuk dengan menenangkan Risty.
"Sejak kapan seorang Minyuk jadi banyak omong kaya gini?" Tanya Kim Bum.
"Hei, An An adalah milik ku." Senyumnya menggoda.
"Dia adik kami, jadi kami juga yang menentukannya." Ucap Yesung dengan tegas.
"Kalian terlalu ambil cemas urusan Il Wo, dia tidak akan bertindak jauh percaya padaku." Jelas Min Ho yang sudah tahu sifat dari temannya tersebut.
"Jangan kalian dengar ya..." Pinta JB ke yang cewek.
"Oppa, sejak kapan oppa jadi baik ke mereka?" tanya Soo Yhu yang jadi adiknya JB.
"Oppa sama mereka teman, jadi jangan ikut campur." Tegur JB dengan tegas kepada sang adik.
"Tapi mereka miskin." Rengek Soo Yhu dengan tangis kecil tidak suka sang abang membela orang lain.
"Kita juga miskin, memangnya kamu kira harta orang tua hasil kerja keras kita?" tanya JB ke adiknya.
Soo Yhu mikir sejenak dan yang di bilang sama JB ada benarnya juga dan dia tersenyum senang.
"Oppa benar." Ucapnya dengan senang.
"Soo Yhu." Ucap ke empat temannya yang lain dengan berbarengan.
"Kenapa?" Tanya Soo Yhu dengan polosnya. "Oppa benar kok. Harta yang kita punya bukan hasil yang kita punya, kalian salah kalau mamer harta orang tua." Tambah Soo Yhu.
"Anak pintar, oppa bangga punya adik sepertimu." Ucap JB mengelus kepala adiknya.
"Kalian tidak ada habisnya ya gangguin Risty yang tidak mau cari ribut lagi." Min Ho angkat bicara. "Maaf mereka memang selalu merepotkan." Min Ho minta maaf dengan tulus kepada orang yang ada di dekat mereka saat ini.
"Aku tidak apa-apa kok." Ucap Risty bingung sama sifat Min Ho.
"Boleh aku ajak kamu jalan sore ini?" Ajak Min Ho kepada Risty. "Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan." Min Ho berbicara terus terang.
"Jangan jauh-jauh, dia bisa tersesat bila di tinggal sebentar saja." Jelas Kyuhyun mengingatkan.
"Aku tahu." jawab Min Ho. "Sore ini aku tunggu kamu di cafe depan kampus kita jam 5 sore." Tambahnya.
"Oppa." Kini Risty menatap oppanya dengan bingung.
"Tidak apa-apa kok..." Jelas Sindong dengan menenangkan.
"Makasih oppa."
"Oppa biarkan dia sama kita." Young Mi menarik Risty di pelukan Kyuhyun.
"Kalian hati-hati ya cantik." Heecul mencoba menggoda adik juniornya.
"Simpan saja rayuan oppa, buat kami tidak mempan." Seru Lita meninggalkan kelas bersama yang lain.
* * *
Risty sudah sampai jam 5 dan Min Ho sudah ada di cafe dari jam 5 kurang, Risty benar-benar tidak enak hati membiarkan laki-laki itu menunggu.
"Maafkan aku karena datang terlambat." Ucap Risty penuh sesal.
"Kamu tidak terlambat kok, kamu datang tepat waktu." Diliriknya jam dinding dan Risty ikut meliriknya. "Aku menyukai kamu tidak terlambat seperti wanita yang lainnya." Min Ho terlihat sangat senang.
'Sudah berapa banyak wanita yang di ajaknya bertemu' Pikir Risty. Tapi dia membuang jauh-jauh mengenai hal itu saat ini.
"Duduklah, atau kamu mau menemaniku nonton?" Tanyanya tanpa basa-basi.
"Kamu mau menanyakan apa?" Tanya Risty to the point tanpa memikirkan yang lainnya.
"Temanin aku nonton dulu baru aku kasih tahu." Min Ho kesal karena ada orang yang tidak mengikuti kata-katanya.
"Maaf sekali aku tidak boleh pulang telat dari jam 9 kalau telat Hanz dan Hachi akan mencariku mengelilingi kota ini." Jelas Risty dengan cemas.
"Dia calonmu?" Tanya Min Ho penasaran.
"Dia yang kurawat sejak kecil, bagaimana kalau kamu kutemani makan?" Kali ini Risty mencoba menawar kepada Min Ho. "Aku yang traktir deh..." Balas Risty dengan sangat tenang.
"Tempatnya terserah aku ya" jelas Min Ho tanpa ada bantahan.
"Ok." jawab Risty setuju.
Mereka ke tempat makan yang terbuka dan Risty suka banget sama suasananya yang alami. Sebenarnya sudah lama Min Ho ingin bertanya kepada Risty mengenai masalalunya.
"Kamu suka?" Tanya Min Ho melihat ekspresi Risty yang sangat tenang.
"Aku suka sekali." Jawab Risty lembut dan datar.
"Aku boleh bertanya sesuatu?" Diliriknya Risty dengan baik-baik.
"Ya." Jawab Risty dengan datar.
