Chereads / Really I Want / Chapter 152 - Chapter 151

Chapter 152 - Chapter 151

"Tan, aku mau pulang dulu ya," pamit Sintia mengulurkan tangan untuk mencium punggung tangan Dinda. Senyum di wajahnya menjadi khas dirinya. Walaupun dia sedang marah dan suasana hatinya tidak karuan, tapi dia masih tetap bisa tersenyum di hadapan orang lain. Baginya, kalau ada masalah masih tetap menjadi tanggung jawab dirinya dan tidak ingin orang lain yang terkena imbasnya.

Biasanya banyak tuh orang kalau marah dengan satu orang malah yang kena omel semua orang. Kalau menempatkan sesuatu dari hal yang kecil saja tidak bisa, bagaimana bisa menempatkan sesuatu yang lebih besar. Sebab, sesuatu yang besar juga memiliki tanggung jawab yang besar pula. Belum lagi dengan diri kita marah dan melampiaskannya kepada orang lain maka orang lain pun akan merasa tidak nyaman ketika berada di samping kita.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS

Related Books

Popular novel hashtag