Chereads / Kelompok 3 / Chapter 2 - Pertemuan antar Kelompok 3

Chapter 2 - Pertemuan antar Kelompok 3

Di dalam kelas kali ini sedikit ribut sebab adanya pembagian kelompok yang bagi mereka sangat tidak berperikemanusiaan. Beberapa anak di sana sudah berteriak-teriak protes kepada wali kelas mereka yang hanya datang untuk mengecek kelas yang sedang kosong, kemudian berlalu pergi begitu saja setelah memastikan para anak telah mengetahui kelompok mereka. Harusnya jika pada sekolah lain pada umumnya setelah ujian pertengahan semester mereka pasti pergi piknik atau yang sering di sebut dengan kegiatan tengah semester. Tapi sekolah menengah mereka ini berbeda, setidaknya biarkan mereka beristirahat di liburan ini sebelum bekerja keras lagi di semester berikutnya.

Semua anak di sana mengeluh mengenai bagaimana bisa mereka pergi ke tempat yang di asumsikan sebagai 'piknik kelas' tapi yang sebenarnya terjadi adalah mereka harus meneliti tentang apa yang akan ada di 'piknik kelas' mereka. Mereka masih kelas dua sekolah menengah atas, masa remaja dan kenangan masa muda itu harus di abadikan jadi jelas harus dengan kenangan bahagia, bukan malah tersiksa dengan aturan sekolah yang aneh ini.

Di sini kelas sebelas Sosial tiga, seperti anak kelas sosial lainnya mereka juga ricuh apalagi ketika tahu bahwa tidak banyak anak dari kelas sosial yang rajin dan serius ketika kerja kelompok. Penentuan kelompok ini terlalu acak. Sehingga membuat mereka marah sebab malah mendapat teman kerja kelompok yang tidak sesuai harapan. Wali kelas mereka juga begitu, setelah mengecek mereka mengenai kelompok, beliau langsung pergi dan menghiraukan teriakan frustasi dari para anak-anak yang ada di kelas terbandel seluruh sekolah ini.

"Pak!!! Pak War!! Dengarkan pak dulu! Dasar walikelas sialan!" Seorang gadis berteriak sampai uratnya menonjol, teman sekelasnya mengobrol satu sama lain, sungguh kesal sekali pada wali kelas cuek itu

"Teman-teman! Tenang dulu ya? Aku udah kirim foto nama kelompok di grup kelas, kalian juga pastinya udah baca, jadi—"

"Bib! Aku satu kelompok sama si Malika!! Bilangin ke orang itu dong!" Seorang gadis berkata padanya, gadis tinggi itu melihat ke bangku belakang tepat ke arah anak yang di maksud yang tengah asik bermain kartu uno bersama teman-temannya

"Ya...mau gimana lagi?! Kalian kalau mau nolak, bilang ke pak Wardana sendiri sana!" Gerutunya kesal, dia Habibah si sekertaris kelas yang menjadi korban amukan orang-orang. Padahal sebenarnya Habibah sendiri adalah anak yang juga tidak bisa diam.

"Dasar, orang itu...gak lagi mau kalau dia jadi wali kelas" gumam gadis lain, itu Adelia si ketua kelas yang tadi juga habis teriak memanggil wali kelas mereka. Di saat anak-anak itu pada heboh sendiri, di bangku depan, seorang pemuda dengan malas menatap ponselnya. Ternyata dia satu kelompok dengan dua anak paling populer di sekolah yang terkenal dalam perang cinta, dirinya menghela nafasnya sebal

"Jadi dit, kau sekelompok sama siapa?" Yoni, pemuda pemilik bentuk mata yang tajam seperti mata kucing, berkulit putih pucat itu kembali bertanya pada teman sebangkunya

"Sama Adelia, Anggun, Aska, Aldi, Bernard, Bety, Bimo dan Bahar" jawabnya sambil menghela nafas di akhir kalimatnya. Yoni mengangguk dia mengerti sebab pasti sulit satu kelompok dengan anak nakal seperti Aldi juga Bimo, terlebih kedua anak itu sulit memperhatikan. Yoni kembali menaruh kepalanya di atas meja. Teman sekelompok nya adalah Ummu Habibah si sekertaris kelas bertubuh tinggi yang jika teriak memekakkan telinga. Kedua ada Valencia Jessica Burhanuddin si tomboi yang terkenal sebagai korban harapan palsu Zainal yang kini mengibarkan bendera perang kepada si Zainal. Ketiga, Wanadri Syahputri yang sangat aktif dalam ekstrakurikuler Paskibraka tapi tak seaktif itu dalam belajar dan lebih suka merias diri daripada mendengarkan pelajaran.

