Deg!
Jantung Dirga berdebar ketika mendengar teriakan dari Zamdan. Firasatnya mengatakan akan ada hal buruk yang akan terjadi setelah ini. Mana Adit malah cuma tertawa bahagia. Dia juga meninggalkan Dirga sendirian di depan pintu masuk. Benar-benar teman kurang ajar karena tidak ada sedikitpun rasa setia kawan.
Hujan semakin deras membuat Dirga semakin bimbang. Mau pulang keadaannya tidak memungkinkan, sedangkan mau masuk takut kena marah. Dia berulang kali menampar mulutnya sendiri. Semakin tambah hari, semakin tambah rusak pula mulutnya. Lidahnya juga tidak bisa diajak untuk kompromi, sehingga membuatnya kesulitan dalam mengendalikan ucapannya. Seperti inilah rasanya kalau orang sudah salah ngomong, pasti menyesal di akhir dan ingin mencabut ucapannya kembali.
Jduar!