Hari ini merupakan hari senin, dan sudah 2 hari lomba Paskibra selesai diadakan SMA Wiradi.
Seperti biasa setiap hari senin akan diadakan upacara bendera. Semua siswa-siswi nampak telah memenuhi lapangan, hari ini juga sekolah mereka sedang kedatangan pimpinan besar yayasan tak lain tak bukan ayah dari Zach.
Sekolah membuat sambutan melalui upacara bendera dengan menggunakan pasukan paskibra lengkap, tentu saja Zach yang akan menjadi pemimpin paskibra.
Terlihat juga pasukan paskibra yang telah siap didepan ruangannya yang kebetulan juga ruangan paskib terletak menghadap kelapangan upacara, sehingga banyak siswa-siswi yang memperhatikan mereka apalagi para siswi yang memang tergila-gila dengan anggota paskibra..banyak sekali bisik-bisik tetangga membicarakan betapa tampan dan kerennya seorang Zach Wireman menggunakan seragam tugasnya.
Tidak dengan Luna, setelah tergesa-gesa berlari kebarisan kelasnya XI IPA 2 dia tampak cuek tidak memperhatikan apa yang menjadi pembicaraan para temannya.
Hingga sebuah senggolan menyenggolnya tentu saja itu ulah Dinda salah satu sahabat Luna
"Heh, darimana aja loe? Jam segini baru dateng. Tau nggak ini tuh udah masuk keles" ujar Dinda dengan kedua tangannya berkacak pinggang.
"Iya, darimana aja sih. Tampilan kacau begini lagi" Anya menimpali sambil memperhatikan Luna dari atas kebawah.
"Itu, tuh..kak Onil dibangunin susah, guekan gk ada yang nganterin. Jadi, gue bangunin tuh orang dulu buat nganterin gue sekolah. Alhasil begini dah gue" Jawab Luna sambil menggerakan tangannya dari atas kebawah.
"Memang kacau banget ya gue" tanyanya kemudian pada kedua sahabatnya
"Asli kacau banget loe, apalagi ini nih..gak pakai topi upacara" jawab Dinda sambil sedikit menggetok kepala Luna pelan.
"Astagfirullah, iya gue lupa gak bawa topi, mampus gue disuruh berdiri lapangan nanti" Luna memukul kepalanya sendiri membuat Anya geleng-geleng kepala memperhatikan temannya itu.
"Mendingan loe sekarang minjem deh topi ke anak paskib..merekan otomatis gk pakai tuh topi" Ujar Anya
"Bener tuh kata Anya, loe pinjem aja ke Zach, Zachkan cowo loe pasti minjemin topi" sahut Dinda
"Bener juga ya, gue pinjem anak paskib aja kali. Tapi, gue gk bakal pinjem sama Zach manusia es itu. Udahlah gue mau ke bascame mereka dulu sebelum para guru kumpul kelapangan" Luna langsung tancap gas berlari kearah bascame anak paskib
Tentu saja dia tidak akan meminjam topi ke Zach tau sendiri hubungan Zach dan Luna seperti apa..
Dia akan meminjam topi pada Darren.
Sangking terburu-burunya dan terlalu cepatnya Luna berlari tanpa sengaja dia menabrak punggung seseorang yang berdiri membelakanginya
"Mampus gue" batin Luna yang menundukan kepalanya tanpa tau siapa yang telah dia tabrak.
"Gue gk kelihatan" suara dingin dan datar, suara itu..
"Eh, Zach Hehehe sorry" Luna mendongak melihat siapa didepanya sambil memperlihatkan deretan giginya.
"Ciee, ciee, ciee," seru para Anggota paskib yang memang mereka ketahui bahwa Zach dan Luna berpacaran
"Wiih, kayak drama korea aja nih"
"Waah disamperin tuh pemimpin kita"
Kira-kira itulah berbagai macam celetukan yang dilontarkan anak-anak paskib pada Zach.
"Ye, siapa juga nyamperin Zach. Gue nyamperin Darren" jawab Luna untuk mengakhiri celetukan mereka semua.
"Darren mana Darren, ada yang tau Darren" ujar Luna kembali sambil menengok kanan kiri , karena depannya terhalang Zach.
" Lah, kok malah nyariin Darren. Cowonya didepan mata." celetuk Agam salah satu anggota paskib.
"Issh, apaan sih kalian. Gue tuh ada perlu sama dia" kesal Luna yang terus saja diledek oleh mereka.
