"Kenapa sih lo itu susah banget kalau percaya sama gue, salah gue sama lo apa saja?" Tanya Anam heran. Semenjak dulu, Zea tidak pernah mempercayai Anam, kecuali sudah ada bukti nyata. Sejak kali pertama bertemu pun Zea memang sudah tidak bisa mempercayai Anam karena dia tidak menyukai sikap Anam yang menurutnya cukup kasar, apalagi dia mengetahui rahasia besar Anam, dia pun cukup kecewa.
Semenjak itu malah kebencian Zea kepada Anam semakin membesar, dia sering menyindir Anam ketika jarak mereka berdua berdekatan, lepas sekali pun tidak pernah. Setiap ada Anam, maka mulut Zea pun tidak bisa diam. Bagi Zea, daripada dipendam sendiri lebih baik diucapkan secara langsung kepada orang yang dimaksudnya tersebut. Sedikitpun dia tidak pernah merasakan apa artinya kebaikan dari Anam, di matanya selalu menganggap bahwa Anam itu penjahat wanita.