Larut ke dalam kesedihan membuat Calista tidak menyadari kehadiran sang kakak yang sedang menyandarkan tubuhnya ke pintu dengan sebelah kaki menyilang, sementara keduanya tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Tidak mau semakin menghimpit Calista ke dalam kesedihan berbalut luka dan air mata, dia pun mundur perlahan hingga menjauh dari jangkauan Calista.
Langkah kaki menuju lift yang akan membawanya pada lantai dimana ruangan club berada. Jika saja sang ayah ada disini dia pasti bisa minum bersama tapi, sayang sekali karena sang ayah sedang berada di Italia, sementara ibu dan sang adik tidak menyukai minuman alkohol. Ah, payah. Desah Calvino.
Diraihnya botol Pisco lalu mendudukkan bokongnya dikursi isle. Merasa kurang nyaman dengan posisinya saat ini dia pun pindah ke sofa panjang. Sebelah kaki menyilang berpadukan sebelah tangan yang merentang pada sandaran sofa.