"Ada perlu apa sama Darren" ujar Zach akhirnya yang sedari tadi diam
"Zach, kita-kita duluan kelapangan ya, kita gak mau ikut campur urusan rumah tangga orang" Lagi lagi candaan mereka terdengar
"Gue juga ah, mau kelapangan kayaknya Darren gak masuk. Tuh anak gak kelihatan batang hidungnya. Bodo amat ah gue nanti mau dihukum" ujar Luna dan hendak pergi mengikuti anak-anak paskib.
Dia mengabaikan pertanyaan Zach tadi,.seakan akan pertanyaan tadi tidak pernah keluar dari mulut Zach.
"Ada perlu apa?" ujar Zach, sambil mencekal lengan Luna yang sudah buru-buru akan pergi.
"Hah, apaan"
"Butuh apa" ujar Zach singkat namun tepat
" Gue butuh topi, buat upacara..makanya gue nyari Darren buat minjem topi dia. Tapi, kayaknya dia gak berangkat ya, apes gue" Jawab Luna sambil mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
"Udah ya gue mau kelapangan" lagi Luna ingin pergi menuju lapangan. Namun Zach kembali menyekal lengannya
"Apalagi sih, manusia es," kesal Luna,
"Tunggu.." Zach masuk kedalam ruang paskib dan tak beberapa lama ia keluar membawa topi.
" pakai" suruhnya pada Luna
Luna hanya mengedipkan matanya tak percaya dengan apa yang dilakukan Zach saat ini..karena ia tidak merespon dengan mengambil topi itu, Zach memakaikannya.
Setelah memakaikan topi pada Luna. Zach langsung pergi meninggalkan Luna yang masih berdiri cengo ditempat.
Masa tadi manusia es, masa sih batin Luna.
Nyatakah itu semua atau memang hanya sebuah halusi semata. Apakah hanya sebatas itu atau kah bisa lebih.
Hati tiada yang tahu begitupun fikiran.
Entah kenapa karna perlakuan itu membuat sudut bibir Luna terangkat merasakan berbunga-bunga didalam hati.
"Luna, kamu mau senyum-senyum disini kaya orang gila apa mau baris kebarisan kelasmu" nada ketus penuh penekanan terlontar dari sebuah mulut seorang guru yang kebetulan lewat disebelah Luna.
" eh, iya bu iya. Saya ya mau barislah bu" ujar Luna dan langsung berlari kebarisannya.
upacara bendera akhirnya dimulai, pasukan paskibra sudah menaikan sang merah putih,. Kini mereka sedang berjalan kembali kebarisan awal mereka tadi saat anggota paskib melewati barisan kelas XI IPA 2, Luna yang memang kebetulan baris didepan merasa terpesona dengan Zach yang terlihat begitu seksi saat tetesan keringat menetes dari wajah Zach.
"Manusia es, ternyata loe ganteng bgt" gumam Luna sambil menegak ludahnya yang serasa mengalir
°°°°°
Zach berjalan melewati koridor sekolah dan tentu saja itu mengundang perhatian banyak orang terutama para siswi yang memang selalu terpesona dan mengeluh-eluh kan Zach. Seperti biasa Zach hanya cuek tanpa menanggapi mereka semua pandangan nya lurus kedepan sorot mata tajam mengiringi langkahnya yang tegap. Entah kini dia ingin kemana banyak murid yang bertanya-tanya soal itu.
Dan kini pertanyaan mereka terjawab ketika Zach masuk kedalam salah satu kelas, kelas dimana mereka benci kenapa mereka benci dengan kelas itu..tentu saja mereka membencinya karena di kelas itu sang pujaan hati idola mereka berada,
Ya Zach masuk kedalam kelas XI IPA2 dimana kelas itu adalah kelas Luna, para penggemar Zach yang lain hampir lupa bahwa idola mereka kini telah memiliki seorang kekasih hati.
Zach tidak menunggu waktu lama lagi dia langsung berjalan mendekati Luna setelah ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas dan dia menemukan Luna yang sedang asik mengobrol dipojok ruangan bersama kedua sahabatnya.
"Waah mimpi apa gue didatengin Zach kekelas"
"Gilak, gue dulu masa bodo soal Zach. Ternyata dari deket gini dia tampan banget, kemana aja gue baru sadar"
" Waah, nyamperin cewenya tuh pasti"
"Sweet banget sih, nyamperin pujaanya kekelas"
Berbagai macam ucapan yang terlontar sebelum Zach sampai didekat Luna.
