"Ana!" Pekik Zea. Reflek tangannya menutup mulutnya karena terkejut melihat kedua mata Ana merah dan berair.
Kemarin saja keadaan Ana masih baik-baik saja. Zea tidak menyangka kalau sakit Ana separah itu. Setiap orang pasti terkejut ketika melihat orang yang sebelumnya sehat-sehat tiba-tiba jatuh sakit.
Zea yakin kalau sebenarnya Ana sudah merasakan tidak enak badan dari hari kemarin atau mungkin dia kurang istirahat dan banyak pikiran. Ana seringkali memikirkan hal-hal yang membuatnya panik, bahkan sampai menghantui pikirannya. Tidur pun tidak nyenyak, sehingga tubuhnya gampang sakit. Padahal Zea seringkali menasehati agar tidak overthinking terhadap suatu masalah karena setiap masalah pasti punya jalan keluar.
Tangan Ana mengucek kedua matanya. Bukannya mendingan, kedua matanya semakin berair. Ana tidak kuat menahan rasa gatal yang terus menyerang matanya.
"Jangan dikucek, Na!" Nasihat Arini.
"Sakit, Tan," adu Ana sambil terus mengucek kedua matanya.
