"Apa iya, Bu?" Tanya Dirga pura-pura terkejut. Seakan tidak ada apa-apa dan semuanya baik-baik saja.
"Kamu perlu bukti? Kalau kamu butuh bukti silahkan lihat absennya dan apakah saya harus mengundang guru sebelum saya mengajar untuk dijadikan saksi?" Tawar Bu Yuni membuat Dirga sedikit terkejut dan ketakutan. Pasalnya kalau sudah ada saksi maka dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Cukup diam dan mendengarkan apa yang mereka katakan untuk bisa membuat orang yang sedang kesal melampiaskan kemarahannya.
"Ah, nggak usah, Bu, berhubung saya nggak mau jadi pecundang maka saya akan mengakui kesalahan yang sudah saya perbuat," kata Dirga.
"Baik kalau gitu, seorang yang bukan pecundang pasti berani menerima akibat yang didapatkan ketika melakukan kesalahan. Jadi, saya yakin kalau kamu sudah siap menerima hukuman dari saya, sekarang kamu lari memutari lapangan sebanyak sepuluh kali!" Suruh Bu Yuni.
