sore hari dimana aku baru saja pulang dari sekolah, karena begitu lelah hari itu aku langsung bergegas menuju kamar. namun saat aku hendak istirahat kudengar ayah memanggil.
" ra, sini ayah sama bunda mau bicara" kata ayah
lalu aku beranjak keluar kamar, dan melihat wajah bunda yang terlihat sedikit sedih, hal itu membuatku tak bisa berkata-kata dan hanya duduk diam disamping bunda.
Ayah
" Ra maafin ayah dan bunda selama ini, mungkin ayah belum bisa jadi ayah yang baik"
"yah, bun ada apa ?" kataku sambil melihat bunda mulai menangis
" kamu anak bunda yang cantik, baik, dan pintar . bunda sayang sama Rara" kata bunda
" ayah, bunda kenapa ?"
" maafin kami Ra, sebenarnya kami bukan orang tua kandung Rara."
" ayah sama bunda jangan becanda ah, Rara lagi capek tadi banyak tugas di sekolah"
"ayah, tidak becanda Ra. saat ini ibu kamu sedang di rawat di rumah sakit Harapan, kondisinya sedang kritis."
" ayah dan bunda tidak mau jadi orang tua yang jahat, mungkin ini adalah kesempatan buat Rara tau yang sebenarnya. "sahut bunda
"kenapa bunda baru kasih tau sekarang.
ayah bunda ayo antar aku menemui ibuku "
aku sedikit terkejut tidak percaya tetapi hatiku penasaran ingin menemui seseorang yang disebut sebagai ibuku.
dan saat itu juga aku meminta ayah untuk mengantar aku menemui ibuku.
sepanjang perjalanan bunda memelukku dan menangis tanpa henti.
"Rara maafin bunda, bagaimanapun nanti Rara tetap anak bunda, bunda sayang sama Rara"
aku hanya terdiam mendengar kata kata bunda yang semakin membuatku sedih
sesampainya dirumah sakit, kami menemui dokter Han yang merawat ibuku, dan setelah ayah mengobrol dengan dokter Han akhirnya aku diizinkan menemui ibuku, dan hanya aku yang boleh masuk ruangan itu.
saat masuk ruangan, aku masih berfikir apakah itu benar ibuku.
aku melihat wajah pucat yang hampir tak ada harapan lagi.
aku mengengam tangan nya yang terasa dingin, dan tak ku sadari aku meneteskan air mata.
" apakah benar anda ibuku ? , kenapa ibu berbaring disini, apa aku bisa mengenal ibu lebih jauh . . . "
banyak pertanyaan yang ku bisikan sembari mencium tangan nya.
aku terus menangis di ruangan itu
" nona, anda sudah ditunggu ayah. ini sudah malam nona harus pulang" kata dokter Han yang sudah ada dibelakang ku.
kemudian aku keluar dan menemui ayah dan bunda. di perjalanan pulang aku menanyakan semua hal yang membuat aku kebingungan.
" ibu ku sakit apa, kenapa tak seorang pun yang menjaga nya ? "
"ibu kamu sakit osteosarkoma ( kangker tulang), ibu kamu adalah teman bunda saat SMA. sejak dulu waktu ibu kamu memang hidup sendiri bahkan bunda tidak tau keberadaan keluarga nya."
" lalu ayahku dimana ? "
" bunda dan ayah tidak tau, ayah kamu dimana"
hal itu membuatku diam, dan mulai ada rasa canggung dengan bunda dan ayah .
keesokan harinya aku kembali ke sekolah.
aku berusaha menjalani hari-hari ku seperti biasa. tapi aku tetap saja tak bisa berhenti kepikiran ibuku yang sedang berbaring lemah di rumah sakit itu.
" Ra, kenapa bengong aja sih dari tadi? dikelas juga kamu diam aja, kamu lagi ada masalah ? " tanya Siwi sahabatku
" eh engak papa kok"
"cerita aja, kaya biasanya. kamu putus sana Natan ( pacarku) ? "
" engak wi, aku cuma capek aja "
"yakin? " Siwi meyakinkan
ding . dung . ding ( suara bel pengumuman )
" perhatian, perhatian, pengumuman ditujukan kepada Siswi bernama Putri Salsabila Ciara, kelas XII Bahasa A, harap segera menuju ke ruang informasi karena ditunggu orang tuanya. sekian pengumuman Terimakasih"
aku mendengar pengumuman itu langsung bergegas mengemasi barangku dan berlari, bahkan tanpa mengatakan apapun kepada siwi.
" bunda ada apa ? "
"sekarang kita kerumah sakit ya menemui ibu"
sepanjang perjalanan menuju rumah sakit bunda dan ayah membisu. tak sepatah kata keluar dari mulut mereka.
aku hanya berdoa semoga baik-baik saja
sesampainya di rumah sakit Dokter Han sudah menyambut kita. dia menunjukan ke sebuah ruangan.. lalu kami masuk
aku hanya melihat kain putih meneutupi seluruh tubuh seseorang. saat itu juga aku sadar bahwa ibuku telah dipanggil Tuhan.
aku langsung menangis memeluk tubuh itu dari luar.
"ibu maafin Rara . . . Rara tidak bisa menemani ibu, Rara sayang ibu . . . jangan pergi, ibu bangun. . . Rara mau ngobrol sama ibu, Rara mau tinggal sama ibu , ibu bangunnnn " isak ku dalam tangis yang mungkin kata kata itu muncul dengan sendirinya.
saat pemakaman barulah aku sadar, hari itu hari pertama kali aku merasakan kesedihan yang sesungguhnya, 10 Oktober 2000 dimana aku kehilangan ibu kandung ku yang baru aku kenal.
bunda dan ayah terus berusaha menghiburku, memeluk ku seperti biasa. tapi aku tak tau kenapa pelukan mereka terasa berbeda, tidak seperti yang kurasakan saat aku belum merasakan sakit.
