Chereads / Cold Boy Paskibra / Chapter 36 - Episode 35

Chapter 36 - Episode 35

Benar saja apa yang dikatakan Zach siang tadi yang akan mengajak Luna untuk keluar denganya entah kemana mungkin bermalam mingguan ala anak-anak mudah jaman sekarang setip hari yang di namakan Satnight.

Zach sudah duduk di ruang tengah keluarga Rayes dia datang sudah dari tadi, ia memang sengaja datang lebih awal. Entah kenapa ia selalu ingin untuk berlama-lama dengan anggota keluarga pacarnya itu yang menurut dirinya selalu membuat kenyamanan dihatinya.

Sedangkan Luna sedang berada dikamarnya berganti pakaian memilih pakaian yang pantas ia kenakan entah kenapa begitu antusiasnya dirinya saat ini yang hendak keluar bersama Zach biasanya saja ia bersikap biasa tidak begitu antusias seperti sekarang. Dia tadi sewaktu Zach baru datang laki-laki itu menyuruh nya untuk tidak segera berganti pakaian malah menyuruhnya untuk santai saja duduk-duduk dahulu mengobrol bersama keluarga.

Luna memilih baju yang dirasa cocok dipakai baju yang simple tapi modis. Setelah dirasa penampilanya sesuai dan baik, ia segera turun kebawah. Menemui Zach dan keluarganya yang sedang berkumpul di ruang tengah.

Zach yang sedang duduk di single sofa tanpa sengaja melihat kearah tangga melihat Luna yang turun dari tangga begitu anggun ditambah penampilannya yang membuat gadis itu tampak cantik menggunaka Dress polos selutut berwarna biru dongker. Kulitnya yang putih begitu cocok mengenakan dress itu.

"Hemm" Liam berdehem melihat Zach yang tak berkedip melihat adik perempuan nya yang baru saja turun dari tangga. Liam berbeda dengan Lionil, ia sebagai anak tertua merasa bertanggung jawab terhadap adiknya apalagi ia memiliki seorang adik perempuan yang bagaikan mutiara harus dijaga sedemikian rupa. Jadi tidak perlu heran jika dirinya lebih overprotektif melebihi Lionil.

Zach langsung mengalihkan pandangannya saat mendengar interupsi dari kakak tertua pacarnya. Entah kenapa dia begitu terpesona dengan penampilan Luna saat ini. Rasanya hampir sama saat ia melihat Salsa dulu.

Ternyata yang terpesona bukan Zach seorang Jovan yang berada disitu juga terpesona dengan apa yang dilihatnya saat ini. Anak manis yang dulu sering ia bercandai kini tumbuh menjadi gadis manis nan cantik, yang bahakan dulu ia anggap anak kecil sekarang mampu mengetuk hatinya.

"Woii, main yang bener" tampol Lionil di kepala Jovan. Ya dia dari tadi memang sedang bermain PS dengan Jovan tapi laki-laki itu malah tidak fokus dengan permainannya.

"Ayok Zach" ajak Luna saat sudah didepan Zach.

"Jangan malam-malam " Liam memperingatkan dengan datar. Kakak tertua itu memang memiliki sifat sebelas dua belas dengan Zach berwatak dingin dan tidak menyenangkan kalau kata Lionil.

Zach yang belum sempat menjawab Luna, langsung memandang ke arah Liam.

"Iya kak" sama singkat saja ia menjawab.

"Hey Bro, ati-ati jagain adik gue" Lionil juga memperingatkan Zach tapi dengan caranya sendiri. Jovan hanya diam saja memperhatikan Luna, dia bisa apa jika gadis sudah berkali-kali menolak dirinya.

"Kak Liam, kalau daddy sama Mommy nelpon. Kakak jawab yang bener", Luna berbicara seperti itu karena biasanya Liam selalu bicara singkat yang tidak jelas sehingga kerap kali membuat kedua orang tuanya salah dalam mengartikan ucapan Liam.

"Emmh" hanya deheman yang diberikan seorang Liam. Benerkan yang di bilang dia hampir sebelas dua belas dengan Zach.

"Udah, gue aja nanti yang bilang. Orang gak asik pasti salah lagi kalau ngomong " Lionil yang asik bermain PS membuka suara. Tapi fokusnya ya masih tetap di depan game tersebut.

