Disaat sedang dalam perjalanan beberapa kali ponselnya berdering menampilkan nama Leonard. Mau apalagi sih dia ini? Kesal Calista.
"Ada apa, sayang? Siapa yang telepon?"
"Bukan siapa - siapa, Kak. Ga penting juga."
"Boleh Kak Calvin lihat?"
Siluet abu - abu menajam. "Ponsel adalah privasi. Dan Earl mohon, Kak Calvin ga lupa akan satu hal itu."
"Okay, okay. Ga perlu marah juga, Earl." Lalu mencubit gemas hidung Calista sebelum kembali fokus pada jalanan. Dikemudikannya mobil dengan kecepatan tinggi menuju sebuah restaurant mewah. Terlalu tenggelam ke dalam lamunan membuat Calista tak menyadari bahwa mobil yang membawanya pergi sudah sampai ditempat tujuan.
"Ayo, sayang."
Iris abu - abu menggeliat dengan rasa tak percaya bahwa kakinya memijak kembali ditempat ini. Terakhir kali ke tempat ini adalah bersama Darren, dan sekarang dia kembali kesini berteman sang kakak.