"Siapa yang sakit, Pak?" Tanya Zafran.
"Zea, tadi malam dia tak sadarkan diri dan langsung dibawa ke rumah sakit," Jawab Pak Rizqi.
Seketika tubuh Zafran terasa lemas mendengar kondisi Zea. Pantas saja sudah dua hari ini Zafran berpikiran buruk tentang Zea. Dia takut jika hal-hal buruk terjadi pada diri Zea dan hari ini Zafran mendapatkan jawabannya dari orang lain.
Zafran sedikit merasa kecewa ketika kabar tersebut malah keluar dari mulut orang lain. Kenapa Zea tidak mengabarinya sendiri lewat ponsel? Kenapa malah ponselnya dinonaktifkan selama dua hari? Menunggu itu capek, apalagi hasil dari menunggu malah mendapat kabar kesedihan.
Hati Zafran hancur, sebegitu tertutupnya Zea kepada dirinya. Sebagai seorang lelaki pasti ingin dijadikan tempat untuk sandaran wanitanya. Zafran tahu bahwa tujuan Zea tidak ingin merepotkan orang lain. Namun, jika seperti ini terus-terusan, Zafran tidak bisa mencari kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.