Lalu yang keempat, ada Winda Salsabila Riana yaitu pemimpin kelompok pecinta oppa Korea yang sekaligus pacarnya teman sebangku Yoni, si Adit. Dilanjut ada Wulandari Selena Gunadarma, gadis satu ini tak mengikuti kegiatan apa pun tapi, jangan pernah mengganggunya sebab dia adalah nyonya besarnya tokoh utama kita yaitu Zainal. Lalu ada si resek Zainal Alfaro Martadinata yang kebaikannya tertutup dengan sifat budak cintanya. Terakhir Zayanna Pertiwi, si cewek yang cukup cuek dalam hal belajar yang hanya bersenang-senang di dalam kelas. Yoni sendiri kaget, sebab kelompok yang disatukan lewat urutan absen itu kebanyakan cewek, hanya dia dan Zainal yang cowok. Yoni tidak tahu bagaimana jadinya kelompoknya nanti. Latar belakang dan kesukaan mereka itu sangat berbeda jauh. Oleh karena itu, dia perlu siap-siap tenaga lebih untuk menghadapi kelompoknya.

Ngomong-ngomong, membahas mengenai bagaimana cara mereka mengerjakan tugas adalah hal yang kurang menyenangkan. Bagaimana pun itulah yang dirasakan anak-anak sekolah menengah jaman sekarang. Si Yoni terlihat serius sekarang, memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat mengimbangi jadwal mengerjakan karya tulis itu dengan kegiatan OSIS nya. Masalahnya, OSIS ada wacana untuk mengadakan pentas seni di pertengahan Desember nanti. Yoni berpikir cepat, kemudian dia memutuskan untuk membahas hal ini bersama kelompoknya.

Setahu Yoni juga, si Zainal itu anak OSIS yang jarang ikut kegiatan. Mungkin dengan hal itu, dia bisa menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi. Saat ini, Yoni menghampiri mereka dimulai dari Winda karena dia cukup kenal dengan pacarnya juga kemudian dilanjutkan menghampiri Habibah yang kebetulan si Putri, Zayanna dan Jessica juga ada bersama Habibah. Membuat pemuda itu langsung menyampaikan maksudnya untuk melakukan perundingan kelompok setelah pulang sekolah nanti. Terakhir, Yoni pergi menemui dua sosok merpati yang dimana si jantan terlihat masih asyik menggoda si betina. Zainal yang pertama melihat ke arah Yoni kemudian tersenyum sok ganteng tanpa sebab. Yoni dengan wajah datarnya langsung menyampaikan maksud dan tujuannya.

Jam pulang sekolah telah tiba, mereka berdelapan mengumpul sebentar sesuai ajakan Yoni tadi. Awalnya Yoni merasa canggung untuk memulai pembahasan, tapi kemudian si Zainal yang memulainya

"Mau ngomong apa?" Tanya Zainal pada Yoni yang tadinya menyuruh mereka jangan pulang terlebih dahulu

"Kita harus bisa bagi waktu buat proposal sama belajar ujian tengah semester. Jadi, minggu ini kita buat ngerjain proposal terus minggu berikutnya kita harus belajar, gimana?" Kata Yoni, mereka bertiga menghela nafas malas

"Cuman mau ngomong gitu?" Tanya Zainal dan Yoni kembali dalam mode wajah datar. Yoni mulai merasa sebal

"Ya...aku hanya tidak ingin nilaiku jelek. Bagaimanapun aku pasti butuh kerja tim nantinya" jawab Yoni sambil mengangkat bahunya acuh dan mulai mengemasi barang-barangnya

"Ya deh iya, Sel bisa kan kerja kelompok besok?" Tanya Zainal pada gadis disampingnya, gadis itu kelihatannya menolak dengan raut wajah malasnya. Zainal yang sadar itu langsung menjawab ketus membuat si Yoni terkejut

"Sayangnya! Besok aku pergi" ketus Zainal, yang membuat Yoni menjatuhkan bukunya di dalam tas

"Halah! Kau bucin tidak tahu tempat. Aku tidak mau tahu, besok kita harus menyicil. Lagipula kita masuk siang, nanti terserah kalian mau mengerjakan sebelum sekolah atau pas pulang sekolah. Nanti aku buat grup" jelas Yoni kini mulai menggendong tasnya

"Hei! Tapi aku tidak bisa!" pekiknya tapi, Yoni memilih tak menghiraukannya

"Kalian bisa kan?" taya Yoni kepada kelima wanita lainnya. Habibah terlihat berpikir keras kemudian melihat ke arah Putri

"Harus ya? Yang lain saja belum ngerjain lho!" Putri menjawab, si Zayanna kelihatannya buru-buru ingin segera pergi

"Aku buru-buru pulang nih! Kalian buat grup chat aja dulu" usulnya

"Yon, aku boleh pulang ya?" tanya Ana lagi, Yoni terdiam sejenak

"Bentar dulu, ini kita jalan gini aja? Tanpa ketua?" Winda angkat suara

"Yon, ketua ya?" si Zainal berkata malah membuat semua mata menatapnya

"Oke! Zainal ketua!" Jessica berkata paling lantang, di ikuti Winda kemudian Habibah, Ana dan Putri yang mengangkat tangannya mereka setuju

"Oke! Zainal ketua. Kita akhiri perbincangan kita hari ini. Nal, jangan lupa buat grup chat dan jangan lupa besok pagi jam delapan. Laptop pakai punya siapa?"

"Aku bawa laptop" Winda menawarkan dan Yoni menyetujuinya. Dari sana, mereka akan memulai semuanya dan pertemuan pertama ini di akhiri.