"Anakku, kalau sudah besar nanti, jadilah anak yang penuh welas asih, mudah memaafkan, dan tidak keras kepala seperti seseorang. Ya sayang." Dinda mengelus-elus perutnya sambil mengatakan mantera ajaib yang sukses membuat Thomas menutup laptopnya dan mendengus kesal. Dia tidak bisa lagi menahan amarah atas kelakukan absurd sang istri. Jika beberapa suami kesal karena istrinya rajin belanja barang bermerk setiap hari, atau kesal karena sang istri lebih suka berkumpul dengan teman-teman sosialitanya. Thomas justru sedang diuji kesabarannya dengan permintaan sang istri yang ingin mengadopsi anak mantan istrinya yang bukan darah dagingnya. Can you imagine it?