"Nggak sama kita saja, Ze?" Tanya Zafran agak kecewa, pasalnya dia sangat mengharapkan kehadiran Zea di sampingnya. Membayangkan menjadi sopir atau ditemani teman laki-laki yang berada di sampingnya dan bahkan duduk sendirian di belakang sangat lah bukan keinginan Zafran. Dia tidak ingin kalau nanti liburan ini akan terasa sepi, meskipun dia berada di lingkungan ramai. Jika bukan karena Zea, maka Zafran pun tidak ingin ikut memuncak. Hanya saja dia khawatir kalau nanti Zea akan dimiliki oleh Dia.
Jika dilihat dan diperhatikan dari tatapan matanya maka Zafran melihat kalau nanti ada sesuatu yang memang agak sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Kini Zafran memang berada di ambang ketakutan, sehingga otaknya dipenuhi oleh pikiran negatif. Bukan suatu persoalan yang mudah jika ada sesuatu yang sulit untuk dibicarakan. liburan ini bukan saatnya untuk menikmati masa dengan perasaan galau, tapi dengan perasaan menyenangkan.