Hembusan nafas lelah mengiringi langkah kaki Calista menuju mobil yang sudah menungguinya. Mendapati kedatangan sang adik tercinta Calvino langsung membuka pintu sembari mengulas senyum hangat. "Masuk, sayang."
"Hal penting apa yang ingin Kakak bicarakan sampai Earl harus kesini, huh."
"Sudah jangan banyak tanya, pakai self belt kamu!"
"Loh pakai self belt memangnya Kakak mau ajak Earl kemana sih?"
Menghujani sang adik dengan tatapan tajam. "Earl, Kakak kan sudah bilang, SHUT UP!"
"Tapi Kak, Earl kan lagi jagain Leo. Lily dan yang lainnya juga belum datang, kalau ada apa - apa gimana?"
"Bukan urusan kita. Sekalipun dia mati itu bukan urusan kita, Earl! Jadi lebih baik kamu diam, duduk manis, dan jangan banyak protes!" Berpadukan tatapan menajam penuh perintah tak terbantahkan.
Bibir ranum langsung mengerucut berpadukan wajah yang ditekuk. Satu hal yang paling dia tidak suka adalah sikap arogansi sang kakak. DASAR MENYEBALKAN! AROGANSINYA KAMBUH LAGI. Gerutu Calista.