Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Karena Askar

🇮🇩ara_noer
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.7k
Views
Synopsis
Akibat masa lalunya, Kiara Radnaduhita hanya ingin menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Kiara tak pernah membayangkan untuk berpacaran. Tapi pertemuannya dengan Askar Assegaf merubah segalanya, Kiara selalu memergoki Askar melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan gosip tak baik tentang dirinya. Membuat Kiara akhirnya terjebak dengan Askar. Kiara terpaksa harus menjadi tameng Askar dengan menjadi pacar pura-puranya, Kiara sadar bahwa Askar memilih dirinya karena hanya ingin dimanfaatkan oleh Askar. Tapi apakah Askar berfikir demikian?
VIEW MORE

Chapter 1 - Bad Appereance

"gue cuma mau ngejalanin kehidupan putih abu-abu gue dengan damai dan biasa-biasa aja!" geram Kiara Radnaduhita dalam hati.

Kiara memilih demikian karena kejadian yang menimpanya saat SMP membuat reputasinya anjlok, se anjlok-anjloknya. Dari kejadian tersebut kiara tahu, hanya karena di salah pahami ia harus menerima cacian. Batin Kiara terguncung, sebab itulah kiara memilih untuk tidak menjadi murid yang mencolok seperti saat SMP. Cukup terjadi sekali kejadian seperti itu dirasakan oleh kiara. Kiara hanya ingin menjalani kehidupan putih abu-abunya dengan damai sebagai murid yang biasa saja.

Harapannya ingin memiliki banyak teman sudah tak sebesar dulu lagi, pengkhianatan yang kiara rasakan membuatnya menjadi lebih waspada terhadap setiap yang mendekat.

Tapi sayang, karena memiliki wajah rupawan dan sikap dingin memberikan kesan tersendiri bagi kiara, dimata para murid laki-laki satu sekolahnya sekarang tanpa kiara tahu membuat dirinya menjadi terkenal di kalangan murid laki-laki. Kiara tidak peka dengan situasi seperti itu, bagaimana tidak? Teman hanya sekedar teman mengenal nama, Kiara tak memiliki teman yang benar-benar akrab untuk di tanyai mengenainya. Banyak yang menyukai kiara tapi terlalu takut untuk mengajak kiara bicara duluan meski itu hanya sekedar berkenalan.

Ding dong ding dong

Lonceng sekolah berbunyi menandakan ucapara akan segera di laksanakan. Para murid maupun guru sibuk mempersiapkan upacara, begitupun dengan kiara yang buru-buru berjalan melewati koridor menuju kelasnya. Kiara harus segera menyimpan tas dan segera ikut berbaris di lapangan sekolah karena sebenarnya semua murid sudah terlihat berbaris di lapangan meski ada beberapa yg masih berbincang di koridor.

Sudah seperti yang diduga, lagi-lagi hanya safira yang tertinggal. Kosongnya kelas 12 IPA 3, menjadi bukti bahwa semua teman kelasnya sudah berada di lapangan. Ini bukan saatnya merenungi keterlambatan kiara. Ia bergegas menyimpan tasnya. Tepat setelah Kiara menyimpan tas di atas mejanya, upacara sudah di mulai saja. Dari luar terdengar suara ketua kelas menyerukan untuk meluruskan barisannya. Sesaat kiara terfikir "apa sebaiknya sekalian saja tidak usah ikut upacara?" tapi disaat bersamaan pintu kelas yang sengaja kiara tutup saat masuk kelas, terbuka.

Krieett

Seketika badan kiara membatu saat mendengar suara kaki. Berfikir untuk melaksanakan bolos upacarapun ia urungkan agar tak mendapat hukuman yg lebih berat.

Suara langkah kaki semakin mendekat menuju bangku entah mengapa kaki safira membatu tak mau bergerak

"beginikah rasa tertangkap basah saat mencuri?" pikir kiara.

Tunggu kenapa ia berfikir seperti itu, ia bisa berdalih bahwa ia hanya mengambil sesuatu di tasnya dan akan segera kembali ke lapangan.

Benar, seperti itu saja. Pikir kiara, tepat saat kiara di tanyai ia akan berdalih demikian. Kiara merasa Guru itu sudah ada di belakangnya. Tapi ada yang aneh, tercium wangi parfum maskulin tercampur samar dengan bau rokok disana. Seingat kiara tak ada guru bk pria di sekolahnya, semua guru bk berjenis kelamin perempuan. Apa ada teman kelasnya yang telat seperti dirinya, pikir kiara lagi. Kiara refleks berbalik krn sudah pasti orang yg kini di belakangnya bukan guru bk.

