"Kenapa nggak setuju? Zea bisa jaga diri baik-baik dan Zea tidak sendirian karena ada Ana di rumah. Ya nggak, Na?" Tanya Zea.
"Iya, Kak," jawab Ana.
"Lo juga akan merawat gue dengan baik kan, Na?"
"Tentu dong, Kak. Ana akan merawat Kakak sampai sembuh."
"Tuh, Tante dengar sendiri kan kalau ada Ana yang akan merawat Zea. Lagi pula kalau nanti sudah enakan, Zea akan berangkat sekolah lagi."
"Nggak! Kamu nggak boleh berangkat sekolah dulu, resikonya besar, Zea," kata Arini.
"Tapi kan ada Ana, Tan. Di rumah juga ada motor."
"Iya memang ada Ana di rumah, tapi pas Ana berangkat sekolah, siapa yang akan menjaga kamu di rumah? Kondisi kamu sedang lemah Zea, jangan sampai jatuh sakit lagi," nasihat Arini.
Arini sangat paham bagaimana sifat keras kepala Zea. Oleh karena itu, dia harus berkata pelan agar Zea tidak tersulut emosi, walaupun hatinya sedang resah, gelisah, dan menahan emosi. Mau bagaimana pun dia tidak ingin kejadian yang Rita lakukan bisa terulang kembali.