"Ehmm," hanya sebuah deheman yang keluar dari mulutnya. Namun mampu mengalihkan pandangan tiga cewe yang asik mengobrol itu.
"Eh Zach" seru Dinda girang, melihat Zach didepannya.
"Ikut" Zach tidak menanggapi seruan Dinda dia malah langsung menggandeng tangan Luna dan menariknya untuk beranjak pergi.
Tentu saja Luna tidak mau, ia melepaskan pegangan tangan itu dengan kesal.
"Apa-apaan sih Zach" ujarnya
"Gue mau ngomong" ujar Zach ambigu
"Mau ngomong, ya ngomong disini aja lah.." Luna berusaha menolak
"Gak bisa, ikut" Zach kembali menarik Luna dan mengajak pergi.
"Iya,iya lepasin dulu" akhirnya Luna mau juga. Dia mau karena banyak siswi yang menatapnya tak suka dan membicarakan dirinya sok kecantikan.
Zach tidak menanggapi perintah Luna.diatetap saja memegang tangan Luna dan menariknya pergi dari Kelas, banyak pasang mata yang iri menatap mereka berdua.
"Zach, lepasin. Gue juga udah ngikutin loe" Zach hanya diam tidak menanggapinya
"Zach.." mohon cewe itu
"Berisik!" gertak Zach, dan itu langsung membuat Luna diam.
Akhirnya Zach melepaskan genggamanya setelah mereka berdua sampai di ruang paskib. Iya Zach membawa Luna keruangan paskib. Semua anak diruangan itu memperhatikan mereka berdua yang masuk kedalam ruangan dengan ekspresi berbeda.
"Kalian keluar sebentar," perintah Zach datar kepada teman-temanya
Semua langsung mamatuhi, tanpa menolak. Luna merasa heran melihatnya bagaimana bisa anak paskib mematuhi Zach tanpa penolakan. Zach duduk dikursinya tempat dia biasa mengerjakan tugas-tugasnya menyangkut paskib
" udah cepet ngomong," nada ketus keluar dari mulut Luna
" Pulang sekolah nanti ikut gue., loe harus balas budi sama gue" sorot mata tajam dan dingin ia keluarkan menatap Luna
"Balas budi?Balas budi apaan?" Luna tak merasa ia memiliki hutang atau apapun yang membuatnya harus balas budi pada manusia es didepannya ini.
"Lo lupa, soal didepan gerbang sekolah waktu itu" Nada sinis terlontar dari mulut Zach
"....."Luna diam berfikir, dan mengingat. Hingga ia menganga saat mulai mengingat apa yang harus ia balas budi atas perlakuan nya tempo hari.
"Lo inget sekarang" ujar Zach tajam saat melihat ekspresi Luna yang menunjukkan bahwa dia telah mengingatnya
"Yaa.." jawab Luna terpaksa.
"Kalau gitu nanti pulang sekolah tunggu gue digerbang, ikut gue"
"Ngapain, gue nanti dijemput kakak gue..gue gak bisa"
"Bisa, gue yang bilang nanti sama kakak loe. Namanya Lionil kan kak loe"
"Hah" Luna tak percaya Zach bisa ngomong panjang lebar seperti itu.
"Sana balik kelas" usirnya pada Luna yang kembali membuka mulutnya tak percaya bahwa yang didepanya ini si manusia es Zach.
"Loe ngusir gue, waaahh gue gak percaya manusia es kayak loe ngusir gue" Luna geleng-geleng kepala masih merasa tidak percaya
"Cerewet" Zach langsung bangkit dan membalikan punggung Luna membelakanginya dan mendorongnya pelan.
°°°°°
Digerbang sekolah Zach sudah duduk santai diatas motor sportnya, memperhatikan satu persatu murid yang keluar dari sekolah. Bukannya Luna yang menunggu tapi ini malah kebalikannya, sementara Luna malah berjalan santai serasa enggan untuk menghampiri Zach. Ia malas saja pulang atau pergi dengan Zach pasti dia akan merasa kesal jika pergi dengan Zach. Seperti waktu itu, dia benar-benar merasakan kekesalan teramat kesal.
"Mau kemana sih," tanya Luna kesal saat sudah ada didepan Zach
"Naik,." seperti biasa ia tak menggubris perkataan Luna
Luna menuruti perintah Zach, percuma saja. Jika dia menolak manusia es didepannya ini pasti tidak tinggal diam.
°°°
T. B. C