"Hm, pelakunya b-bukan Dirga, Om," jawab Dirga terbata-bata. Namun, saat kedua mata Zamdan melotot ke arahnya membuatnya ganti jawaban. "Eh, i-iya, Om. Memang D-dirga pelakunya."
Dirga memejamkan kedua matanya menahan takut. Dia ingin memukul mulutnya lagi, tapi takut tambah ketahuan oleh Zamdan. Berhadapan dengan Zamdan membuat tubuhnya gemetaran. Setiap gerakan yang dirinya lakukan membuatnya takut berbuat kesalahan lagi.
Dia menundukkan kepala sambil memilin masing-masing jarinya secara bergantian. Ingin rasanya dia tak sadarkan diri sejenak ataupun menghilang secara tiba-tiba dari hadapan Zamdan. Apalagi saat menatap wajah Zamdan yang semakin terlihat menakutkan.