Jantung Zafran dan ketiga temannya berdebar. Mereka sudah tidak percaya atas pernyataan Rendi mengenai pemilik rumah makan Bakso Wijaya dan sekarang wanita paruh baya di sebelah Rendi adalah Mamanya. Belum lagi ada pelayan yang datang tiga sekaligus membawa pesanannya. Mereka berempat bengong sambil menelan ludahnya sendiri.
Kedua mata Zafran menatap lekat tubuh Rendi dari ujung rambut sampai ujung kaki secara berulang-ulang. Sejujurnya Zafran menjadi tertarik untuk memiliki jiwa sulit ditebak orang lain seperti Rendi. Walaupun tubuhnya Rendi terlihat gagah, tapi dia sama sekali tidak memiliki aura orang kaya. Lagak Rendi memang menyebalkan, tapi dia mampu mengelabuhi orang lain.