Chereads / Really I Want / Chapter 146 - Chapter 145

Chapter 146 - Chapter 145

"Kurang ajar lo! Nggak usah ngejek gue bisa nggak?!" Ketus Zafran.

"Ya ampun, gitu saja dipermasalahkan. Apa yang gue katakan benar kali. Lalu apa kalau nggak bodoh? Tinggal ambil kunci serep saja susah. Lain kali dipikir dulu kalau mau berbuat. Eh, tapi nggak apa-apa sih, karena kebodohan lo ini, gue jadi punya uang seratus ribu hanya dengan menjawab satu pertanyaan saja dan gue cuma mau mengingatkan bahwa janji ataupun kesepakatan adalah hutang yang harus dipertanggung jawabkan. Kalau lo mau kabur silahkan, tapi hati-hati saja do'a orang yang dikecewakan sangat manjur, belum lagi nanti pas di akhirat, apa lo mau mati dikejar-kejar hutang? Kalau gue nggak mau sih, hahahaha," ujar Sintia sangat santai. Kedua tangannya diangkat ke atas untuk menggeliatkan tubuhnya. Kebiasaan itulah yang sering kali dilakukan Sintia setiap pagi. Anggap saja olahraga pagi. Kalau mau bisa menarik tubuhnya maka badannya terasa enak seperti dipijat. Lumayan kalau pijat beneran harus bayar pakai uang.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS