Tanpa memberikan aba-aba, Adit langsung meninggalkan Dirga. Sekarang Dirga pun bingung karena tinggal dirinya seorang. Kedua temannya sudah meninggalkan dirinya dan Adit pun sama saja, dia mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Dirga melihat jam tangan yang melingkar di lengannya, ternyata sudah menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh menit. Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup dan Dirga belum menyiapkan buku tulis yang akan digunakan untuk menulis nanti di dalam kelas, belum lagi dirinya masih berada di jalan. Jantung Dirga bertambah berdebar takut jika nanti jalanan akan macet karena banyak orang yang akan bekerja maupun berangkat sekolah, terutama angkutan umum yang berlalu lalang di jalanan.