" Rara sayang, makan ya bunda sudah siapin makanan kesukaan kamu nak"
aku membisu
"Ra makan dulu, nati ibu sedih kalau anak kesayangan nya sakit"
bunda terus merayuku
"ibu, bunda, dan ayah sayang sama Rara jadi Rara harus terbiasa mulai sekarang, bunda tau kamu anak yang kuat Rara pasti bisa melewati ini semua."
benar aku bisa melewati semuanya
7 mei 2001 aku lulus SMA
dan ini pertamakalinya aku mengunjungi makan ibuku setelah hari pemakaman nya.
" ibu, Terimakasih sudah melahirkan ku, dan mempertemukan aku dengan ayah dan bunda. kiranya ibu selalu menemani ku dalam setiap langkahku kedepan nya "
***
hari-hari setelah kelulusan sekolah aku mencoba untuk mencari daftar kampus yang sesuai dengan pasion ku.
aku berniat mengambil jurusan sastra, tapi ternyata tak semudah yang ku bayangkan.
aku telah mencoba mendaftar diberbagai kampus, namun belum ada kesempatan bagiku untuk diterima di beberapa kampus ternama, aku hampir putus asa.
melihat bunda yang sedang menonton tv di ruang keluarga aku mendekatinya dan berusaha jujur.
" bunda, maafin Rara . . . belum ada kampus yang menerima Rara"
"Rara yakin mau ambil jurusan sastra ? memang cita cita Rara apa?"
"Rara tidak tau lagi bun, Rara bingung mau gimana kedepannya" jawabku dengan penuh penyesalan
" gimana kalu kamu coba jurusan lain, di Universitas Nasional Malang. dulu ibu kamu kuliah disana."
"benarkah dulu ibu kuliah disana, wahhh bentar ya bunda aku mau lihat profile kampusnya"
aku mencium pipi bunda lalu masuk kamar mengambil hp untuk searching.
" UNIVERSITAS NASIONAL MALANG "
kampus nya para pengusaha
Mari Bergabung Dengan Kami
program Studi : S1 akutan
S1 Manajemen Bisnis
hub : 61 8 XXX
setelah aku kepoin profile kampusnya, aku jadi tertarik ingin daftar, meskipun jurusannya mlenceng. tapi aku rasa aku bisa masuk UNM, kemudian aku sibuk menyiapkan berkas berkas sembari daftar secara online.
" bunda... Rara ... Ayah pulang"
mendengar suara Ayah aku langsung menemui ayah.
" ayahh, Rara mau daftar kuliah di UNM jurusan manajemen bisnis, boleh kan yah. kata bunda dulu ibu kuliah disana "
" ayah sama bunda selalu dukung kemauan Rara, selagi itu baik buat Rara ayah setuju. yakan bunda ! " ayah memastikan bunda
"iya Ra, bunda setuju setuju aja "
beberapa minggu kemudian . . .
aku dinyatakan lolos seleksi awal dan harus datang ke kampus untuk tes selanjutnya
dan saat tes kekampus aku diantar ayah, karena itu pertama kalinya aku akan pergi keluar kota sendiri.
" Ra, kamu gugup ya?
jangan khawtir kamu pasti bisa kan kamu jagoan ayah"
ayah berusaha menghibur
"ayah kalau Rara diterima, ayah dan bunda bakal kangen Rara ngak? "
"tentu nak, kamu satu satunya yg bunda dan ayah punya "
" apa tidak masalah Rara tinggal di asrama "
"itu lebih baik, supaya kamu belajar mandiri juga "
setelah beberapa obrolan aku tertidur, saat aku tertidur aku bermimpi bertemu ibuku di kampus.
meski baru sebentar mengenalnya tapi aku yakin yang mimpi itu adalah ibuku.
srsampainya di kampus aku langsung masuk kering informasi dan mengikuti beberapa tahapan tes dan ayah menunggu aku di plaza.
dann begitulah akhir dan awal hidupku yang baru . . .
* Ayah Saat Di kantin
"bu, pesan soto dan esteh satu "
"satu aja om?"
"iya bu. . . ibu jualan disini sudah berapa lama?"
"sudah 25 tahun om"
" wah sudah lama ya ternyata, disini sewa atau memang dikontrak untuk fasilitas kampus bu"
" iya om Sejak gedung ini dibangun, saya dulu ditawarin teman yang kerja jadi dosen disini. om disini mau daftar kerja atau ada urusan lain?"
" enggak bu saya antar anak saya daftar, dulu ibunya juga kuliah disini"
" ohh turun temurun, berarti nikah muda ya , hahaha, anaknya cewe atau wowok om"
" iya ni bu, Alhamdulilah cewek"
"dulu tu saya masih ingat ada juga mahasiswa yang nikah sama dosen sini, anaknya cantik dan kata teman temannya pintar banget, sampai dapat beasiswa keluar negeri tapi setelah nikah dan punya anak dia tidak lanjut kuliah lagi . . . sayang banget kan om. harus hati hati kalau punya anak cewek tu "
"iya bu"
"iya to lebih sulit jaga nya, beda sama anak cowok "
***
*Tokoh Natan
Natan adalah cowo yang lumayan ganteng dan tajir, pastinya banyak cewek yang suka dengannya.
tak kusangka aku pernah menjadi pacarnya dan itu aku tak yakin benar- benar terjadi karena hanya aku, Natan, dan Siwi yang tau :(
bahkan saat kami pisah hanya siwi saksi antara aku dan Natan.