"loe lagi banyak fikiran?" Alfin yang baru saja masuk kedalam kamarnya dan duduk disofa bersanding dengan Zach. Ia seakan tau bagaimana suasana hati Zach saat ini. Dia hafal betul dengan sepupunya itu, Zach akan datang kerumahnya disaat dia sedang banyak fikiran.
"Nyokap loe kemana? "Tidak menjawab pertanyaan Alfin, Zach malah mengalihkan pembicaraanya.
"Seneng banget nih Sepupu es gue ngalihin pembicaraan" sambil berbicara Alfin mencubit kedua pipi Zach gemas. #Wkwkwkw sih Alfin, Cari masalah tuh Zach😁😁#
Alfin langsung pergi tanpa dosa sama sekali, Zach menatap tajam Sepupu anehnya itu. Ia beranjak untuk mengikuti Alfin yg terlebih dulu keluar kamar.
"Mi.. Mamiii" teriak Alfin sambil menuruni tangga Rumahnya.
"Kenapa sih fin teriak-teriak" ujar seorang Wanita paruh baya yang baru saja keluar dari salah satu kamar yang berada di lantai satu.
"Noh, keponakan kesayangan mamih nyariin" tunjuk Alfin kearah belakang dimana Zach tengan mengikutinya menuruni tangga.
"Gaje.. " Ujar Zach dingin sambil menyenggol bahu Alfin mendahului turun.
"Ehh, ada Zach. Kamu udah Makan, ayokk kita Makan malam sama-sama" Rini Ibu Alfin, langsung menggandeng tangan Zach Dan menuntunnya menuju meja Makan.
"Gitu ya, keponakan kesayangannya dateng anaknya sendiri dilupain" Alfin langsung berjalan cepat kemeja makan sambil pura-pura menunjukan ekspresi marah.
Sementara Rini dan Zach hanya menanggapinya dengan senyum tipis. Mereka sudah tidak heran dengan tingkah kekananak-kanakan Alfin.
°°°°°
"LUNA!!!" Luna menghentikan langkahnya saat mendengar teriakan Dinda yang menggema dikoridor sekolah. Luna menatap Dinda heran, ia bingung dengan sahabatnya itu Kenapa harus berlari tergesa-gesa seperti dikejar anj*ng saja.
"Loe Kenapa sih din, lari-lari kayak gitu kaya dikejar Anj*ng aja" tanya Luna, Dinda yang didepanya masih mengatur nafasnya yg serasa pengap.
"Gilaa Lun, gillaaa"
"Gila Kenapa? Loe sekarang gila? " Tanya Luna asal dan langsung mendapat cubitan keras dilengannya
"ihh loe mah lun masa gue gila " sahut Dinda tak terima
"Justru loe Lun yang gila sekarang " lanjut Dinda
"Gue,." tunjuk Luna cengo kepada dirinya sendiri
"Maksud loe apa sih Din gue bener-bener nggk ngerti, ngomong yang bener dong" Lanjutnya lagi.
"loe ternyata pacaran sama sih Manusia Es. Gila emang loe Lun., kita sahabat loe. Tapi, nggk loe kasih tau. Waah bener-bener gila loe lun" Luna semakin tidak mengerti dengan pembicaraan Dinda.
"apasih yang loe omongin Din, Loe sakit yaa. Gue anterin ke UKS yuk" Luna langsung menarik lengan Dinda berjalan menuju keruang UKS.
"Iih Luna, gue nggk sakit." Dinda menghentikan langkahnya begitupun dengan Luna
"Kalau loe nggk sakit, kenapa ngomong loe ngelantur"
"Gue, gk ngelantur Lun. Berita Loe pacaran sama Zach udah nyebar kemana-mana bahkan udah nyebar ke grupsekolah"
"Gue nggk pacaran sama Zach Dinda...,Apa buktinya kalau gue pacaran sama sih manusia es itu dan apa jadinya gue kalau emang bener gue pacaran sama dia"
"Loe lihat sendiri deh, di WA grup sekolah. Disana ada foto loe sama Zach terus ada loe makek baju olahraga Zach waktu pulang sekolah "
Dan benar saja, saat Luna membuka Ponselnya banyak notifikasi di grup sekolah membicarakan dirinya yang pacaran dengan Zach. Bahkan disitu terpampang foto saat Zach memeluknya dilantai ketika Tiara hendak menamparnya waktu itu.
