Darren yang melihat dan mendengar dengan mata kepala sendiri perbincangan Calista dengan Dreena telah menggiringnya pada satu keputusan.
Ya, satu keputusan penting yang dia yakini bahwa inilah keputusan terbaik demi kebahagiaan wanita yang sangat dia sayangi melebihi apapun di Dunia ini.
Hembusan nafas berat mengiringi langkahnya meninggalkan mansion Kafeel bahkan sebelum sang Tuan rumah menyadari kedatangannya.
Apa Darren tidak mau bertemu dengan Calista nya? Apa Darren tidak merindukan Calista nya yang sedari tadi membuat dadanya terasa sesak, menghimpit jiwanya diantara rasa gelisah untuk segera di pertemukan dengan belahan jiwa.
Semua itu tidaklah benar karena Darren sangat rindu bahkan apapun tidak akan mampu menggambarkan kerinduannya pada sang kekasih.