Dian dan Zea saling menatap. Masih sepagi ini mendapatkan kabar baik. Kabar tersebut bagaikan mimpi yang tidak disangka. Akankah kisah masa lalu tersebut bisa terulang kembali dan masih terasa sama? Harapan mereka tetap sama, tapi entahlah karena harapan itu belum tentu sesuai apa yang diinginkan.
"Iya, Mama sama Papa sudah berencana itu sudah lumayan lama. Mumpung kita dipertemukan kembali, harapan Mama kalian berdua bisa berteman seperti dulu lagi. Terutama kamu Dian, Mama harap kamu bisa lebih baik lagi terutama mental kamu. Selain itu, karena kamu adalah laki-laki maka kamu harus menjadi pelindung Zea ketika nanti sudah sekolah," jelas Arini.
"Ma, Dian lagi mimpi atau nggak sih?" Tanya Dian dengan tatapan kosong.
Tangan Arini langsung mencubit pipi Dian sampai membuatnya memiringkan muka. Tidak sebatas cubitan, tapi juga disertai dengan tarikan yang membuat Dian mengadu kesakitan. Akhirnya Dian pun tidak tinggal diam karena tangannya memukul tangan Arini agar dilepaskan.