Huft..

Kiara menghela nafas lega. Syukurlah dugaan kiara benar, ternyata cuma murid biasa sama seperti dirinya.

Tapi ada yang aneh, wajah murid ini nampak tak asing tapi juga asing bagi kiara. Kiara tak tahu jika ada orang setampan ini di sekolahnya, apa dia artis? Apa karena itu kiara merasa tak asing karena pernah melihat sosok siswa di hadapan ini di tv? Apa dia sudah selesai dari syuting streping dan kembali bersekolah? Itu yang ada dibenak kiara.

Kiara sedikit mendongak menatap mata orang di hadapannya. Orang itu juga menatap balik kiara, adu tatap-pun di mulai masing-masing mencari tahu makna tatapan itu.

'Dia tampan kyk artis, tapi sayang kayaknya perokok'

"siapa lo?" celetuk kiara menghentikan tatapan lawannya karena mulai risih, meskipun adu tatap ini yang memulai adalah kiara.

Murid tampan itu tak menjawab dan hanya menatap lekat kiara.

'apa-apaan dia'

Kiara selalu mengabaikan tapi tak suka diabaikan. Kiara kembali menjadi dirinya yang tak peduli. Lagi pula bukan urusannya, ia berjalan meninggalkan murid itu. Kiara berencana mencari celah untuk masuk barisan tanpa ketahuan, jika ia tertangkap sekarang bisa jadi masalah. Karena selepas upacara murid yang kedapatan telat/tidak mengikuti upacara akan dihukum, hormat pada bendera di lapangan yang disinari oleh teriknya sinar matahari.

Ughh...

Memikirkannya saja kiara malas, ia sedang tak ingin di jemur. Kiara hendak meninggalkan org itu, namun tangannya di tahan olehnya. Refleks kiara berbalik memasang tampang seolah berkata 'ada apa sih?'

Kiara melihat murid tampan itu tersenyum, sangat manis. Jika kiara adalah orang yang mementingkan tampang, harusnya sekarang ia luluh setelah melihat senyum orang tampan bukan? Tapi kiara bukan orang yang demikian meski kiara mengakui ketampanan manusia di depannya ini, entah mengapa perasaan kiara jadi tak enak setelah melihat itu. Si tampan itu menarik kiara agar ia ada dalam dekapannya.

Sret

Si tampan itu dengan seenak jidat memeluk kiara. Mata kiara terbelalak saat itu juga. Kaget dengan tindakan spontan orang yang memeluknya. Kiara mengumpulkan keberaniaanya, situasi ini diluar perkiraan kiara, terpikirpun tidak! kiara langsung melepaskan dirinya dari dekapan si tampan brengsek didepannya itu

'apa-apaan orang ini? datang-datang langsung main peluk!'

"brengsek" umpatan akhirnya keluar dari mulut kiara.

Brakkk

Pintu terbuka membuat kedua muda mudi berseragam abu-abu ini mengalihkan pandangan ke arah pintu.

"hey... Kalian ngapain berdua di sana? Cepat kesini!" perintah guru bk yang paling di segani seantero sma bintang, Busuk alias Bu Sukma

Dengan langkah berat kiara melengkah, ia sudah tahu akan mendapat hukuman. Si tampan itu juga melangkah santai mengekor di belakang kiara. Semua ini gara-gara si tampan itu yang menahan kiara, harusnya ia bisa menyelinap ikut upacara tapi karena si tampan yang mencegatnya justru ia malah akan di hukum, kiara menyalahkan murid yang baru ditemuinya itu.

"kamu murid pindahan itukan?" tanya Bu Suk pada si tampan, dan si tampan yang ternyata murid pindahan itu mengangguk iya.

"karena kamu murid pindahan kamu ikut saja baris upacara, sedangkan kamu... Ikut barisan di sebelah sana, kamu sudah tahukan yang mana!?"

"iya bu suk" ketus kiara terdengar seperti mengejek

"eh kamu bilang apa barusan?"

"iya bu sukma" kiara mengulang kembali dengan tersenyum paksa

Bu Suk meninggal mereka berdua "hei anak pindahan kenapa kamu diam? Sini ikut, tak tunjukin di mana barisanmu"

Si murid pindahan itu melintasi kiara, ia berbalik dengan senyum cerah kemudian menjulurkan lidah mengejek kiara. Kiara tentu saja melihat dengan jelas.

