Sesampainya dirumah aku langsung pergi menuju ke kamar untuk istirahat..
Merebahkan tubuhku diatas tempat tidur sambil memegang jantungku yang masih berdebar-debar.
Kalau pun dia menyukaiku, dia pasti akan menyatakan perasaannya padaku kan?
...
Pagi harinya seperti biasa aku akan bersiap-siap untuk pergi sekolah, entah kenapa aku bahagia sekali akibat kemarin bisa pulang bersamanya.
"Anna jangan lupa bekalnya ya" teriak ibuku dari dapur
"Iya bu, aku berangkat dulu ya.."
"Hati-hati dijalan ya sayang,"
Aku pun berlari menuju sekolah. harus gimana ya aku pas ketemu Ryugazaki nanti? terus aku pasang muka kayak apa? ahhh aku masih malu.
...
Sesampainya disekolah aku tetap menjadi diriku yang seperti biasa.
Grek!!
Aku membuka pintu kelasku, dan mereka menatapku tanpa berkata apa pun. Aku langsung duduk dikursi ku.
Sebelum bel berbunyi teman sekelasku selalu bergosip.. entahlah kayaknya itu udah jadi kewajiban yang gak bisa dilewatkan.
"Hei kalian tau gak? Ada murid kelas 3 yang nembak Ryugazaki loh tadi pagi."
"Lagi?!"
Yah wajar aja kalo Ryugazaki banyak yang nembak, toh dia kan populer.
"Lalu apa jawaban Ryugazaki?"
"Hem, aku dengar dia udah suka sama seseorang dan dia gak bisa ngelupain orang itu."
Hah? Ryugazaki suka sama seseorang dan gak bisa melupakannya? Berarti Ryugazaki cuma anggap aku kakak kelasnya dong?
"Ah Anna, apa kamu tau siapa orang yang Ryugazaki suka?"
"Ah aku gak tau dan gak peduli juga dia mau suka sama siapa pun," ucapku
"Kenapa kamu begitu benci padanya sih? Kan selama ini diantara kalian gak pernah terjadi apa-apa, atau mungkin emang ada sesuatu?"
"gak ada tuh." ucapku tegas,
Mereka gak tau aja kalo aku punya rahasia yang buruk dengannya, yang cuma aku dan Ryugazaki yang tau.
Teng.. teng.. teng..
Bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi, semua murid duduk dikursi masing-masing. Dan mengikuti pelajaran sampai selesai.
...
Ketika pelajaran selesai semua murid pun bergegas untuk pulang, Nina teman sekelasku menghampiri tempat duduk ku.
"Hmm.. Anna, seharusnya kita piket berdua hari ini tapi aku udah ada janji kencan dengan pacarku jadi.. tolong izinkan aku pulang duluan yaa" pintanya.
Ah punya pacar ya? Senangnya..
"Anna.. Anna!!"
"I-iya?"
"Bagaimana?"
"Hm baiklah gak apa-apa, biar nanti aku piket sendiri" ujarku.
"Benarkah? makasih ya, Anna." dia pun langsung berlari secepat kilat.
Hufftt baiklah aku pasti bisa mengerjakan ini semua sendirian..
...
"Huft, sedikit lagi selesai." aku pun menyeka keringatku yang mulai becucuran
Dan tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sedang mendekat..
Seharusnya semua orang udah pada pulang kan? terus siapa yang berjalan mendekat kearahku? Mungkinkah...
Orang itu pun menyentuh pundakku.
Kemudian aku ambil tas milikku yang tepat berada disampingku. dan reflek langsung memukulnya,
"Hantu!!!!"
Bruk!
Sepertinya aku berhasil memukul hantu itu, lalu aku pun memberanikan diri untuk membuka mata dan melihatnya.
Aku benar-benar terkejut ternyata orang yang aku pukul itu.. Ryugazaki!
"Hei bangun! Jangan pura-pura pingsan gini dong! Bilang aja kalo kamu mau diperhatikan!" Aku menepuk pelan pipinya.
Dia tetap gak bangun, aduh gimana nih! Ini salahku yang asal memukulnya begitu aja mana ditas itu ada kamus bahasa inggris dan kamus bahasa jepang lagi, wajar kalau dia pingsan gini.
"Ah iya aku bikin kompresan dulu buat ngompres kepalanya" gumamku.
Aku ambil sapu tanganku, dan kubasahi dengan air minum yang aku bawa.
Lalu aku menyentuh pelan kepalanya yang lebam merah itu, matanya yang tertutup membuatku berani untuk menatap wajahnya..
"Nah udah selesai, kalau udah begini lebih baik aku tinggalin aja dia nanti juga dia bangun sendiri."
Ketika aku hendak pergi, dia tiba-tiba menarik tanganku.
"Kamu jahat sekali ya? Aku terluka gini kamu malah mau ninggalin" ujarnya.
"Hei lepaskan tanganmu! Sekarang kan kamu udah sadar, jadi gak apa dong, lagipula minta temani saja sana sama orang yang Kamu suka!" Secepatnya aku berlari pergi meninggalkannya.
"Hei apa maksudmu?!!" teriaknya
Haaa.. aku salah, aku seharusnya gak perlu terlalu berharap karena gak mungkin Ryugazaki suka sama orang seperti aku. kayaknya aku harus berhenti disini..