"isssh berita murahan apalagi ini, gue harus ngelurusin ini semua" Luna kembali memasukkan Ponselnya kesaku baju miliknya dan dengan menggertakan giginya tanda bahwa ia benar-benar kesal dengan itu.
Ia hendak beranjak pergi, entah kemana namun langkahnya dihentikan cekalan tangan yang melingkar di lengannya. Dinda mencoba menahan Luna agar tidak pergi.
"loe mau kemana Lun?mau kekelas?Nemuin Tiara?atau nemuin Zach? "
"pertanyaan loe banyak banget dah, gue bingung mau jawabnya yang pasti gue mau nemuin si maklampir Tiara dulu sih biang masalah semua ini" Luna benar-benar kesal dengan kelakuan Tiara selama ini, kenapa bisa mantan sahabatnya itu berubah drastis menjadi maklampir seperti ini.
"Soal Tiara gampang Lun, kita urus nanti aja. Kita kekelas dulu kasihan sih Anya dia dari tadi adu mulut terus sama penggemar Zach dikelas. Mendingan kita kekelas yuk" Usul Dinda
Dengan terburu-buru Luna yang menggandeng tangan Dinda agar cepat berjalannya justru tanpa sengaja menubruk seseorang, Ia memandang kedepan mendapati Zach dan juga Darren yang tengah menatap mereka penuh pertanyaan.
Tanpa fikir panjang Luna langsung melepaskan tangan Dinda dan kini beralih menggenggam tangan Zach sontak itu langsung mendapat tatapan datar dari si pemilik lengan.
"Kebetulan loe ada disini ayo, ikut gue" Luna langsung menarik tangan Zach. Sementara Dinda dan Darren hanya bengong saja memandang kepergian dua orang itu.
"Lepas" datar dan penuh penekan itulah kalimat yang keluar dari mulut Zach.
"udah loe diem aja deh Zach, loe nanti baru ngomong jelasin sama para penggemar labil loe" Luna tidak berhenti menarik-narik tangan Zach agar terus berjalan ke kelas IPA-2. Dibelakang mereka ada Darren dan juga Dinda yang hanya saling padang.
°°°°°
Dikelas IPA-2 sangat ramai dengan para wanita yang beradu mulut dengan Anya, ditambah ada Tiara yang seakan-akan membuat suasana menjadi panas.
"TIARA!!!, diem lo. Loe gak usah manas-manasin mereka"
"Dan kalian para penggemar labil and Gak jelas sama sekali, urusan kalian apa kalau Zach pacaran sama si Luna hah, itukan kehidupan pribadi mereka kenapa jadi kalian yang sewot" Teriak Anya kesal, ia sudah lelah beradu mulut dengan orang-orang gak jelas seperti mereka.
Anya menatap tajam Tiara yang berdiri tidak jauh darinya, sedangkan Tiara tersenyum puas dengan apa yang telah dia lakukan saat ini.
"mana temen yang loe belain itu, kenapa batang idungnya nggk ada? " Tanya Tiara dengan ketusnya. Anya hanya diam menatap tajam Tiara penuh kebencian dan perasaan ingin membunuh maklampir didepannya ini. Sebenarnya Anya sudah muak dengan Tiara serasa tangannya panas butuh pelampiasan untuk memukul.
"Loe nyari gue?" Suara Luna mampu membuat semua orang yang berkumpul mengelilingi meja Anya berpaling dan memandang kearah sumber suara yang berasa dari pintu masuk kelas itu.
Mereka langsung terdiam, mengatupkan mulutnya rapat-rapat saat mendapati Zach yang juga berada disitu. Luna melangkahkan kakinya berbarengan dengan Zach yang juga masih digenggam kuat pergelangan tangannya. Dibelakang mereka diikuti juga oleh Darren dan Dinda berjalan dengan santainya.
"Waah penggemar labil, pada Demo ya. Demo apa kalian" ejek Luna dengan santainya.
"Tenang, gue kagak ngerebut punya kalian. Masa iya gue pacaran sama manusia Es kaya gini" Lanjut Luna sambil memegang bahu Zach, Zach yang merasa kurang suka dengan perkataan Luna barusan langsung menatap dingin kearah Luna dan dalam tatapan itu seperti ada sesuatu yang direncanakan.