"Kita keluar sebentar kak" Zach menyalami semua yang ada di situ termasuk Jovan. Dia tidak ingin membeda-bedakan.

°°°°°

Ternyata Zach mengajak Luna pergi ke bioskop, entah tumben sekali anak itu mengajak Luna pergi di malam minggu. Sudah hampir sebulan lebih mereka menjalin hubungan palsu yang mungkin membuat mereka saling menguntungkan satu sama lain baru kali ini Zach mengajak Luna untuk nonton. Luna merasa heran dengan sikap Zach yang akhir-akhir ini menurutnya aneh. Sebenarnya ada apa dengan pemuda itu.?

Sebelum film dimulai Zach berjalan sendiri pergi membeli popcorn serta minuman. Dia berjalan pergi tanpa memberitahu Luna yang berjalan di belakangnya. Jangan fikir Luna mengetahui kemana Zach berjalan, Luna sedang menunduk melihat ponsel ketika Zach pergi sehingga membuat dia tidak tahu. Saat dia sudah kembali fokus berjalan, ketika mendongakkan kepala ke depan begitu bingung dirinya saat tidak mendapati Zach yang tadi berjalan di depannya kini tidak ada. Luna mengedarkan kepalanya kesana kemari mencari keberadaan Zach, saat penglihatannya memandang ke arah kiri disana ia melihat Zach yang tengah mengeluarkan dompet hendak membayar Popcorn dan juga dua Iced Mojito Lime Tea.

Luna memutuskan berjalan menghampiri Zach yang tengah mengambil popcorn dan minuman itu. Berniat membantu Pria itu membawa makanan yang akan mereka makan nanti didalam. Sebenarnya Luna malas untuk sekedar menghampiri atau membantu Zach. Tapi, bagaimana lagi nanti dia dianggap sebagai cewek gak bersyukur atau cewek manja oleh wanita-wanita yang saat ini tengah menatap Zach kagum. Dasar banyak wanita genit yang menatap Zach penuh tatapan menggoda keluh Luna dalam hatinya.

Tidak, Tidak. Kenapa bisa Luna mengeluh seperti itu, toh wajar kalau banyak cewek yang menatap Zach mengagumi, Zachnya tampan.

"Sini gue bantu" Luna mengulurkan tangan menawarkan diri untuk membantu.

Zach menyerahkan Satu minuman Iced Mojito Lime Tea kepada Luna. Sedangkan popcorn nya tetap Zach yang membawanya. Zach hanya membeli satu Popcorn untuk mereka berdua.

"Satunya mana popcornnya? " Tanya Luna yang melihat Zach berjalan meninggalkan tempat popcorn dengan membawa satu popcorn saja di tangannya.

"Ini, gue yang bawa" jawab Zach datar.

"Cuma satu? " Luna menatap Zach memastikan dengan yang ia lihat. Sehingga menghentikan langkah cowok itu.

"Iya, memang kalau dua habis? " Zach bertanya menatap Luna.

"Nggak" jawab Luna singkat sedikir berpikir. Benar juga kalau dua apa habis, malah jadinya buang-buang duit. Yah walaupun bukan duitnya, pikir Luna didalam kepalanya.

Saat Zach hendak berjalan, tiba-tiba saja Luna langsung memeluk lengan Zach yang memegang Popcorn, gadis itu bergelendotan di lengan Zach. Otomatis itu membuat Zach mematung menatap Luna kedua matanya terbuka lebar. Luna juga menatap mata Zach dia malah melemparkan senyum.

"Gue kira cewe disebelahnya bukan ceweknya. Yahh"

"Sweet banget mereka berdua"

Komentar-komentar para gadis yang menatap Zach tadi begitu kecewa melihat apa yang didepanya saat ini. Sepasang kekasih yang begitu romantis.

Luna tidak habis fikir dengan dirinya sendiri, entah kenapa saat tadi ia mendengar beberapa gadis tampak kagum dengan Zach, serta membicarakan dia belum tentu saja pacar Zach, membuat ia tampak kesal sehingga entah kenapa tubuhnya begitu tertarik oleh magnet yang ada di tubuh Zach. Sehingga membuat nya dengan mudah bergelendotan di lengan Zach.

