Zea meletakkan buah tersebut di atas kasur. Dia kembali bersandar di kepala ranjang, kemudian menatap Dian. Awalnya dia memang senang, tapi setelah mencerna ucapan Dian membuat Zea menjadi bimbang.
Ada beberapa hal aneh yang mengisi otaknya. Pertama, tidak biasanya Diana berperilaku baik secara tiba-tiba, sedangkan tadi Ana mengatakan bahwa Diana hanya titip salam untuk menjaga kesehatannya dan kata satpam tadi juga seperti apa yang dikatakan Ana. Kedua, kalau cuma buah kenapa harus dikirim lewat paket? Tapi bisa jadi karena Diana masih berada di luar kota. Namun, kedua alasan tersebut masih berhubungan dengan pikiran Zea yang ketiga, yaitu dirinya teringat ketika satpam tadi mengatakan bahwa yang mengirim buah tersebut seorang perempuan yang mengaku sebagai Diana. Sebenarnya ada apalagi ini? Zea takut kalau nanti akan terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya ataupun orang-orang terdekatnya.