"sebuah masalalu sebaiknya tetap ditinggal dimasa silam tak perlu dibawa ke masa mendatang "
"Makasih Kak Onilku sayang," ujar Luna saat turun dari mobil Lionil, tak lupa ia melambaikan tangan ketika mobil itu berjalan meninggalkannya didepan gerbang sekolah.
Hari ini Luna memang diantar oleh Lionil memang tidak biasa Lionil mengantarkannya kesekolah karena Lionil pasti sibuk dengan Kuliahnya dan kemalasan dirinya.
"Ceana,..!! " deg, panggilan dan suara itu Luna hafal sekali dengan suara itu, suara seorang yg betul-betul dia hafal. Langkahnya terhenti ditempat ia tidak bergerak sedikit pun entah itu bergerak kedepan atau kebelakang memutar tubuhnya untuk melihat orang tersebut.
"Tolong, lihat gue. Gue mau ngomong sama loe, Please" Ujar Pria itu lagi, seorang pria tampan yang seumuran Lionil kakak Luna.
"Mau ngomong apalagi sih kak, gk ada yang perlu diomongin lagi" akhirnya Luna membalikan tubuhnya dan menatap pria tersebut.
"Beri gue kesempatan sekali saja buat gue ngomong panjang lebar sama loe. Gue minta maaf soal... "
"Sudahlah kak Joe, Luna juga udah maafin kak Joe kok. Luna mau masuk sekolah dulu ya" ujar Luna memotong ucapan Joe, dan dia hendak melangkah pergi. Namun sebelum dia benar-benar melangkah pergi sebuah tarikan dan pelukan membelenggu dirinya.
Joe menarik Luna dalam pelukannya yang sekaligus membuat Luna syok sekaligus terkejut dia tak menyangka jika Joe akan seperti ini.
"Kak Jo.. " ucapannya terhenti ketika melihat sosok Zach yang menaiki motornya masuk kedalam sekolah.
"Gue, bener-bener minta maaf sama loe Lun. Gue nyesel, gue bego banget kenapa gue gak menyadari ini dari dulu, kenapa gue gak sadar kalau gue Cint.. " belum juga Joe meneruskan ucapannya terdengar suara sebuah suara yang menghentikannya seketika
"Sorry ganggu, ini bukan tempat privat dimana kalian bisa berpelukan seperti ini. Ini sekolah" Zach muncul dari dalam sekolah
Joe langsung melepaskan pelukannya pada Luna, ia langsung memandang Zach merasa tidak enak.
Luna yang sudah terbebas dari pelukan Joe, langsung berjalan menghampiri Zach dan langsung memeluk lengannya.
Zach melihat sekilas kearah Luna yang ada disampingnya memeluk lengannya erat.
"Kak Joe, kenalin ini pacar Luna. " ujar Luna sambil terus memeluk erat lengan Zach. Zach mendelikan matanya namun kemudian dia mengulurkan tangannya kearah Joe yang hanya berdiam diri ditempt
"Gue Zach pacarnya Luna" ujar Zach sambil mengulurkan tangannya.
Lama tidak ada balasan dari Joe, Joe hanya berdiam terpaku dengan apa yang dia lihat saat ini. Begitu eratnya cewek yang dia suka memeluk lengan pria lain sungguh ini bukan yang ia harapkan saat ini.
"Ow, Gue, gue Joe salam kenal" akhirnya Joe membalas uluran tangan Zach.
"Udah dulu ya kak, gue lagi sibuk ada acara soalnya disekolah " ujar Luna dan langsung menarik lengan Zach pergi dari hadapan Joe.
"Sorry, gue ngelibatin loe." Luna berujar kecil ditelinga Zach
"..." tidak ada balasan dari Zach
"Gue setuju sama kesepakatan yang Loe buat. Ayo kita pura-pura pacaran " Ujar Luna lagi sambil berjalan dan tangannya ke masih menggandeng lengan Zach.
"Ok, " hanya Jawaban singkat yg diberikan Zach. Sebenarnya dia ingin bertanya mengenai siapa pria tadi. Namun ia urungkan, untuk apa dia bertanya seperti itu. Itukan bukan urusanya.
°°°
Hari ini adalah hari dimana lomba PBB se SMA di Jakarta diadakan di SMA Wiradi sebanyak 19 peserta mengikuti lomba tersebut. Setiap pleton terdiri dari 18 anggota dan satu danton dengan lama waktu lomba 20 menit.