Dia mengejek karena tak ikut di barisan murid pembolos upacara? Atau ia mengejek karena berhasil bebas dari umpatan yang akan di terimanya karena tiba-tiba memeluk? Dia itu mesum atau apa? Kiara tak tahu. Tapi yang ia tahu pasti, kiara tak suka melihat senyum yang terkesan mengejek di tambah juluran lidah murid pindahan itu. Meskipun itu laki-laki tampan sekalipun, kiara tidak akan mau berurusan dengan org seperti itu. Orang yang nampak akan mendatangkan masalah untuknya, setidaknya itu yang dipikirkan Kiara.

'pokoknya harus menjauh dari spesies kayak dia!'

Semua murid sma bintang sudah meninggalkan lapangan dan bersiap untuk mengikuti pelajaran pertama, tapi tidak bagi murid yang kedapatan telat, membolos ataupun kedapatan pura-pura sakit.

"lagi-lagi wajah kalian yang ibu lihat. Kalian gak bosen apa, tiap senin di jemur begini?"

Bu sukma menarik nafas panjang.

"ibu tuh bosen liat kalian, apalagi kamu kamu kamu, kalian kan sudah kelas 3 kok bisa-bisanya kalian telat. Kasih contoh yang gak baik ke adik-adik kelas"

Kiara dan kedua murid kelas 3 lainnya hanya menunduk.

"ibu gak mau ya minggu depan liat muka kalian lagi. Kalo sampe ibu nemu muka kalian lagi... Siap-siap terima hukuman baru"

"paling di jemur lagi kan bu?" cetus salah satu murid kelas 3

"bagus kalian nanya, hukumannya bersihin wc keramat"

"yahhhhhh ...." keluh semua siswa yang di jemur termasuk kiara

Bagaimana tidak, wc keramat adalah wc yang paling di hindari di sekolah. Bukan karena ada cerita horror di balik penamaan 'keramat' yang tersemat. Tapi karena kotornya bukan main, tak ada murid yang mau masuk ke sana meski hanya sekedar buang kotoran.

"makanya jangan males ikut upacara atau telat ke sekolah, sekarang kelian kembali ke kelas"

Peluh jatuh membasahi kening dan pipi kiara. Kiara melirik jam tangannya, masih ada 5 menit tersisa hingga guru benar-benar masuk ke kelas untuk memulai pelajaran. Kiara memutuskan untuk singgah di kantin sekolah membeli minuman untuk mengisi kembali ion yang hilang dan tisu untuk mengelap tetesan keringatnya.

"bu tin, jadinya berapa?" tanya kiara hendak membayar menunjukkan belanjaannya.

"pas goceng" jawab bu tin penjaga kantin sekolah sibuk mempersiapkan barang dagangannya

"ini bu, aku taruh sini ya"

"oh iya neng"

Kiara duduk, membuka segel minumannya dan meneguk minumnya. Siapapun yang melihat kiara pasti akan mengira bahwa ia sedang melihat iklan layaknya yg ada di tv. Tiba-tiba ada yang mengelap keringat kiara saat kiara sedang meneguk minumannya. Membuat kiara hampir tersedak, Refleks kiara menengok siapa orang yang mengelap keringatnya. Siapa yang berani mengusiknya.

Pruutttt

Safira menyemburkan air dalam mulutnya, mengenai pakaian orang yg menyeka keringat Kiara dengan tangannya. Lagi-lagi dia, batin kiara.

Kiara tak tahu sekarang ia harus meminta orang di hadapannya ini untuk maaf atau ia yang harus minta maaf karena menyembur air atau ia yang harus berterima kasih karena keringatnya ada yg menyeka.

Si tampan itu hanya tersenyum, membuat kiara yang melihatnya semakin bingung bagaimana harus merespon.

Si tampan yang tak kiara ketahui namanya itu tak memperdulikan seragam putihnya yang basah dan duduk disamping kiara.

"lo sengaja?" tanyanya

Kiara hanya menghela nafas, memilih tak meladeni murid tampan tersebut.

Kiara meneguk habis minumannya melempar botol kosong ke tempat sampah kemudian meninggalkan murid tampan itu seolah hanya kiara yg ada disana. Kiara tak mau hidupnya di penuhi dengan masalah yang akan menghancurkan dirinya, dari wajah murid pindahan yang tampan itu kiara sudah bisa menduga seberapa banyak masalah yang akan ia dapat jika berurusan dengannya.

"dasar sinting" kiara mengumpat sesaat meninggalkan si tampan. Namun si tampan tak tinggal diam, ia sepertinya mendengar umpatan kiara. Ia menyusul kiara, tangannya lagi-lagi di tahan oleh si tampan. Kiara berbalik memasang wajah heran menebak apa lagi yang akan dilakukan murid pindahan ini.

"lo... mau gak jadi pacar gue?"

To Be Continued