"Loe cewek bar-bar kaya ibu lo gk pantes jadi pacarnya Zach yang berasal dari keluarga sempurna "
Luna langsung mengepalkan tangannya kuat-kuat dibawah sana sampai ruas-ruas jarinya memutih. Anya dan Dinda langsung menatap kearah Luna, mereka seakan bertanya "loe, baikkan?". Luna membalas tatapan itu dengan senyuman seakan menyatakan dia baik-baik saja.
Zach pun melihat ekspresi Luna yang tidak singkron dengan apa yang dilakukannya dibawah sana, entah karna kejelian dari mata elang Zach yang begitu tajam sampai ia tau ada setetes dari yang jatuh dari genggaman tangan Luna.
"Zach, loe jelasin pada penggemar labil lo ini. Bahwa kita nggak ada hubungan apa-apa, dan jelasin juga sama penggemar posesif loe ini.. Biar dia gak ganggu hidup gue terus" Ujar Luna sambil berjalan mendekati Tiara yang bersedekap penuh kesombongan.
Zach menatap satu-satu dari mereka semua dengan pandangan mengintrogasi dan mengintimidasi. Darren yang melihat itu merasa tak terbiasa dengan sikap Zach yang saat ini.
"Gak ada yang perlu gue jelasin, Gue hanya ngasih peringatan ke loe semua mulai saat ini dan seterusnya jangan pernah ganggu gue maupun cewe gue ngertii" ujar Zach tegas dan penuh penekanan.
Semua mata memandang Zach tak percaya, ternyata apa yang menjadi rumor selama ini bukanlah rumor semata namun sebuah kebenaran dan itu langsung keluar dari mulut Idola mereka.
"Loe apa-apaan sih Zach, nggk-nggk ini semua bohong. Darren ayo loe ikut jelasin bahwa ini semua gk bener" Luna seakan tergagap setelah mendengar ucapan Zach barusan bagaimana bisa Zach berucap seperti itu. Bagaimana nasibnya nanti setelah ini.
"Pokoknya gue peringatkan lagi, jangan pernah nyentuh cewe gue. Kalau kalian semua berani nyentuh cewe gue bakal beradapan langsung sama gue. " Zach langsung pergi dari Kelas IPA-2 tanpa mendengar perkataan dari Luna.
Tiara merasa tidak senang dengan ini semua, semua ini tidak sesuai dengan rencananya bagaimana bisa malah menjadi seperti ini. Iapun sangat kesal sehingga langsung pergi begitu saja.
"Waah Lun, gila lo. Loe beneran pacaran sama Zach sejak kapan? M2m nih" sahut Luna saat semua orang yang ada disitu telah pergi semua
"Apaan sih Anya, siapa juga yang pacaran sama manusia Es. " jawab Luna kesal karena seakan diledek oleh Anya.
"Loe liat mukanya Tiara tadi, nggk enak dipandang bgt tau nggak hahaha, rencana dia kayaknya gagal abiss" Heboh Dinda yang seakan akan menahan tawa, namun tawanya tidak tertahan.
°°°°°
Dirumahnya Luna benar-benar tidak bisa tidur, ia tidak habis fikir dengan apa yang Zach lakukan tadi disekolah.
"Hallo, Darr" sahut Luna ketika nada sambung sudah berhenti tanda bahwa panggilan sudah terjawab
"iya, Hallo. Kenapa? " Sahut Darren dari seberang sana.
"Gue minta nomer Manusia Es" Ujar Luna to the point
"Yaelah gue kira apa, oke gue kirimin nanti. Gue lagi sibuk nih"
"gue mintanya sekarang, bukan nanti. Bodo amat" ujar Luna kekeh dengan kemauannya
"iya iya okee"
Tanpa menunggu lagi Luna langsung mematikan sambunnya. Dan tanpa berlama-lama lagi ia langsung mendial nomer Zach yang baru saja dikirimkan Darren.
Tutt tutt tutt
"Hallo"
"Hallo Zach, gue Luna. Maksud loe disekolah tadi apa sih. Pokoknya gue gk mau tau besok loe lurusin semua, gue gk ma... " Belum selesai Luna berbicara Zach sudah mematikan sambungan telponnya tanpa mendengar Luna berbicara panjang lebar lagi.
°°°
T. B. C