"Baby ... " jeda sejenak. Leonard tidak bisa melanjutkan ucapannya. Seketika bibirnya terasa kelu, lidah membeku, tubuhnya bergetar hebat hingga menopang beban tubuh pun rasanya sudah tak mampu.
"Sayang, ada apa? Ini hari bahagia. Please, jangan bersedih."
"Ini air mata bahagia, baby." Lirihnya dengan suara terbata - bata.
Jemari Calista terulur mengusap bulir - bulir air mata setelah itu meminta pada suami tercinta untuk berdoa dengan penuh ikhlas sebelum acara meniup lilin dimulai.
Sejenak iris hitam memejam berpadukan dengan untaian demi untaian doa yang terucap dari dalam hati. Satu doa yang terucap dia igin keluarga kecilnya ini selalu berada didalam lindungan Tuhan YME. Dia ingin istri tercinta dan juga janin yang ada didalam kandungan Calista selalu sehat dan bahagia.
"Sudah?" Tanyanya ketika iris hitam terbuka.
Leonard mengangguk.
Diusapnya pipi kokoh dengan penuh rasa sayang. "Tiup lilinnya sayang."
Leonard tersenyum. "Kita tiup sama - sama baby."