"KaMu kenapa mau di jahatin sama Hemi dan kawan-kawan?" Tanya Min Ho penasaran.
"Oh itu..." Risty masih menjawabnya dengan suara datar.
Risty menceritakan kalau kata Bibinya dia tidak boleh balas perbuatan jahat karena itu akan membuatnya sama dengan si jahat. Risty bilang kalau mereka sudah di luar kendali maka dia akan bertindak seperti yang orang lain tidak tahu.
Bukan berarti orang pendiam itu lemah, tapi harus tahu kapan iya akan bertindak dan berbuat. Dengan mendengar kata-kata Risty, Min Ho sadar kalau selama ini dia salah. Pantas saja JB dan Minyuk yang tidak banyak omong langsung berubah dengan adanya ucapan Risty yang membuatnya sadar.
Mereka baru mau pulang dan ternyata ada kecelakaan tepat dimata Risty dan Risty histeris karena mobil nya juga ikut terkena tabrakan.
"Kita akan mati." Imbuh Risty dengan panik. "Mama, Papa..." Teriak Risty histeris.
Min Ho membawa Risty keluar dari mobil dan tenangin Risty dan orang-orang ketakutan akan hewan besar itu.
"Risty kita aman, ini aku Min Ho." Jelas Min Ho tenangin Risty.
Mata Risty mencoba melihat keadaan dan di liat Min Ho selamat dan Risty peluk Min Ho dengan erat. "Untunglah kamu tidak apa-apa, aku khawatir bila harus kehilangan kau seperti kedua orangtuaku." Ucap Risty pedih.
"Aku berjanji akan menjaga mu." Janji Min Ho dengan tulus saat menatap Risty.
"Cepat lari ada binatang buas."
Risty baru sadar kalau kedua anjingnya itu yang membuat dia celaka dan tanpa sadar Risty melihat kedua anjingnya itu mengamuk.
"Kamu sudah puas melihat mereka mencariku ke kota ini?" Kesal Risty kepada Min Ho dan kini menghampiri kedua anjingnya yang sedang mengamuk.
"Hati-hati An..." Ucap Min Ho dengan waspada.
Min Ho berada tepat di belakang Risty , banyak orang yang teriakin mereka berdua. Risty menghadap ke kedua anjingnya itu.
"Hanz, Hachi..." Panggilnya dengan lembut. "Anak nakal, kenapa tidak tunggu aku di rumah, kamu malah membuat kota kacau."
Kedua anjing itu menunduk dan minta maaf dan Risty mengelus kedua moncong anjingnya itu dengan lembut.
"Min Ho, apa kamu keberatan menaiki punggung Hachi?" Tanya Risty dengan menatap wajah bingung Min Ho.
Mata Min Ho membelalak saat mendengar Risty meminta dia menaiki punggung aniing besar itu. "Kamu yakin?"
Hachi bersedia memberikan tumpangannya itu kepada Min Ho dan dia membungkuk, Risty tahu kalau anjingnya itu memilih Min Ho.
"Dia telah memilihmu, naiklah." Ucap Risty dengan lembut. "Lihat caraku menaiki Hanz, kita harus pergi sebelum polisi membunuh mereka berdua." Pinta Risty dengan sangat takut mereka berdua akan menjadi milik pemerintah dan di jadikan bahan penelitian.
Min Ho tanpa banyak tanya langsung naik ke punggung Hachi dan mereka sudah melesat ke dalam hutan. Hampir sampai di dekat rumahnya Hanz menghentikan langkahnya karena Risty yang meminta dan Hachi ikut berhenti. Risty mendekati Min Ho yang masih kaget dan menepuk pundak Min Ho.
"Aku baik-baik saja?" Ucapnya dengan suara kaget namun datar.
Risty tersenyum kepada Min Ho. "Maaf aku sudah membuatmu syok, di jalan ini kamu bisa menemikan taksi atau mobil." Jelas Risty melirik jalanan. "Kami tidak bisa mengantarmu sampai rumah karena akan banyak orang yang akan melihat Hachi dan Hanz." Jelas Risty tidak mau kehilangan binatang kesayangannya.
"Aku paham, itu ada taksi." Jelas Min ho dengan memberhentikan taksinya. "Kamu langsung pulang, mobil akan ku suruh orang bengkel menjemputnya. Kita bahas besok saja kejadian hari ini." Pinta Min Ho yang sudah tidak kuat melihat apa yang baru saja terjadi.
"Baiklah, kamu juga hati-hati." Balas Risty sambil memperhatikan Min Ho naik taksi dan pergi menghilang.
Risty menghampiri kedua binatangnya itu dan langsung pergi dan melesat kedalam hutan dan sampai dirumah Risty menceritakan kepada Park Sunghi dan Milka mengenai kebandelan Hanz dan Hachi. Kedua anjing peliharaan itu menunjukkan muka kasihan karena mereka sudah buat majikan kesayangan mereka terluka. Park Sunghi dan Milka hanya memperhatikan kedua anjing itu yang terus merajuk ke Risty sebagai tanda minta maaf.
Next Chapter