°°°°°

Akhirnya Zach dan Luna sudah selesai menonton bioskop, motor Zach telah berhenti di depan rumah Luna. Luna segera turun dari motor Zach, setelah Luna turun Zach juga ikut turun. Entah kenapa laki-laki itu juga ikut turun dari motornya.

"Kok Lo turun juga dari motor " Tanya Luna yang melihat Zach melangkah turun dari motor.

"Gue mau kedalam dulu" ujar Zach datar dan langsung melewati Luna berjalan melangkah menuju pintu masuk rumah keluarga Rayes.

"Kenapa? ada apa harus kedalam, ini sudah malam" Luna berjalan mengejar Zach.

"Mau cari teman mengobrol" sahut Zach semaunya.

Luna mengedipkan dua matanya berfikir, bagaimana cara memahami Zach. Kenapa malam-malam begini cowok itu mencari teman ngobrol bukanya pulang kerumah tidur kek apa kek.

"Gak ada, semuanya pasti sudah tidur di rumah gue" Luna mencoba menghalangi Zach untuk masuk kerumahnya. Bukannya ia tidak ingin Zach malam ini menginap atau apa dirumahnya. Dia hanya tidak ingin jika, ia harus begadang bersama kakaknya Lionil.

Kenapa Luna juga ikut begadang, ya jelas Lionil pasti menyuruh adiknya itu untuk membuat-buatkan makanan. Pokoknya menyebalkan, ditambah ini malam minggu pasti kakaknya itu kedatangan tamu tentu saja teman-teman Lionil pada datang kerumah. Lihat saja sekarang ada dua mobil dan 3 motor dirumahnya termasuk motor Zach.

"Lo bohong " Zach membuka pintu dan langsung terdengar suara teman-teman Lionil yang bersorak-sorai di ruang tengah keluarga Rayes.

Luna yang tadi memang belum menyadari kehadiran teman-teman Lionil dan beberapa kendaraan di depan rumahnya membelalakan mata ketika mendengar suara gaduh di dalam rumahnya. Berarti tebakanya benar, setiap malam minggu teman-teman kakaknya itu pasti ke rumahnya bermain Ps. Ditambah lagi, Zach tersenyum miring melihat dirinya, lalu pria itu melenggang masuk menuju tempat berkumpul Lionil dan teman-temannya.

Luna berlari di belakang Zach yang sudah masuk menuju ruang tengah, dia tampak cemberut mengejar Zach. Mungkin sangking fokusnya ia berlari tidak melihat kedepan, ia tidak menyadari bahwa Zach telah berhenti berjalan. Sehingga membuat Luna menabrak tubuh tegap Zach.

"Aduhhh " Luna memegangi kepalanya, Zach melihat sekilas kebelakang datar.

Semua yang tadi fokus ke layar TV bermain Ps melihat kedatangan dua orang itu penuh tanya.

Disana ada Jovan, Mark, Rangga, Nino, Nanda, dan tentu saja Lionil sang tuan rumah.

"Eh cewek manis gue udah pulang" ujar Mark cowok berwajah bule, berhidung mancung. Saat melihat Luna dibelakang tubuh Zach.

"Hai kak Mark" Sapa Luna melambaikan kedua tangannya. Dia juga bergeser kesebelah Zach. Zach melihat sekilas kearah Luna, lalu menatap tanpa ekspresi ke arah Mark.

"Gitu ya, yang disapa Mark doang. Kita apa nggak kelihatan ya" Celetuk Nino sambil melihat kekanan kekiri memperhatikan teman-teman nya.

"Hehehehe, maaf-maaf kak Nino"

"Hai Kak Nino, Kak Rangga, Kak Nanda, Kak Jovan. Tuh udah gak usah ngambek lagi ya kak Nino" Luna tersenyum sambil mengangkat ke dua jarinya chess, seakan dia sedang di foto.

"Haiii juga cewek manis kita semua" Sahut cowok-cowok itu berbarengan. Sehingga membuat Zach membelalakan mata serta menatap mereka semua tanpa ekspresi.

"Udah-udah, kalian gak usah godain. Adek gue. Lo semua gak lihat ekspresi cowoknya kayak mana" Lionil menegur teman-teman nya, saat ia melihat ekspresi wajah Zach yang tampak tak bersahabat ketika menatap teman-teman nya.