Tentu saja SMA Wiradi juga mengirimkan perwakilan untuk sekolahnya, Zach yang memang memiliki bakat dan dipercaya dalam kepemimpinan ditunjuk sebagai Danton. Anggota PBB SMA Wiradi mendapatkan giliran ke 3 sehingga kini mereka harus menunggu satu jam untuk bisa menunjukkan kemampuan mereka dalam baris berbaris.
Setelah menunggu selama 1 jam akhirnya kini giliran mereka yang menunjukkan kemampuan berbaris mereka. Zach dengan seragamny yg sedikit berbeda dari anggota lain terlihat mencolok dan sangat tampan. Rahang tegas, keringat yang mulai membasahi wajahnya semakin membuat dirinya tampak keren. Dari pinggir lapangan terlihat para siswi yang berteriak histeris ketika melihat dirinya memberikan aba-aba pada anggotanya. Tanpa terasa 20 menit pun telah berlalu, aksi Zach dan Anggotanya tadi mendapatkan sambutan yang meriah. Tentu saja, banyak yang terkesan dan takjub saat melihat Formasi luar biasa yang dilakukannya tadi. Bahkan formasinya tidak menyurpai peserta lain.
Waktu berjalan dengan begitu cepatnya hingga akhirnya tiba saat yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman siapakah pemenang dalam Lomba PBB se SMA di Jakarta ini..
Semua orang menunggu dengan hati berdebar-debar menebak-nebak siapakah yang akan memenangkannya.
"Kalian pasti tidak sabarkan,? siapa pemenang dari lomba ini? Pemenangnya adalah... SMA Wiradi" pembawa acara akhirnya mengumumkannya siapakah pemenang lomba tersebut semua orang termasuk penggemar Zach bersorak senang. Mereka tidak heran jika sekolah mereka menang. Selama ini memang Zach terbukti mampu membawa Anggota PBB SMA Wiradi memenangkan berbagai perlombaan.
Saat semuanya bergembira, dan berjalan mengahambur ketengah lapangan untuk memfoto atau sekedar ikut memegang piala kemenangan. Tidak dengan Luna yang berjalan menjauhi lapangan.
Ia tidak ingin berhimpit-himpitan dengan orang lain. Itu sangat menyesakkan. Lebih baik dia pergi kekantin dan menikmati es teh.
...
Dikantin Luna benar-benar tidak mood, dia hanya sesekali meminum es teh yang baru saja dia pesan tadi. Rasa moodnya hilang saat bertemu Joe tadi pagi. Semangatnya tergantikan akan rasa kecewa masa lalu yang selalu ingin dilupakan.
Bagaimanapun Joe adalah seorang yang pernah ada dihatinya, cinta pertamanya. Seperti kata pepatah Cinta yang paling sulit dilupakan adalah cinta pertama.
Namun sayang cintanya tak terbatas melainkan hanya sepihak saja hanya Luna yang merasakan cinta itu. Sedangkan Joe, laki-laki itu hanya menganggap Luna bagai adik dari sahabatnya Lionil, tidak lebih dari itu.
"Ngelamun aja neng?" seru sebuah suara sehingga mengalihkan pandangan Luna kesini kirinya yang sebelumny dia tampak berdiam diri menghadap sebelah kanan sambil menopang dagu.
"Iih, ngagetin aja bg Gerald" Ujar Luna dan sedikit memukul lengan Gerald. Karena dia benar-benar terkejut dengan kedatangan Gerald yang entah sejak kapan ada ditengah.
Gerald adalah kakak dari Alfin sepupu Zach dan Gerald juga sahabat Liam saat mereka sama-sama menempuh pendidikan Senior High School di London. Jadi, otomatis Gerald sangat dekat dengan Luna. Kini Gerald memang menjadi staff atau pengawas sekolah SMA Wiradi sebagaimana permintaan dari panjangnya ayah dari Zach. Menjadi pengawas sekolah bukanlah pekerjaan utamanya, dia sebenarnya bekerja diusahain ayahnya sebagai Direktur Utama . ia memang sesekali datang kesekolah untuk memantau bagaimana perkembangan di Sekolah milik pamannya ini.
"Tumben bg ada disekolah" Ujar Luna saat Gerald sudah duduk di depannya
"Ya iya dong dek, abang kesini .sekolahkan lagi ada acara, ya masa abang gk dateng apa kata orang kalau pengawas ganteng gk datang" ujar Gerald dengan deny
"Ya ya ya. Apa kata abang aja deh" Luna sedikit malas menanggapi, karena dia tahu Gerald sering bergurau saat dengannya
°°°
T. B. C