"Mommy...." Bocah kecil itu langsung mengulurkan tangannya minta digapai begitu melihat Dinda masuk kedalam teras.
"Bagas sayang, maafkan mommy. Anak mommy ganteng sekali dan wangi." Dinda mengecup pipi kanan kiri, kening, dagu, dan semua yang ada di wajah anak tersayang.
"Maafkan aku ya pak bu. Aku....." Dinda merasa bersalah meninggalkan Bagas dengan orangtua yang masih belum diingatnya. Namun, dia tidak bisa mengungkapkan alasan dibalik menghilangnya diri seharian kemarin.
"Bapak dan ibu berharap kamu baik-baik saja nduk. Meskipun kamu masih belum mengingat siapa kami tapi kamu bisa ceritakan pada kami apa saja. Mungkin dengan begitu ingatanmu akan pulih." Bapak menatap sendu anak sulung yang dulu tegar dan ceria, kini tampak lemah dan selalu murung.
Arya dan ibu yang duduk mengitari membenarkan ucapan bapak dengan mengangguk pelan.
"Iya pak, terima kasih." Sahut Dinda lemah.