Saat itu mereka baru pulang dari acara Prom Night, perpisahan malam kelulusan. Berdua menaiki motor besar yang dikendarai Rico. Sesampainya didalam rumah sepi yang sudah dikunci dari dalam, Siska menarik tangan Rico menuju lantai atas dimana terdapat kamar utama. Pintu kamar yang tinggi menjulang dengan ukiran khas Jepara terbuka lebar didorong oleh tangan putih halus dengan jari lentik dari arah luar, menjadi saksi dimana semua itu bermula.
Saat itu, Rico bukanlah lelaki abnormal ataupun lelaki beristri yang akan mentah-mentah mengabaikan godaan seorang perempuan. Siska membuka sendiri satu persatu pakaian yang melekat ditubuh dengan pose elegan dan pelan-pelan mendekati sang pemangsa hingga akhirnya tersisa lingerie berbahan lace warna hitam memikat mata siapa saja yang memandang. Rico menelan saliva melihat pemandangan dihadapannya. Entah siapa sebenarnya pemangsa dan buruan, karena saat itu sang perempuan lah awalnya yang lebih dominan.
